Analisis Perang Siber (2): #IndonesiaMaju v.s. #AdilMakmur
Oleh: Ismail Fahmi
Sebelumnya Drone Emprit sudah menganalisis perang siber pertama (1) antara dua hestek #IndonesiaMaju lawan #AdilMakmur, beberapa hari setelah penentuan nomor urut capres. Saat itu, tim hestek #IndonesiaMaju menang dengan tren dan volume percakapan yang lebih tinggi.
Sekarang setelah kurang lebih berjalan satu bulan, kita akan lihat bagaimana status pertempurannya. Bagaimana strategi masing-masing tim dilihat dari berbagai pola engagement? Siapa yang unggul? Mana yang lebih organik? Siapa yang menggunakan lebih banyak robot? Kita akan jawab menggunakan data dari Drone Emprit (DE) berikut.
Analisis ini silahkan dimanfaatkan oleh kedua kubu. Bisa jadi bahan evaluasi kinerja tim siber masing-masing yang tersebar di jagat maya. Free.
DATA
Hestek #IndonesiaMaju diusung oleh kubu pro petahana, sedangkan hestek #AdilMakmur oleh kubu pro oposisi. Masing-masing hestek menggambarkan jargon yang diusung oleh kedua kubu.
Drone Emprit terus memonitor kedua hestek sejak pertama kali muncul. Kira-kira mulai 22 September 2018. Hingga saat ini, monitoring terus dilakukan tanpa henti, dan akan terus dilakukan hingga saat pencoblosan bulan April 2019 nanti.
Dalam analisis kali ini, DE menampilkan tren percakapan selama satu bulan terakhir, dari 20 September hingga 20 Oktober 2018; juga tren seminggu terakhir dari 13-20 Oktober 2018 untuk melihat performa terkini dari kedua kubu.
TREN
Dari grafik tren 30 hari terakhir, kita lihat tim #IndonesiaMaju berhasil melakukan start yang sempurna. Langsung melaju dengan kecepatan maksimum, dan mencapai puncaknya dalam 2 hari: pada tanggal 22 September memperoleh 33k mentions. Sedangkan tim #AdilMakmur sedikit slow start, mencoba mengejar namun tak berhasil, dan hanya mendapatkan 24k mentions pada tanggal 22 September tersebut.
Setelah puncak tersebut, berikutnya tren terus turun pada kedua hestek. Tanggal 24-25 September tim #AdilMakmur sempat mengejar, lalu tertinggal lagi pada tanggal 26 September. Selanjutnya tim #IndonesiaMaju terus menang tipis di atas #AdilMakmur.
Titik balik terjadi pada tanggal 3 Oktober di mana #AdilMakmur meski pelan namun pasti, terus naik meninggalkan #IndonesiaMaju yang semakin melandai. Tren ini berjalan terus hingga hari ini ketika analisis dibuat.
Selama 30 hari terakhir, total volume percakapan #IndonesiaMaju sebesar 184k mentions, sedangkan #AdilMakmur sedikit lebihi tinggi yaitu 223k mentions. Dari total ini, #IndonesiaMaju berjaya di Instagram sebesar 33k mentions, sedangkan #AdilMakmur hanya 6k mentions. Hal ini tampak juga dari tren percakapan di Instagram, di mana tim #IndonesiaMakmur tidak pernah kalah. Namun di Twitter tim #IndonesiaMaju kalah dengan 151k mentions, sedangkan tim #AdilMakmur berjaya dengan 217k mentions.
Kalau khusus kita zoom-in periode seminggu terakhir, kita lihat perbedaan yang sangat mencolok. Tim #IndonesiaMaju hanya mendapatkan total 19k mentions, sedangkan tim #AdilMakmur berhasil menorehkan mention 6 kali lebih banyak yaitu total 66k mentions. Meski demikian, untuk Instagram #IndonesiaMaju masih tak terkalahkan dengan 5k mentions, sedangkan #AdilMakmur hanya 1.4k mentions.
SNA
Bagaimana peta pasukan siber dari kedua tim di Twitter? Kita lihat peta SNA untuk 30 hari terakhir, dan juga 7 hari terakhir.
Dari SNA 30 hari terakhir, tampak jelas polarisasi kedua tim berdasarkan hestek yang diangkat. Cluster #AdilMakmur mendapat 254k relasi retweet, sedangkan cluster #IndonesiaMaju 122k relasi retweet. Kedua cluster terpisah secara sempurna. Artinya, users yang mengusung masing-masing hestek memang dari kubu masing-masing.
