#2019PrabowoPresiden Menjawab Tantangan #2019TetapJokowi

Oleh: Ismail Fahmi

Salah satu alasan penolakan deklarasi #2019GantiPresiden adalah tidak jelasnya siapa yang didukung oleh gerakan ini. Mereka yang menolak hestek ini menuntut agar kubu Ganti Presiden tidak main mengambang.

Mengingat tingginya volume dan tren percakapan tentang Ganti Presiden ini, mereka berharap agar setelah ganti hestek, terjadi penurunan dukungan. Asumsinya, tidak semua pendukung ganti presiden adalah pendukung capres yang diusung.

Pada tanggal 8 September telah diadakan deklarasi #2019PrabowoPresiden di Bandar Lampung. Setelah beberapa hari berlalu, bagaimana kondisi hestek baru ini? Apakah sama berhasilnya dengan hestek #2019GantiPresiden atau membuat masa pendukungnya terpecah? Kita akan jawab pertanyaan ini melalui data yang dikumpulkan oleh Drone Emprit (DE).

DATA

Kita gunakan tiga hestek: #2019GantiPresiden, #2019PrabowoPresiden, dan #2019TetapJokowi. Periode data yang kita gunakan dari tanggal 4-10 September. Periode ini cukup untuk melihat kondisi sebelum deklarasi dan sesudahnya.

VOLUME DAN TREN

Dalam periode tersebut, didapatkan volume percakapan di semua kanal sebagai berikut: #2019GantiPresiden 513k mentions, #2019PrabowoPresiden 131.6k mentions, dan #2019TetapJokowi 77.9k mentions.

Grafik tren sejak 4 September memperlihatkan #2019GantiPresiden awalnya sangat tinggi, dan #2019TetapJokowi relatif kecil, sedangkan #2019PrabowoPresiden paling buncit.

Namun mulai tanggal 8 September, hari deklarasi hestek buncit tersebut, volumenya langsung melejit, mengalahkan #2019TetapJokowi. Saat itu, #2019TetapJokowi mendapat 11.9k mentions, dan #2019PrabowoPresiden 38.3k mentions (tiga kalinya). Sedangkan #2019GantiPresiden masih bertengger dengan 69.5k mentions.

Hari berikutnya, 9 September, #2019PrabowoPresiden (45.7k mentions) semakin yakin meninggalkan #2019TetapJokowi (10.7k mentions), dan hendak menyusul #2019GantiPresiden (64.3k mentions).

Namun hingga hari ketiga, 10 September, #2019PrabowoPresiden masih belum berhasil menyamai #2019GantiPresiden. Kapan kedua hestek ini mencapai titik yang sama volumenya?

SNA

Dari peta SNA, tampak jelas bahwa hestek #2019GantiPresiden dan #2019PrabowoPresiden memiliki massa pendukung yang sama persis. Mereka dalam satu cluster. Overlapping tinggi.

Dibanding cluster #2019TetapJokowi, jumlah user dalam cluster kedua hestek di atas jauh lebih besar. Mereka aktif me-retweet status teman-temannya. Tingkat engagement dalam cluster ini sangat tinggi. Hal ini juga memicu echo chamber yang sangat kuat.

DOMINASI KANAL MEDIA

Dari kelima kanal media yang dimonitor DE, yaitu online news, Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube, semua didominiasi oleh #2019GantiPresiden.

Di antara kedua hestek lainnya, #2019TetapJokowi hanya unggul dibanding #2019PrabowoPresiden pada kanal Instagram saja. Kanal lainnya, hestek #2019PrabowoPresiden lebih unggul.

TIPE ENGAGEMENT TWITTER

Ada tiga tipe engagement yang dicatat DE dari Twitter: mention (status baru), reply, dan retweet. Kita buat grafik batang yang menggambarkan berapa banyak twit yang dibuat berdasarkan tipe engagement tersebut dari waktu ke waktu. Kita buat grafik untuk setiap hestek.

Dari perbandingan ketiga grafik, kita temukan bahwa #2019TetapJokowi lebih banyak mention (status baru), #2019GantiPresiden dan #2019PrabowoPresiden lebih banyak retweet.

Pola engagement yang tampaknya dilakukan oleh program komputer (bot) diperlihatkan oleh #2019TetapJokowi. Program lebih mudah memposting status baru, dari pada harus interaktif melakukan retweet dan reply. Apakah benar "probabilitas" penggunaan robot lebih tinggi pada hestek #2019TetapJokowi dibandingkan di kedua hestek lainnya? Kita lihat grafik eksposure.

EXPOSURE OLEH BOT

Grafik eksposure DE memperlihatkan berapa banyak twit dibuat berdasarkan profil user-nya. Profil dilihat dari jumlah follower. DE mengelompokkan jumlah follower sebagai berikut: 0-3, 4-25, 25-50, dst. Semakin sedikit jumlah follower, khususnya yang hanya 0-3 followers, semakin besar probabilitas user itu adalah bot.

Dari grafik eksposure ketiga hestek, #2019TetapJokowi ternyata memiliki karakteristik menarik. Users dengan followers 0-3 mendominasi jumlah twit (27% atau 16.9k twit), dan users dengan 4-25 followers juga tinggi jumlah twitnya (15% atau 9,6k twit). Berbeda dengan #2019GantiPresiden di mana users dengan 0-3 followers hanya 1.9% (9,3k twit), users dengan 4-25 sebanyak 8.3% (39.7k twit); dan #2019PrabowoPresiden untuk users dengan 0-3 sebanyak 1.4% (1.7k twit), dan user dengan 4-25 sebanyak 5.5% (6.9k twit).

