Oleh: Ismail Fahmi
Drone Emprit akan menganalisis bagaimana sebuah kampanye tagar dilakukan oleh kedua kubu 01 dan 02. Kita akan lihat kampanye #1000JendralDukungJKW dari kubu 01, dan kampanye #WeStandForFacebook dari kubu 02. Kita mulai dari yang pertama dulu: #1000JendralDukungJKW.
Insight Tentang #1000JendralDukungJKW
Kampanye tagar #1000JendralDukungJKW ini termasuk sangat masif, tinggi sekali volume percakapannya. Sebuah kampanye yang sangat bagus materinya, meme, video, dan kontribusi kepada popularitas Jokowi di media sosial cukup besar.
Dalam sehari bisa 43k percakapan di Twitter. Dan total dalam dua hari (10-11 Feb), terdapat 61.7k percakapan di Twitter, 2.3k di Instagram, dan 9 di YouTube.
Bergabungnya purnawirawan jendral dan komentar-komentar mereka mengapa mendukung Jokowi menjadi topik yang paling banyak dibicarakan.
Gambar meme dengan desain yang menarik berisi testimoni para purnawirawan menghiasi postingan di Twitter. Di YouTube ada beberapa video yang dibuat, namun masih minim penonton.
Percakapan di Twitter dimotori oleh para key influencer 01, seperti @asepjovirs, @MurtadhaOne, dan @ridlwandjogja.
Kekurangannya hanya pada rendahnya tingkat interaksi. Dalam periode 2 hari kampanye hanya didapat 1.26 interaksi per twit. Bahkan pada hari puncak kampanye (10 Feb), hanya ada 1.08 interaksi per twit.
Rendahnya interaksi disebabkan oleh tingginya twit baru yang tidak mendapat respons. Twit tersebut berisi sekumpulan teks yang sama, dikirim oleh belasan akun yang berbeda, pada waktu yang telah diatur. Pola “coordinated activities” ini hanya sedikit menghasilkan RT atau Reply. Meski demikian, berhasil menaikkan volume percakapan dan menghasilkan trending topic.
CLOSING
Secara volume percakapan dan materi kampanye, tagar #1000JendralDukungJKW termasuk yang sangat bagus. Namun, rendahnya interaksi ini menjadi pertanyaan apakah kampanyenya efektif mencapai real user.