Yang menarik, ada user @PollingLagi dan @bang_jeak__ yang berada dalam cluster #AdilMakmur, namun warna node-nya biru yang berarti akun ini lebih banyak mengangkat hestek #IndonesiaMaju. Kalau dilihat lebih detail, akun @PollingLagi ini sebenarnya lebih pro oposisi, namun dalam sebuah polling, hestek #IndonesiaMaju tampaknya mendapat retweet tinggi.
Hal menarik lain yang bisa dilihat pada cluster #IndonesiaMaju adalah ternyata cluster ini tidak solid berupa satu cluster besar. Di luar cluster ini, terhubung sebuah cluster kecil (sub-cluster). Dari warna node, cluster kecil ini turut mempromosikan hestek #IndonesiaMaju. Namun, pola relasi retweet antar user di dalamnya ternyata sifatnya tertutup dan repetitif. SNA Zoom-in pada cluster ini memperlihatkan adanya beberapa akun saling terhubung, dan di antara mereka membangun saling retweet yang cukup sering. Users dalam cluster kecil ini seolah ngerumpi sendiri, karena tidak membangun relasi dengan user organik dalam cluster besar.
Bagaimana peta SNA untuk percakapan selama 7 hari terakhir? Hasilnya masih mirip. Ada dua clusters besar sesuai dengan hestek yang diusung. Bedanya, volume relasi retweet yang didapat oleh cluster #AdilMakmur ternyata 6 kali jauh lebih banyak (91k relasi) dibanding #IndonesiaMaju (14k relasi).
Kedua clusters dibangun oleh user organik, namun khusus cluster #IndonesiaMaju terdapat sub-cluster yang bertugas khusus untuk membangun dan mengamplifikasi isu yang membawa hestek ini. Pola engagement-nya seperti ngerumpi, di mana users dalam sub-cluster ini bicara di antara mereka sendiri, tanpa interaksi dengan user organik dalam cluster utama.
USER AKTIF
Berapa banyak user aktif yang terlibat dalam percakapan di kedua hestek? DE menghitung jumlah user aktif unik ini dan mengelompokkannya berdasarkan jumlah follower yang dimiliki users. Kita lihat data 30 hari terakhir, lalu dibandingkan dengan data 7 hari terakhir.
Untuk percakapan 30 hari terakhir, cluster #IndonesiaMaju memiliki 32k users aktif, dan ini sedikit lebih banyak dibandingkan cluster #AdilMakmur dengan 30k users aktif. Users yang sangat populer dengan 100k lebih followers pada #IndonesiaMaju terdapat sebanyak 87 users, sedangkan #AdilMakmur hanya 15 users. Selain diikuti oleh top influencer yang lebih banyak, #IndonesiaMaju ternyata juga diikuti oleh users 0-3 followers sebanyak 4k, sedangkan #AdilMakmur hanya 2k users. Tampaknya, tingginya jumlah user aktif pada cluster #IndonesiaMaju karena dibantu oleh user-user dengan 0-3 followers ini.
Sedangkan untuk percakapan seminggu terakhir, situasinya berubah total. Cluster #IndonesiaMaju hanya diikuti oleh 3k users aktif, sedangkan #AdilMakmur oleh 14k users aktif atau hampir 5 kali lipatnya. Meski lebih sedikit, ternyata proporsi jumlah users 0-3 followers pada #IndonesiaMaju sangat tinggi yaitu 10%, sedangkah pada #AdilMakmur hanya 3%. Ini memperlihatkan semakin sedikitnya jumlah user organik yang turut terlibat dalam percakapan #IndonesiaMaju pada 7 hari terakhir, berbeda dengan pada saat awal kampanye dimulai. Sedangkan pada #AdilMakmur jumlah users organik tetap tinggi, bahkan top influencers-nya lebih banyak (9 users) dibanding #IndonesiaMaju (7 users).
ROBOT
Apakah ada pergerakan robot dalam kedua hestek? Kita lihat grafik Exposure dari DE, yang menampilkan distribusi jumlah twit berdasarkan user dengan jumlah follower-nya.
