Politik "Labelisasi" di Balik Tagar

Oleh: Ayu Puspita

Kamis malam, 13 September 2018, media serempak menayangkan berita peluncuran resmi #2019TetapPancasila. Tagar tersebut digagas oleh Tim Alpha, tim yang dibentuk oleh relawan pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Tak berselang lama, muncul tagar lain: #2019TetapAntiPKI, yang digagas kubu opisisi. Bagaimana pemberitaan di media online dan terutamanya percakapan di media sosial terkait kedua tagar ini? Dan apa yang dapat dimaknai dapat kemunculan dua tagar tersebut?

Setting Data

Drone Emprit (DE) memonitor kedua tagar tersebut dengan menggunakan kata kunci: #2019TetapPancasila dan #2019TetapAntiPKI. Monoriting dilakukan dalam rentang 10-17 September 2019 baik di media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube) dan media online.

Temuan

Berita tentang tagar #2019TetapPancasila mulai diangkat oleh media-media mainstream dan menjadi puncak pembahasan pada malam tanggal 13 September 2018. Sejak sekitar pukul 20.00 malam, media online mulai merilis berita foto terkait acara peresmian tagar #2019TetapPancasila yang dilakukan oleh tim Alpha bersama dengan GP Anshor.

Media yang paling banyak memberitakan terkait acara peresmian tagar ini adalah Republika dan Liputan6.com. Beberapa situs berita online lainnya yang juga memberitakan adalah Warta Ekonomi, Merdeka.com, dan Antara News.

Segera setelah berita-berita tersebut beredar, warganet memberikan respons di media sosial. Terlihat perbincangan di media sosial terkait tagar ini mulai menanjak pada hari yang sama ketika tagar ini diluncurkan hingga titik puncaknya pada 14 September 2018.

Di Twitter, jumlah perbincangan turun setelah terjadi puncak pembicaraan pada 14 September. Namun, tidak demikian dengan perbincangan di Facebook serta Instagram. Di kedua media sosial ini tercatat adanya peningkatan kembali perbincangan yakni pada 16 September. Peningkatan pada kedua platform media sosial ini ditengarai terjadi karena artikel dari Warta Ekonomi yang membahas bahaya penggunaan tagar #2019TetapPancasila.

Jika dilihat dari status-status yang paling banyak dibagikan, sebagian besar berisi protes atas maksud peresmian tagar #2019TetapPancasila yang dihubungkan dengan strategi pemenangan kubu tertentu dalam pemilu 2019. Beberapa kutipan dari tweets tersebut:

“Ada yg Deklarasi #2019TetapPancasila Jejak digitalnya sebaliknya.. Malah diusir massa akibat bikin acara temu kangen ExPKI! Kalian waras? Kalian hanya PROVOKASI! #2019tetapAntiPKI agar orang2 spt ONENG jadi aktivis kembali dijalanan #2019PrabowoPresiden #2019GantiPresiden https://t.co/vE9nHW53Zu” - @elfizal, 14 September 2018, 05:48 WIB (1.495 retweet)
“Deklarator #2019TetapPancasila sejatinya sedang PROVOKASI bhw Pendukung JOKMAlah yg Pancasilais... Kalian JAHAT! Jejak digitalmu parah! Bikin acara temu kangen ExPKI! Mari gaungkan #2019tetapAntiPKI dijalanan lg #2019PrabowoPresiden #2019GantiPresiden https://t.co/f2kU7wWTih” - @RanupsProSandi, 14 September 2018, 06:16 WIB (1.487 retweet)
“Antek2 PKI bikin hestek #2019TetapPancasila kitamah gosah protes berlebihan krn PKI emang gitu gayanya , DN Aidit saja bukunya berjudul Membela PantjaSila padahal PKI tsb anti Panca Sila . tinggal kita bikin aja #2019tetapAntiPKI atau #2019TumbangkanRezimPKI . bereskan?” - @RestyCayah, 13 September 2018, 20:28 (1.407 retweet)

Selain komentar bernada protes, juga ada status-status yang berisi survei singkat mengenai penggunaan tagar tersebut. Penggunaan tagar oleh akun-akun yang memiliki afiliasi dengan kubu pendukung Jokowi-Ma’ruf tidak banyak tampak kecuali pada akun @CH_chotimah dan @Rizma_nov yang masing-masing hanya mendapatkan 440 dan 209 retweets.