CONTOH STATUS OLEH USER 0-3 FOLLOWER

Apakah benar bot digunakan oleh user dengan follower 0-3 akun? Kita bisa cek di DE dengan melihat sampel raw data oleh user tersebut.

Data random di Twitter untuk #2019GantiPresiden dan #2019PrabowoPresiden memperlihatkan isi status yang berbeda-beda, pada waktu yang beda, banyak berupa retweet. Gambaran ini lebih natural.

Sedangkan untuk #2019TetapJokowi di Twitter, ditemukan bahwa isi status banyak yang sama, pada menit yang sama, oleh user berbeda. Pola ini tipikal dilakukan oleh program komputer, yang memposting status baru dengan isi yang sama, oleh akun-akun robot yang berbeda pada saat bersamaan.

REACH

Seberapa banyak user di Twitter yang diduga terekspose percakapan dari masing-masing hestek? Dan berapa user yang aktif dalam percakapan ini? Kita lihat data grafik Reach.

Dari grafik Reach, tampak bahwa #2019GantiPresiden memiliki users dengan 0-3 followers terbanyak, yaitu 3.831 users, dan total users sebanyak 44.919. Diprediksi ini bisa mencapai 59 juta users.

Hestek #2019PrabowoPresiden memiliki users dengan 0-3 followers paling sedikit 998 users, dan total users 18.399. Total reach bisa mencapai 30 juta users.

Sedangkan hestek #2019TetapJokowi memiliki users dengan 0-3 followers sebanyak 1.173 users, dan total users sebanyak 11.061 users, dengan reach sebesar 18 juta users.

POLA STATUS DI INSTAGRAM

DE juga mengumpulkan data dari Instagram. Dari dashboard DE, mudah sekali melihat kalau ada propaganda melalui meme yang disebar ke kanal Instagram oleh program, atau postingan user yang random.

Pada #2019GantiPresiden dan #2019PrabowoPresiden, ada kesamaan pola postingan dalam sampel. Yaitu, isi caption beda-beda, gambar beda, oleh user berbeda, waktu yang random, dan ternyata spam iklan banyak. Pola semacam ini lebih dekat ke pola natural oleh user biasa.

Sedangkan pada #2019TetapJokowi ditemukan bahwa isi caption sama, gambar berbeda-beda, oleh user sama, dan pola waktu posting sama. Pola ini memiliki probabilitas dilakukan oleh program komputer, untuk menyebarkan meme yang berbeda-beda, namun tak cukup waktu untuk menyusun caption.

TOP INFLUENCER

Top 5 influencers yang paling besar mendapat engagement pada hestek #2019GantiPresiden ternyata mirip dengan pada hestek #2019PrabowoPresiden. Ada RajaPurwa, CakKhum, BangPino, AkunTofa, RanupsProSandi, alrasyidkhan11, dan ZAEffendy.

Sedangkan pada hestek #2019TetapJokowi ada RizmaWidiono, jokowi, INTANyk94, JajangRidwan19, dan RockyGerung. Kenapa ada RG di sini? Ternyata dari tabel Most Retweeted Statuses, paling atas adalah status dari RG berikut:

@rockygerung: "Buset makin mendidih. Ok, saya nyerah. Jangan maki saya lagi, jangan fitnah, jangan ngeroyok. Mulai hari ini saya bergabung dengan #Bong200 demi #2019TetapJokowi *Masuk akal gak ya?"

KESIMPULAN

Dari data DE di atas, dapat disimpulkan bahwa migrasi hestek dari #2019GantiPresiden ke #2019PrabowoPresiden menunjukkan tren yang bisa membuat kubu Prabowo cukup optimis. Tren hestek yang baru ini terus naik sangat pesat, meski dalam waktu yang singkat ini belum mencapai titik yang sama dengan hestek lama. Butuh berapa hari lagi akan mengejar #2019GantiPresiden? Kita tunggu.

Sementara itu hestek #2019TetapJokowi menunjukkan tren yang stagnan. Sedikit users yang turut meramaikan, dan paling banyak twit yang dibuat oleh users dengan follower 0-3 akun yang memiliki probabilitas sebagai robot cukup tinggi.

Tak banyak key opinion leader dari #2019TetapJokowi yang muncul sebagai top influencer. Hal ini kemungkinan merupakan indikasi bahwa kubu Jokowi tidak ingin bermain hestek. Tapi bermain konten tanpa hestek. Dan sedikitnya users yang terlibat dalam hestek ini menunjukkan dua kemungkinan: memang tidak banyak users pendukungnya, atau ada banyak pendukung tapi tidak diarahkan untuk membangun hestek #2019TetapJokowi. Perlu analisis lebih jauh untuk melihat yang sebenarnya.

CLOSING

Tampaknya perang hestek memasuki babak baru. Kita akan lihat apakah #2019PrabowoPresiden akan naik terus trennya, dan mengejar atau menggantikan #2019GantiPresiden, atau stagnan? Dan bagi pendukung #2019TetapJokowi, kini ada 'hantu' baru selain #2019GantiPresiden, yaitu #2019PrabowoPresiden.

Semoga di lapangan suasanya tetap kondusif. Aparat netral dan menjaga kebebasan berpendapat. Besarnya arus hestek-hestekan ini memperlihatkan kondisi di lapangan. Sebaiknya tidak ada upaya menghalangi, karena hanya akan menjadikan mereka sebagai victim, dan impact-nya akan jauh lebih besar gaungnya.