ANALISIS PENOLAKAN JENAZAH
Oleh Ismail Fahmi dan Tim
ANALISIS PENOLAKAN JENAZAH
Salah satu isu yang menjadi perhatian dan keprihatinan kita bersama akhir-akhir ini adalah, soal "penolakan jenazah" #COVID19 oleh sebagian warga. Drone Emprit menganalisa percakapan di Twitter dan media online untuk periode 10 hari terakhir.
RESEARCH QUESTION
- apa isu2 utama yang muncul?
- bagaimana response netizen atas penolakan ini?
- kenapa penolakan terjadi?
- bagaimana sebaiknya ke depan?
Keyword: penolakan, ditolak
Filter: meninggal, jenasah, jenazah, kubur, kuburan, dikubur.
DISCLAIMER
Analisis ini atas inisiatif Drone Emprit sendiri, tidak dibuat atas pesanan, ataupun dibayar oleh pihak manapun. Siapapun boleh menggunakan data dan analisis ini untuk keperluan yang baik.
EXECUTIVE SUMMARY
Buat anda yang tidak punya banyak waktu, bisa berhenti di halaman ini. Membaca 3 paragraph executive summary.
EXSUM /1
Pada periode 30 Maret-10 April, pemberitaan pun perbincangan tentang Penolakan Jenazah pasien positif Corona mulai menanjak pada 31 Maret. Tren sempat menurun setelah 3 April dan kembali meninggi pada 10 April.
EXSUM /2
Isu penting:
a) Harapan dan imbauan dari ormas (MUI, PBNU, Muhammadiyah,) agar tidak lagi terjadi penolakan;
b) Imbauan dari pejabat pemerintah (Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo) agar tidak ada penolakan; lanjut...
EXSUM /3
c) Kekhawatiran atau ketakutan bahwa penolakan tersebut merupakan cermin terkikisnya kemanusiaan;
d) Harapan agar semua pihak turut serta berikan edukasi agar tidak lagi terjadi penolakan.
EXSUM /4
Berdasarkan analisa teks, masyarakat secara umum menyayangkan penolakan tersebut. Publik melihat sebab utama penolakan adalah kurangnya edukasi dan informasi pada masyarakat, dan mempertanyakan langkah pemerintah dalam mengantisipasi agar tidak ada lagi penolakan.
EXSUM /5
Masukan: agar pemerintah pusat pun daerah bersatu padu dengan berbagai pihak, termasuk ormas, untuk mengedukasi bahwa penanganan jenazah dengan prosedur pemakaman Covid-19 adalah aman. Angkat sisi humanis dan pentingnya bersatu padu dalam menangani pandemi.
ONLINE NEWS
- Total 2.028 artikel mengenai Penolakan Jenazah.
- @detikcom yang paling banyak dengan 94 artikel
- disusul @republikaonline dengan 89 artikel, dan
- @kompascom dengan 66 artikel.
Pemberitaan mengenai sejumlah pihak seperti MUI, PBNU, Muhammadiyah, Polri berharap dan meminta masyarakat agar tak ada lagi penolakan jenazah, picu terjadinya puncak pemberitaan pada tanggal 2 April.
TOPIK BERITA
- sosialisasi keamanan jenazah Covid-19 harus ditingkatkan
- niat DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng akan tempuh jalur hukum terkait penolakan pemakaman perawat Nuria Kurniasih,
- cara tim khusus Polda Metro atasi penolakan pemakaman.
CONTOH BERITA
Response kepala daerah dan terhadap penolakan jenazah. @ganjarpranowo meminta maaf, @ridwankamil meminta warganya tidak menolak.
TWITTER > VOLUME & TREN
- Total 20.750 mention terkait isu penolakan jenazah
- Pola retweet mendominasi percakapan dengan 18.060 mention.
- Isu penolakan jenazah tenaga kesehatan korban Covid-19 picu terjadinya puncak percakapan pada 10 April.