Salah satu cara yang paling mudah dalam membuat akun robot adalah dengan membuat program robot generator dalam waktu singkat, digunakan untuk mengamplifikasi hestek tertentu, lalu menghapus robot tersebut setelah tugasnya selesai. Robot yang sementara hidupnya ini tentu tidak cukup waktu untuk membangun follower, sehingga kecenderungannya akan memiliki sedikit sekali follower, atau tidak sama sekali. Dari sini, kita bisa lihat probabilitas penggunaan robot pada users dengan follower sedikit.
Namun perlu dicatat, teknik di atas adalah pendekatan sederhana, yang perlu diikuti dengan verifikasi langsung pada status-status yang dibuat oleh users kesepian tersebut. Dengan evaluasi semi manual, kita bisa lihat apakah postingan mereka organik atau programmatic.
Sekarang kita lihat pola exposure kedua hestek yang ditangkap DE. Pada hestek #IndonesiaMaju, status yang dibuat oleh user dengan 0-3 followers (11.52%) dan 4-25 followers (14.27%) ternyata jauh lebih tinggi dibanding pada hestek #AdilMakmur yang hanya 1.84% dan 6.81%.
Apakah itu berarti probabilitas penggunaan robot lebih tinggi pada #IndonesiaMaju? Belum tentu. Kita analisis tipe engagement-nya dulu. Biasanya kita bisa dapat info tambahan dari sini.
Pola engagement selama 30 hari terakhir menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kedua hestek. Pada #IndonesiaMaju 26% status berupa mention atau status baru, 68.51% adalah retweet. Sedangkan pada #AdilMakmur hanya 4.47% status yang berupa mention, dan sebagian besar 93.21% adalah retweet.
Untuk pola engagement 7 hari terakhir, persentasi mentions baru pada #IndonesiaMaju malah meningkat menjadi 41.73% dan 52.72% retweet. Sedangkan pada #AdilMakmur tidak jauh berbeda dengan 4.08% mentions baru dan 94% retweet.
Terakhir kita verifikasi raw data, berupa status yang dibuat oleh users dengan followers kecil ini. Status ditampilkan apa adanya berdasarkan urutan waktu, diambil 40 status terakhir. Pada #IndonesiaMaju, kita temukan tipe mention memang dominan, yang berarti lebih banyak berupa status baru pada users kesepian ini. Dan yang menarik, secara berurutan mudah ditemukan status dengan teks yang sam atau mirip, dibuat oleh beberapa users berbeda, dan dibuat pada menit-menit yang sama. Artinya status-status yang sama ini dikirim oleh beberapa users dengan followers kecil secara serentak.
Sedangkan pada #AdilMakmur, status yang sebagian besar berupa retweet ini sifatnya random teksnya, oleh users yang random, dan waktu yang relatif random juga. Pola ini menunjukkan interaksi yang lebih organik.
HASHTAGS
Hestek apa saja yang diangkat oleh masing-masing tim bersamaan dengan kedua hestek di atas? Untuk tim #IndonesiaMaju, mereka juga mengangkat hestek #JokowiLagi, #JokowiAmin, dan #SatukanIndonesia. Sedangkan tim #AdilMakmur mengangkat hestek #PrabowoSandi, #2019GantiPresiden, dan #2019PrabowoPresiden.
ANALISIS
Bagaimana status dan strategi perang siber antara kedua tim yang mengangkat dua hestek ini?
Secara umum, jika dilihat dari tren 30 hari terakhir, tim #IndonesiaMaju cenderung terus menurun serangannya. Dan sebaliknya, tim #AdilMakmur pelan-pelan semakin meningkat. Salah satu alasan mengapa ini terjadi, kemungkinan tim #IndonesiaMaju tidak selalu menggunakan hestek ini dalam status-statusnya, berbeda dengan tim #AdilMakmur yang relatif konsisten. Kemungkinan lain, tim #AdilMakmur yang lebih organik user-nya semakin banyak mendapat dukungan, dan semakin mudah membangun pesan yang viral.
Sifat user dan tipe engagement pada #IndonesiaMaju yang memiliki probabilitas dilakukan oleh program lebih besar dibanding pada #AdilMakmur tampaknya jadi salah satu penyebab. Meski banyak dibuat status baru, namun karena sebagian besar oleh user dengan follower 0 atau kecil, akibatnya tidak menimbulkan percakapan atau viralitas. Status tidak di-retweet, dan hanya menambah frekuensi mention hestek saja. Model seperti ini sulit membangun viralitas dan membutuhkan bantuan program agar hestek tetap terangkat. Jika tidak, bisa sangat berkurang tren dan volumenya.