“Jika Rizieq siap menangkn PS agar dia bisa pulang & semua kasus ditutup,bisa jd HTI siap menangkn PS agar pembubarn ormas anti Pancasila ini bisa dibatalkn. Ingat,salah 1 yg dukung HTI ajukn banding adlh P.Gerindra. Ga ada yg gratis. #2019TetapPancasilahttps://t.co/4MXWe7hdLD” - @CH_chotimah, 16 September 2018, 20:38 WIB (440 retweet)
“Ya Tuhan... Kabulkanlah Keinginan Kami Agar Pak Prabowo Bisa Menjadi Presiden, Aamiin.. 👉 Terserah Menjadi Presiden Dimana Saja, Asal Tidak Di Indonesia.!!! Biar Beliau Bisa Debat Pakai Bahasa Inggris. #JokowiLagi #2019TetapJokowi #2019TetapPancasila” - @Rizma_Nov, 14 September 2018, 20:45 (209 retweet)

Dari sisi hashtags, terlihat bahwa selain #2019TetapPancasila, banyak juga tweets yang menggunakan #2019tetapAntiPKI. Dari top twit di atas memang dua tagar tersebut kerap yang muncul.

Dari sisi perbandingan antara #2019tetapantiPKI  #2019TetapPancasila, hasilnya adalah #2019tetapAntiPKI justru 3 kali lipat lebih banyak digunakan di Twitter ketimbang #2019TetapPancasila.

Baik #2019TetapPancasila maupun #2019tetapAntiPKI  mulai digunakan pada tanggal 13 September 2018 dan memiliki pola tren yang sama pula meskipun dalam jumlah mention yang berbeda. Tagar #2019tetapAntiPKI lebih banyak berisi respons balik dari akun-akun dengan afiliasi oposisi atas makna tagar #2019TetapPancasila yang dianggap menuduh kubu oposisi sebagai tidak Pancasila dan tuduhan bahwa kubu Jokowi-Ma’ruf justru yang melindungi PKI.

Pembacaan SNA atas kedua tagar tersebut menunjukkan bahwa kedua tagar justru banyak digunakan oleh kubu oposisi. Tidak terlalu terlihat perbincangan dari kubu pro Jokowi-Ma'ruf kecuali dari akun seperti @CH_chotimah seperti yang telah disebutkan di atas.

Analisis

Dari data di atas, media (pemberitaan) cukup menyorot memberitakan peresmian #2019TetapPancasila oleh relawan pemenangan Jokowi-Ma’ruf pada 13 September malam. Meski demikian, dalam di media sosial sendiri, tagar ini tidak tampak digunakan oleh akun-akun yang memiliki afiliasi dengan Jokowi-Ma’ruf. Hanya ada satu akun yang paling banyak menyebarkan tagar ini, yaitu akun @CH_chotimah. Justru kubu oposisi-lah yang banyak menggaungkan tagar ini beserta tagar tandingan mereka, yaitu #2019tetapAntiPKI.

Narasi yang membesar di kubu oposisi adalah bahwa #2019TetapPancasila bermakna me-"liyan"-kan mereka yang tidak berada dalam barisan kubu Jokowi-Ma’ruf: yang bukan pendukung Jokowi-Ma’ruf dianggap sebagai kelompok tidak bersifat Pancasila. "Tuduhan" tersirat ini membuat kubu oposisi balas menyerang menggunakan #2019tetapAntiPKI. Tagar ini bukan semata dapat diartikan bahwa kubu oposisi juga adalah Pancasila seperti halnya kubu pendukung Jokowi, melainkan juga mengangkat kembali isu PKI yang selama ini menjadi isu serangan terhadap kubu Jokowi. Tentu juga, #2019tetapAntiPKI itu juga secara tersirat me-"liyan" kan kelompok tertentu.

Di balik kedua tagar tersebut ada sugesti untuk melabeli diri siapa dan lawan siapa. Label yang positif tentu dipredikatkan pada satu kelompok dan kelompok lain dihadiahi label yang negatif. Pertempuran "labelisasi" itu, meskipun tidak tampak eksplisit, kesannya tidak dapat diabaikan di balik kedua tagar itu: #2019TetapPancasila maupun #2019tetapAntiPKI.

Frasa #2019TetapPancasila misalnya memang memiliki makna netral. Namun, ia akan berbeda ketika berada dalam konteks kontestasi. Oleh karena itu, makna tersebut akan bergeser ketika frasa yang digunakan ditempelkan pada identitas kelompok tertentu walaupun tidak diungkapkan secara eksplisit. Demikian pula pada #2019tetapAntiPKI. Jadi, tagar #2019TetapPancasila atau pun  #2019tetapAntiPKI bukan semata merujuk topik apa yang sedang trending, melainkan ada "politik labelisasi" yang diam-diam beroperasi di balik tagar itu.