SNA
Peta netizen di Twitter, satu cluster hampir semua menyesalkan penolakan jenazah dan kontra atas tindakan tersebut. Warna hijau artinya sentimen positif, melarang penolakan. Top influencer @ganjarpranowo, @ridwankamil, @Greschinov, @baru_karya, dan @dr_koko28.
AKTOR DAN NARASI
Langkah @ganjarpranowo lakukan pencegahan terhadap tindakan penolakan jenazah korban Covid-19 di Jawa Tengah dapatkan engagement terbanyak. Narasi lenyapnya virus 7 jam setelah korban terpapar meninggal dunia dinaikkan @ridwankamil.
AKTOR DAN NARASI /2
@Greschinov narasikan tenaga kesehatan telah terlalu banyak dizalimi oleh publik. @baru_kaya juga narasikan hilangnya hati nurani pihak penolak jenazah korban Covid-19.
ANALISIS EMOSI
Emosi netizen didominasi oleh ekspresi "fear" (takut) dan "sadness" (sedih).
- takut mulai hilangnya empati di antara warga
- kesedihan atas penolakan.
EMOSI "FEAR"
Tindakan penolakan jenazah korban Covid-19 ditakutkan sebagai bentuk hilangnya empati di antara warga, dan dikhawatirkan masih akan terjadi.
EMOSI "SADNESS"
Tindakan warga tolak jenazah korban Covid-19 munculkan ekspresi kesedihan, kekecewaan, kekesalan di antara warganet.
DEMOGRAFI NETIZEN
- Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta berturut-turut menjadi kota yang paling aktif memperbincangkan isu Corona di Jabar
- Percakapan lebih banyak dilakukan laki- laki.
- Rentang usia 19 hingga 29 tahun jadi yang paling banyak perbincangkan isu ini.
ANALISA BOT
Ketertarikan publik terhadap penolakan jenazah terpantau tinggi. Terlihat dari dominannya akun terindikasi organik yang bicarakan isu iniKetertarikan publik terhadap penolakan jenazah terpantau tinggi. Terlihat dari dominannya akun terindikasi organik.
CONTOH TOP STATUS
Berikut ini top 4 status yang paling banyak mendapat engagement. Dari @ganjarpranowo, @ridwankamil, @Greschinov, dan @baru_kaya.
GAP
Berita di media online itu berdasarkan informasi faktual di masyarakat. Memperlihatkan adanya beberapa kejadian penolakan jenazah. Netizen kompok menyayangkan penolakan tersebut. Ini memperlihatkan adanya gap antara masyarakat di daerah dengan common sense netizen.
MINIM INFORMASI
Banyak hal yang belum diketahui masyarakat tentang COVID19. Ini memberi ruang besar bagi menyebarnya informasi yang tidak benar. Misal tentang jenazah COVID19, entah apa yang menyebar di kanal WAG warga, sehingga muncul ketakutan yang membuat mereka menolak.
SOSIALISASI
Jika informasi yang benar sudah cukup banyak disampaikan ke masyarakat, baik lewat kanal WAG, tokoh masyarakat dan agama, serta aparat keamanan, ini akan mengurangi potensi penolakan dan meluruskan informasi yang salah di masyarakat.
BAHAYA STIGMA
Berita penolakan yang terjadi di banyak tempat ini menggambarkan adanya stigma serius di masyarakat. Bisa berakibat masyarakat menutupi status dan gejala COVID19 yang menimpa mereka, karena takut. Hubungan bermasyarakat juga bisa terganggu.
CLOSING
Dibandingkan cerita masyarakat yang sudah melek, menerima bahkan mendukung jenazah covid atau keluarga yang ODP, PDP, dan positif, mereka yang menolak ini lebih sedikit kasusnya. Dukungan ini yang perlu diamplifkasi, glofirikasi, shg membangun energi positif yang luas.