Anak tanpa gadget, mungkinkah?
Jaman saya dulu sangat mungkin, belum ada gadget bagus. Sekarang? Sulit. Tapi menurut AAP, harus dibatasi maks 1 jam untuk preschool. Gantinya?
"Lantai, tembok, telor pecah bisa dibersihkan. Otak tak distimulasi, IQ turun selamanya."
Ini panduan dari AAP Sd 2 tahun: no gadget at all, kecuali video call (misal sama kakek nenek) Preschool: maks 1 jam sehari, program yg berkualitas SD, SMP, SMA: diatur jangan sampe mengganti aktivitas penting lain spt 1 jam olahraga, makan keluarga, tidur cukup, downtime.
Masa perkembangan anak sampai usia 3 tahun disebut dengan golden age atau golden moment. Kurang lebih 80% perkembangan otak manusia berada dalam periode ini. Perkembangan jumlah sel yang kurang pada masa ini menyebabkan kekurangan sel yang permanen.
Masih nebeng mertua, rumah kecil? Setiap keluarga punya tantangan. Solusi musti dipecahkan sendiri.
Intinya ada di: PERSPEKTIF ORTU. Menyerah atau berjuang?
Dulu kami tinggal sama mertua, lalu di apart kecil. Ruang tamu, keluarga, makan, belajar, dan main, semua jadi satu.
Bukannya dari YouTube anak bisa cepat berbagai bahasa, hapal lagu, huruf, dan tenang? Anak kalau hanya distimulasi layar 2D, tangan tidak pernah meraba 3D, hidung tidak cium bau, mata tidak lihat gelap terang, .. apa kabar dengan sel2 otaknya? 3 tahun golden age = LEWAT
Banyak ide kegiatan untuk mengisi waktu anak agar otaknya tidak hanya distimulasi oleh layar 2 dimensi. Dan ini tidak butuh rumah besar.
- Menyanyi
- Membaca
- Petak umpet
- Permainan edukatif
- Mainan Kartu
- Main Kotor2an
- pas makan: ajari nama makanan, Nabi, burung, dll.
Screen Time
Patricia Kuhl, world’s leading brain scientists and runs experiments with more than 4,000 babies/yr. “Even if you show them captivating videos, the difference is extraordinary. You get genius learning from a live human being, and zero learning from a machine.”
Sulit? Khawatir?
Besarkan anak dg ilmu pengetahuan, terus belajar. Kuncinya ada di perspektif kita sebagai orang tua. Mau punya rumah besar, ada pembantu, bisa beli mainan edukatif dan buku apapun, kl perspektif kita blm terbangun ya ndak akan jalan.
Meta Awareness Bagaimana dengan anak usia sekolah? Dorong mereka untuk tidak "kosong pikiran" atau "hanya enjoy" saat akses internet/YouTube. Tapi minta mereka punya meta awareness: "goal" dan "niat". Niat untuk belajar coding, bikin video, dan jadi creator, bukan user.
Ortu jaman saya dulu dengan sekarang beda tantangannya. Bagaimana agar ortu now bisa menemani anak2 kita dengan aktivitas digital yang bisa membawa mereka menjadi literate, kreator, dan kompetitif? Saya rekomendasikan ini: https://thepci.org/100m
Your Teen is (Literally) Crazy Menjelang anak2 kami usia belasan tahun (teens), kami mulai pusing. Mereka mulai tidak sweet lagi, sering bikin marah. Buku ini sangat membantu kami memahami mereka. Ternyata otak sedang berkembang pesat, efeknya kelakuan spt orgil sulit dipahami.
Soal bullying, pornografi, pertemanan, menarik diri, ndak percaya diri, ndak mau dengar ortu, suka tanya dan berargumen, macam-macam pokoknya. Khas teens. Awalnya kesel dan sedih, karena mereka berubah. Jadinya lebih sabar setelah paham otak mereka lagi proses wiring.
Bonus Sebagai penutup thread ini, saya share empati dan simpati saya kepada para ortu yang ngurus anak sendiri tanpa pembantu, dan berusaha keras membatasi gadget, tv, segala screen kepada anak. Toddler: rumah pecah Teens: hati dan pikiran pecah I feel you
Link: https://twitter.com/ismailfahmi/status/1380306335053438976