Oleh: Gigih Bondan Hartaji
Pada pekan ini, muncul kabar akusisi saham Freeport (dilunasinya divestasi Freeport). Drone Emprit (DE) membuat satu projek untuk memonitoring tentang hal tersebut baik di kanal media online maupun media sosial Twiter untuk menangkap pemberitaan dan percakapannya. Kata kunci yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni Freeport, ditambah kata kunci filter yakni akuisisi. Rentang waktu pemantauan yakni 16-22 Desember 2018.
DATA
Volume dan Tren
Hasil pantauan terkait isu akuisisi saham Freeport cukup tinggi. Total mention dalam sepekan ini sebanyak 29.259; dengan komposisi 1.693 mentions di media massa dan 27.566 di media sosial.
Sayang besarnya volume mention terkait isu akuisisi saham Freeport tidak bertahan lama. Hal ini ditunjukkan oleh grafik tren yang justru cenderung menurun satu hari setelah pengumuman akuisisi saham. Menariknya, peak atau puncak mention baik di media online maupun media sosial muncul bersamaan di tanggal 21 Desember 2018.
Topik Pemberitan
Pada peta pemberitaan, topik terkait Freeport yang paling tinggi mendapat porsi pemberitaan oleh media. Dominasi pemberitaan yang muncul hanya bersifat informatif walaupun di beberapa pemberitaan, ada adu klaim yang diarahkan ke persoalan politik.
Muncul juga pemberitaan terkait pernyataan ekonom Faisal Basri yang menilai bahwa apa yang dilakukan pemerintah terkait saham Freeport merupakan kebodohan karena membeli asset milik negara sendiri.
Topik Percakapan
Dari deretan top 15 most retweeted, didominasi twit yang bersifat mendukung dan mengapresiasi kebijakan dan langkah-langkah terkait akuisisi saham Freeport.
Sama halnya pada temuan di topik pemberitaan, di most retweeted juga muncul saling adu klaim yang mengarah kepada kepentingan pertarungan Pilpres 2019.
Hashtags
Hestek yang muncul dalam percakapan yang menonjol yakni #FreeportMilikIndonesia, #01IndonesiaMaju, #01JokowiLagi.
SNA
Peta SNA menunjukan @jokowi menjadi pusat percakapan yang paling kerap di-retweet. Namun, akun-akun lain dari kubu petahana tidak terlalu tampak ramai muncul. Kubu oposisi juga muncul, namun tidak terlalu besar hadir dalam percakapan.
ANALISIS
Berikut beberapa poin yang bisa disampaikan berdasarkan data di atas.
Pertama, Perhatian media dan publik terkait keberhasilan PT. Inalum untuk membeli saham Freeport sebesar 51% cukup tinggi. Namun, sayang euforia tersebut tidak berjalan lama (sesaat).
Kedua, munculnya langkah-langkah untuk mengakuisisi 51% saham Freeport tentu saja menuai pro kontra, bahkan muncul saling klaim yang diarahkan untuk pertarungan Pilpres 2019. Hal ini dibuktikan munculnya beberapa twit yang menyindir kubu oposisi dan munculnya hestek yang selama ini sering disematkan pada konten kampanye, khususnya petahana.
Ketiga, kontra terhadap kebijakan ini nampak dipicu oleh asal muasal dana yang digunakan untuk mengakuisisi saham Freeport adalah hasil dari Global Bond yang PT. Inalum. Menurut ekonom senior Faisal Basri, apa yang dilakukan pemerintah saat ini terkait akuisisi saham Freeport adalah sebuah kebodohan.
CLOSING
Pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya yakni memastikan bahwa kontra yang dihadirkan oleh pelbagai pihak, seperti Faisal Basri misalnya terkait akuisisi saham Freeport tersebut adalah sebuah kebodohan, tidaklah benar. Untuk memastikan hal tersebut, tentu dibutuhkan keterbukaan dan penjelasan yang betul-betul bisa diterima. Dan kelak, sejarah akan ikut memperlihatkannya.