Analisis Kekecewaan Atas Debat Pertama Pilpres 2019
Oleh: Ismail Fahmi
Drone Emprit menganalisis kekecewaan publik yang mengemuka melalui kanal Twitter dan Media Online. Untk analisis lengkap versi PDF, bisa didownload di sini:https://www.slideshare.net/…/evaluasi-kekecewaan-atas-debat…
SETTING DATA
Kata kunci: debat
Filter: kecewa, mengecewakan, jelek, payah, membosankan
Validasi:
- Ada dua penyebab kekecewaan netizen atas debat pertama, yaitu kecewa terhadap format debat yang dibuat KPU, dan kecewa atas performa paslonnya.
- Untuk analisis ini, hanya percakapan yang terkait dengan KPU yang dianalisis, dan sisanya dihapus dari data.
KESIMPULAN
Di Twitter, ekspresi kekecewaan sudah muncul pada saat debat sedang berlangsung. Pada hari berikutnya, volume percakapan tentang kekecewaan ini mencapai puncaknya. Selanjutnya, percakapan berkurang.
Isu kekecewaan yang banyak diangkat adalah:
- KPU membuka kisi-kisi soal sebelum debat.
- Peserta debat sudah menyiapkan contekan dan siap dengan jawaban bahkan sebelum pertanyaan selesai dibacakan.
- Peserta debat tidak bisa tampil original, tapi terkesan menyampaikan apa yang disiapkan timsesnya.
Mayoritas sentimen percakapan itu adalah negatif (79%).
Dari peta SNA (Social Network Analysis) tampak bahwa kubu yang paling banyak menyuarakan kekecewaan ini adalah netizen dari kubu 02. Juga ada figur seniman yang opininya paling banyak diaminkan (di-retweet) netizen, yaitu Sudjiwotedjo.
Kubu 01 tak tampak turut menyampaikan kekecewaannya atas format debat pertama ini.
Media Online menyampaikan pesan yang serupa dengan yang di media sosial, dan menyampaikan masukan dari para tokoh agar debat selanjutnya tidak lagi ada kisi-kisi, tidak boleh bawa catatan, dan yang lebih ekstrim dibiarkan untuk saling berdebat dengan waktu yang tidak terlalu dibatasi.