Temuan menarik tentang kanal media sosial. Tampaknya Instagram menjadi battle ground penting kedua bagi tim #IndonesiaMaju. Mungkin karena jumlah pengguna Instagram lebih besar dari Twitter dan kebanyakan millenial berkumpul di sana daripada di Twitter, sehingga fokus pada kanal ini juga tinggi. Apakah tingginya volume mention di Instagram cukup efektif dalam mempengaruhi millenial? Ini perlu investigasi lebih lanjut. Yang pasti, jika tingginya frekuensi ini karena program atau robot, tentu tidak berdampak apapun pada engagement dengan millenial.
Hal menarik kedua, dari peta SNA tampak kalau tim #IndonesiaMaju tidak hanya dibangun oleh satu cluster besar organik, namun juga ditemukan adanya klaster-klaster kecil yang tidak memiliki interaksi dengan cluster utama. Hal ini memperlihatkan bahwa tim yang bertempur untuk #IndonesiaMaju bisa jadi terdiri dari beberapa kelompok pasukan yang terpisah, yang berkoordinasi melalui kesamaan hestek. Ada kelompok mainstream yang besar, dan ada kelompok khusus yang lebih kecil.
Sementara itu, tim #AdilMakmur relatif hanya terdiri dari satu cluster besar, dengan kepadatan yang sangat tinggi. Artinya, sesama user di sana saling follow, saling retweet, sehingga bisa membangun interaksi dan engagement yang kuat. Tak tampak adanya kelompok khusus yang beroperasi secara menyendiri dan terpisah.
Semakin berkurangnya volume percakapan #IndonesiaMaju, tampaknya disebabkan oleh semakin sedikitnya jumlah user aktif yang turut dalam percakapan, khususnya user organik. Pada awalnya total users aktif lebih tinggi dibanding #AdilMakmur, namun belakangan jumlahnya menyusut tinggal seperlimanya. Sudah sedikit, ternyata proporsi user aktif dari kalangan penyendiri dengan 0-3 followers cukup besar, 3 kali lipat lebih banyak dibanding pada #AdilMakmur. Hal ini membuat mentions yang dibuat oleh users tersebut kurang mendapat sambutan, sedikit engagement, sehingga kurang bisa viral.
Kondisi di atas, semakin sedikitnya jumlah users organik pada #IndonesiaMaju, mungkin jadi alasan mengapa penggunaan akun yang memiliki ciri robot sangat besar. Jika tidak diimbangi oleh akun-akun ini, tentu volume percakapan #IndonesiaMaju bisa jauh lebih sedikit. Setidaknya 11% percakapan disumbangkan oleh golongan ini.
KESIMPULAN
Tren percakapan #IndonesiaMaju cenderung turun; hanya panas di awal kampanye, namun terus berkurang volumenya hingga minggu keempat ini. Jumlah users aktif juga turun jauh dibandingkan rivalnya, meski sudah melibatkan akun-akun kesepian yang hampir nir-follower. Banyaknya users ini menyebabkan sulitnya percakapan menjadi viral. Selain adanya klaster utama, hestek ini juga diamplifikasi oleh klaster-klaster kecil yang terpisah. Hestek ini berjaya di Instagram, di mana para millenial lebih banyak ngendon.
Di sisi lain, percakapan #AdilMakmur mulai menunjukkan kenaikan sejak tanggal 3 Oktober 2018 setelah sebelumnya hampir selalu kalah. Mulai tanggal itu, volumenya cenderung terus naik meski sangat landai, dan jumlah users aktif yang terlibat juga jauh lebih banyak dibanding rivalnya. Sedikit sekali keterlibatan users dengan 0-3 followers, dan lebih banyak users organik. Ini yang menyebabkan lebih mudah membangun percakapan yang viral dalam cluster ini. Hestek ini berjaya di Twitter, namun kalah di Instagram.
CLOSING
Drone Emprit menyajikan data ini apa adanya. Deskripsi di atas untuk memudahkan membaca data yang dikeluarkan oleh DE bagi publik yang awam. Anda dari kubu manapun dipersilahkan membaca data dengan persepsi atau analisis sendiri. Mungkin hasil analisis DE ini tidak menyenangkan, tapi itulah data apa adanya yang ditangkap oleh DE. Semoga bermanfaat bagi kedua kubu sebagai bahan evaluasi tim buzzer masing-masing.