Peluncuran Danantara oleh Presiden Prabowo memicu sorotan. Proyek ini menjanjikan pertumbuhan ekonomi, tapi kontroversi soal transparansi dan potensi korupsi mulai mencuat.  Bagaimana pendapat publik?  By DE (ismailfahmi)

Pada 24 Februari, Presiden Prabowo meluncurkan Danantara, badan pengelola investasi dengan target mengelola $900 miliar untuk proyek berkelanjutan. Meski menjanjikan pertumbuhan ekonomi, publik mencemaskan kurangnya transparansi dan potensi korupsi dalam pengelolaan dana ini.

Apa saja isu-isu yang muncul? Bagaimana trennya? Bagaimana sentimen publik terkait Danantara? Bagaimana peta percakapannya? Yuk, simak analisisnya!

Isu Danantara mencuat dalam 2.4K artikel dan 68.9K mention di media sosial. Sentimen media online didominasi positif (91%) dengan harapan peningkatan investasi, sementara media sosial cenderung negatif (60%) karena kekhawatiran soal transparansi dan potensi penyalahgunaan.

Isu Danantara memicu sentimen negatif, terutama di media sosial, karena kekhawatiran soal transparansi, potensi pengalihan dana publik, dan risiko pengelolaan. Sementara itu, media online lebih menyoroti tujuan serta prospek positifnya bagi ekonomi.

Isu Danantara memicu protes soal risiko korupsi dan transparansi dana BUMN. Publik menyerukan penarikan dana dan membandingkannya dengan skandal investasi. Tagar #IndonesiaGelap & #BATALKANDanantara jadi simbol perlawanan, sementara pendukung mengusung #DanantaraPorosInvestasi.

Sentimen publik soal Danantara terpecah. Di media sosial, kekhawatiran soal transparansi, korupsi, dan pengalihan dana publik mendominasi. Sementara itu, media online menyoroti harapan investasi dan lapangan kerja, meski kritik tajam tetap kuat.

Percakapan tentang efisiensi anggaran pada periode 16-24 Februari 2025 dibahas dalam lebih dari 78 ribu mentions dengan lebih dari 66 miliar interaksi.

Media sosial memanas pada 18 Februari 2025, menyoroti pengalihan APBN Rp 325T ke Danantara, potensi korupsi, dan risiko investasi. Sementara itu, media online ramai pada 24 Februari 2025, fokus pada transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan ketat pengelolaan dana.

Dari 16-24 Februari 2025, percakapan tentang efisiensi anggaran didominasi oleh klaster publik kritis, publik umum, dan media.

Kritik muncul soal ketidakjelasan dana efisiensi anggaran dan potensi penguatan oligarki lewat Danantara. Publik skeptis pemerintah bisa kelola dana besar ini dengan transparansi, apalagi tanpa pengawasan KPK. Media juga menginformasikan protes terkait penyalahgunaan uang rakyat.

Di media online, 91% sentimen positif mencakup harapan investasi strategis, transparansi, akuntabilitas, dan lapangan kerja. Sementara itu, 3% sentimen negatif mencerminkan keraguan soal transparansi, potensi penyalahgunaan politik, dan risiko investasi buruk.

Di media sosial, 11% sentimen positif melihat Danantara sebagai strategi efisien mengelola dana BUMN. Namun, 60% sentimen negatif menyoroti potensi korupsi, kurangnya transparansi, pengalihan dana yang dinilai tak pro-rakyat, serta risiko investasi.

Publik khawatir korupsi dan risiko investasi Danantara. Kejutan muncul saat Prabowo libatkan mantan presiden dan tokoh agama dalam pengawasan. Namun, ketidaktransparanan dan keputusan pemerintah yang dinilai tak pro-rakyat memicu kemarahan.

Isu utama Danantara mencakup risiko korupsi, seruan menarik dana dari bank BUMN, dan perbandingan dengan skandal 1MDB. Publik meragukan transparansi, akuntabilitas, dan khawatir pengelolaan yang buruk.

Publik mengkritik pengalihan dana efisiensi anggaran ke Danantara, lebih memilih alokasinya untuk pendidikan dan kesehatan. Usulan Prabowo libatkan mantan presiden dan tokoh agama dalam pengawasan memicu pertanyaan efektivitas, sementara skeptisisme muncul soal risiko investasi.

