Analisis Cluster Ketiga (X): Dukungan Masif Real User dan Coordinated Spam Posting

Oleh: Ismail Fahmi

Kemaren ramai di Twitter soal ini. Jadinya saya buat analisis lengkap.

Ada fenomena beberapa kali terjadi trending topic di Twitter Indonesia dipenuhi oleh sekumpulan tagar, yang saling berhubungan, dan naik bersamaan. Kenaikan tagar-tagar ini membuat kampanye tagar lain jadi tertutupi.

Bagaimana fenomena ini terjadi? Apakah penggunaan bot untuk menaikkan tagar ini akan efektif?

Kita analisis tagar yang muncul pada tanggal 28 Februari 2019, yang mewarnai top trending topic Twitter. Setidaknya, ada 4 tagar yang trending: #PembohongJanganDipilih, #BohongLagiBohongLagi, #PemimpinHobyPHP, dan #JanganPilihPendusta.  

TREN

Dari grafik tren volume percakapan, tampak bahwa tagar ini mulai muncul sekitar pukul 13:00. Awalnya jumlah mention sangat kecil 267 mention (pukul 12:00), dan naik sebanyak 12k mention dalam satu jam; ini kenaikan yang tidak natural. Lalu pelan-pelan turun, dan naik lagi perlahan pukul 16:00.

Profil pola interaksi yang dilakukan menunjukkan, kenaikan drastis itu dibangun melalui twit mention baru (warna biru) yang sangat tinggi, mengalahkan pola RT dan Reply. Total sebanyak 38.7% berupa mention, 31.9% reply, dan hanya 29.31% untuk RT.

Tingginya mention merupakan indikasi adanya spam twit. Biasanya berisi teks yang sama, dikirim oleh banyak akun. Akibatnya, interaction rate cukup rendah, hanya 1.58.

SNA

Untuk melihat siapa yang mengangkat tagar ini, kita bandingkan SNA percakapan tentang tagar tersebut dengan tagar #ThePowerOfEmakEmak yang sebelumnya sudah diketahui dilakukan oleh akun real dalam cluster 02. Tampak jelas bahwa ada cluster baru (X) yang berbeda dengan cluster utama 02 yang selama ini muncul dalam pertempuran melawan cluster 01.

Cluster X ini sangat masif anggotanya, dan dari pola interaksi yang random memperlihatkan banyak akun real yang terlibat di dalamnya. Hampir tak tampak pola repetitif seperti yang dilakukan oleh bot. Jika murni dan original, harusnya cluster seperti ini bisa menghasilkan interaction rate yang tidak serendah sekarang 1.59.

Top influencers yang mengangkat tagar ini kebanyakan bukan influencer dalam cluster 02. Menandakan bahwa ada cluster yang cukup eksklusif mengangkat tagar ini.

Narasi dalam most retweeted statuses juga menampakkan narasi yang original oleh influencer-nya, sehingga mendapat banyak engagement (RT, Reply).

SPAM DAN BOT

Nah, sekarang kita lihat lebih detail pola yang ditampilkan oleh data. Dari dashboard Drone Emprit, dengan mudah bisa dilihat adanya teks yang duplikat dan dikirim secara masif oleh banyak akun yang berbeda.

Contoh pertama, teks duplikat “Khilafah, Janji dan Solusi. Oleh : Abu Shafar [hashtag]  [hashtag] [hashtag]” dalam 155 kali mention baru, belum termasuk RT dan Replies yang diterima.

Contoh kedua, teks duplikat “…rasional,  emosional, maupun secara legal yang dapat mematahkan arus dukungan  terhadap penegakkan khilafah. [hashtag] [hashtag] [hashtag]” dalam 325 kali mention baru, belum termasuk RT dan reply.

Contoh ketiga, teks duplikat “Uninstall Rezim Ingkar Janji, Restart Sistem Islam! | Oleh: Iranti Mantasari, [url] | Mahasiswa Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam UI [hashtag] [hashtag] [hashtag] “ dalam 430 twit baru.  

Teks itu merupakan bagian judul dari sebuah artikel, yang kemudian setiap bagian teks berikutnya juga diposting sebagai twit baru sebanyak ratusan kali, belum termasuk RT dan replies.

Di akhir setiap teks yang duplikat, selalu disisipkan kode random. Tujuannya untuk menghindari deteksi spam oleh Twitter. Kalau teksnya sama persis, maka Twitter akan menganggap itu spam, dan akun-akun yang terlibat akan di-suspend.

ANALISIS

Strategi spamming menggunakan teks yang diambil dari satu atau dua artikel seperti ini, adalah cara yang  paling mudah untuk menaikkan tagar. Tinggal disisipkan tagar yang ingin dijadikan trending di bagian akhir teks.

Pola di atas hanya bisa dilakukan oleh program komputer. Pola yang coordinated, repetitif, duplikatif, dan melibatkan ratusan mungkin ribuan akun yang bisa dikontrol, sehingga Twitter akan mengira terjadi trending topic. Cukup dengan sekali tombol di tekan, bum...terjadi trending topic dalam waktu yang telah diprogram.

Setelah terjadi trending, berikutnya akun real yang akan meneruskan perjuangan, melakukan percakapan secara natural. Twit-twit dari top influencer akan mendapat respons yang paling tinggi dari akun-akun real ini.

Apakah cara seperti efektif untuk menyampaikan opini? Menurut saya tidak efektif.

Beberapa alasannya:

1) Mudah sekali dideteksi adanya spam konten duplikat yang digunakan, serta penggunaan akun bot yang dikontrol oleh program komputer untuk mengirim spam.

2) Adanya akun bot akan mengurangi kepercayaan publik karena menggunakan cara yang illegal menurut ketentuan Twitter.

3) Pelibatan robot akan menurunkan tingkat interaksi, sehingga dampak dari narasi yang digaungkan kurang terasa.

4) Cara ini hanya membohongi diri sendiri, hanya puas dengan trending yang diciptakan oleh robot.

CLOSING

Sebaiknya, jika memiliki kekuatan real user yang besar, tidak perlu menggunakan program komputer untuk menciptakan trending. Gunakan koordinasi langsung dengan relawan, dan bangkitkan semangat serta militansi dengan cara yang natural.