Analisa Debat Capres Keempat: Mengapa Jokowi Kalah Unggul di Media Sosial?
Oleh: Windo W
Drone Emprit (DE) telah membuat projek untuk memantau tiap capres dari 01 dan 02 selama debat pilpres keempat kemarin, pada malam minggu, 30 Maret 2019, mulai pukul 8 malam hingga 10.30 malam.
Kali ini, pemantauan dikhususkan di satu kanal media sosial, yakni Twitter. Namun, secara umum diberi gambaran terkait perbandingan di seluruh kanal menyangkut popularitas masing-masing capres selama debat kemarin.
Dari data yang tertangkap oleh DE, Jokowi unggul di media online. Namun, kalah popular di kanal media sosial. Jika semua tipe kanal digabungkan, Jokowi berada di bawah Prabowo (57%: 43%).
Tulisan ini mau menganalisis mengapa Jokowi kalah di media sosial khususnya di Twitter?
SENTIMEN PERCAKAPAN
Kita lihat dulu dari sisi sentimen. Jokowi kalah unggul dibandingkan Prabowo dalam sentimen positif. Dari sentimen negatif, Jokowi lebih banyak muncul dibandingkan Prabowo. Prabowo unggul dari sisi sentimen, yang muncul selama debat kemarin di Twitter.
INTERAKSI PERCAKAPAN
Kita lihat juga tingkat interaksi percakapan.
Hasilnya, dari data yang diperoleh, tingkat interaksi percakapan tentang Jokowi di bawah Prabowo. Percakapan tentang Prabowo sepanjang debat kemarin menggunguli interaksi percakapan tentang Jokowi.
LIMA PERCAKAPAN TERATAS
Dari 5 percakapan teratas terkait Jokowi, 4 di antaranya adalah percakapan dari akun pendukung 02. Percakapan mereka berisi poin-poin yang disampaikan Jokowi selama debat, lalu dibandingkan dengan Prabowo yang dinyatakan lebih unggul dari sisi gagasan. Isu negatif untuk Jokowi seperti e-government, janji drone Jokowi pada pemilu lalu yang diangkat kembali saat Jokowi bicara tentang radar, dan anggaran pertahanan.
Sementara sebaliknya, dari 5 percakapan teratas terkait Prabowo, justru didominasi oleh akun-akun pendukungnya. Percakapan positif tentang Prabowo muncul dalam percakapan teratas (berdasarkan jumlah paling banyak mendapat retweet). Isu-isu positif tersebut seperti Prabowo yang memperjuangkan Pancasila, performa Prabowo yang all-out selama debat, peduli kedaulatan dan kecintaannya kepada TNI.
TOP INFLUECER
Influencers dalam percakapan Jokowi, selain akun @Jokowi sendiri, juga ada akun media seperti @detikcom dan @MataNajwa. Namun, juga ada influencers dari akun-akun 02. Yakni @CakKhum dan @fadlizon.
Berbeda dengan percakapan tentang Prabowo, justru top influencer lebih didominasi oleh akun-akun 02, yang pada akhirnya menguasai percakapan tentang Prabowo sehingga punya kesempatan untuk mengamplifikasi narasi positif tentang Prabowo.
TOP HESTEK
Pada masing-masing percakapan terkait kedua capres, saling diisi oleh hestek yang mempromosikan kedua capres. Top hestek paling menonjol terkait percakapan Jokowi dimenangi oleh hestek yang mengamplifikasi tentang Dilan (Digital Melayani). Hestek ini menjadi trending topic selama debat dalam percakapan tentang Jokowi. Dalam percakapan tentang Prabowo, yakni hestek PrabowoBentengNKRI.
TOP IMAGES
Dalam percakapan Jokowi, meme yang paling banyak muncul dan dibagikan yakni terkait Dilan. Meme ini muncul tak lama setelah Jokowi memunculkan istilah Dilan untuk menyebut Digital Melayani. Pilihan diksi dan meme seperti ini tentu dapat dibaca: upaya 01 untuk menyasar pemilih milienal. Dari sisi popular, dengan memunculkan pilihan kata tersebut, meme terkait Jokowi yang dikaitkan dengan Dilan cukup mencuri perhatian dan menghibur.
Sementara dalam percakapan tentang Prabowo, meme yang muncul tidak semenarik dan menghibur seperti dalam percakapan Jokowi. Meme lebih memunculkan prestasi dan juga ada meme dalam bentuk menyerang Prabowo, berbeda dengan Jokowi, hampir sebagian besar memenya bersifat mempromosikan Jokowi.
SNA
Dari peta SNA, ada dua klaster. Klaster perbincangan tentang Prabowo dan Jokowi. Kedua klaster tidak terlalu berbeda jauh secara ukuran. Namun, dilihat dari kepadatan yang menunjukan pola atau tingkat interaksi, pola interaksi dari kubu oposisi terlihat lebih tinggi ketimbang dari kubu petahana.
ANALISIS
Dari data tersebut, dalam soal meme dan hestek, Jokowi dalam debat kemarin bisa dikatakan tidak kalah. Tapi, dari sisi lain, percakapan Jokowi tidak lebih mengungguli Prabowo dari sisi popularitas dan sentimen.
Ada beberapa poin yang bisa disampaikan untuk menjelaskan mengapa Jokowi tidak lebih unggul dibandingkan Proabowo di media sosial (Twitter).
Pertama, tingkat interaksi percakapan tentang Jokowi lebih rendah dibandingkan Prabowo.
Kedua, percakapan teratas dan influencer percakapan tentang Jokowi diwarnai atau bahkan didominasi oleh akun-akun oposisi. Ini yang menyumbangkan sentimen negatif ke Jokowi cukup signifikan selama debat kemarin di kanal percakapan di Twitter.
Ketiga, klaster percakapan tentang Jokowi menunjukkan klaster 01 tidak kecil. Namun, kepadatan atau pola interakasinya tidak sebaik akun-akun 02.
CLOSING
Paling tidak, tiga penjelasan tersebut menjelaskan mengapa percakapan Jokowi tidak lebih unggul dari Prabowo di Twitter. Tentu, buat tim Jokowi, punya pekerjaan yang tidak ringan untuk memenangi peta pertarungan di media sosial (Twitter). Kita lihat, apakah ada perubahan kekuatan dalam percakapan tentang Jokowi saat debat terakhir nanti sebelum masa tenang ataukah justru kondisi yang sama tetap terjadi.
Kemenangan memang tidak ditentukan di media sosial, namun media sosial merupakan salah satu kanal untuk membangun persepsi. Pertarungan persepsi inilah yang perlu diperhatikan, sebab juga dapat mempengaruhi pilihan audiens.