Di IG, ini akun-akun yang paling berpengaruh dalam topik Danantara: What Is Up, Indonesia? (WIUI)?, LIPUTAN 6 SCTV, http://Bisnis.com, BBC News Indonesia, gerak_maju, Asumsi, Greenpeace Indonesia, Hamdan Hamedan, kumparan, dan Katadata Indonesia.

Kalau di FB, akun-akun ini yang paling berpengaruh: Mak Lambe Turah, Al Fatin, KataKita, Naniek Sudaryati Deyang, http://Kompas.com, Majarani Banyuaji, DEWI, E100, Muslimah News Com, dan Thomy S Odrus.

Sementara di Youtube, akun-akun ini yang paling berpengaruh: Akbar Faizal Uncensored, Bennix, BROJOMUSTI, SUARA ANDA, Abraham Samad SPEAK UP, KOMPASTV, Daftar Populer, Harian Kompas, SINDOnews, dan Mentor Politik.

Di TikTok, ini akun-akun paling berpengaruh: asumsico, kumparan, liputan6.sctv, geraldvincentt, http://polindo.id, subhannursobah, berita_updat, katadatacoid, mentorpolitik, dan nanasgrande.

Di X, warganet paling ramai membahas Danantara dengan protes terhadap alokasi dana untuk investasi, kritik soal ketidakmampuan pemerintah mengelola keuangan, serta anggaran yang dianggap lebih besar dari program pro-rakyat, menambah kekhawatiran akan kepentingan korporasi.

Cuitan yang lagi heboh lainnya soal warganet mengkritik alokasi dana hasil efisiensi APBN yang besar untuk Danantara, sementara program seperti MBG justru lebih kecil. Protes keras juga datang dari mahasiswa yang menolak proyek pro-korporasi dan pengabaian kebutuhan rakyat.

Cuitan viral menyoroti alokasi APBN yang lebih besar untuk Danantara (Rp 325T) dibanding MBG (Rp 70T). Protes muncul atas keterlibatan tokoh kontroversial, termasuk mantan koruptor, dalam pengelolaan Danantara.

Cuitan viral menyoroti pengalihan dana efisiensi APBN dari riset, pendidikan, kesehatan, dan sosial ke Danantara. Dengan proyeksi efisiensi Rp 750T, publik khawatir keuntungan justru mengalir ke oligarki, bukan rakyat.

Cuitan yang lagi viral lain bahas soal pengalihan dana BUMN ke Danantara untuk investasi, dengan kekhawatiran publik bahwa ini hanya akan menguntungkan pihak tertentu, sementara rakyat dirugikan, terutama dalam kondisi ekonomi yang masih defisit.

Di Instagram, postingan yang banyak disukai warganet, yaitu soal seruan menarik tabungan dari bank BUMN setelah pembentukan Danantara, dengan kekhawatiran terkait pengelolaan dana yang tidak transparan dan potensi risiko investasi yang besar.

Di Facebook, postingan yang paling banyak disukai, yaitu tentang kekhawatiran nasabah bank BUMN terkait Danantara yang tidak bisa diaudit, serta potensi risiko pengelolaan dana yang dipimpin oleh mantan koruptor, yang dianggap rawan intervensi politik dan merugikan masyarakat.

Di YouTube, video yang paling banyak ditonton adalah soal peluncuran Danantara oleh Presiden Prabowo di Istana Merdeka, yang dibarengi dengan kehadiran Jokowi dan SBY. Video tersebut juga membahas dampak ekonomi dan politik dari Danantara yang menjadi perhatian publik.

Di TikTok, video yang paling banyak ditonton soal seruan menarik uang dari bank BUMN terkait peluncuran Danantara yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo, yang menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Perbincangan tentang Danantara kuat didorong oleh akun-akun organik sebesar 68,19%.

Kata paling banyak digunakan: #DanantaraPorosInvestasi, "resmi," "langkah," "sebuah," dan "Prabowo." Isu utama soal pembentukan Danantara oleh Presiden Prabowo sebagai badan investasi negara untuk mendorong ekonomi dan efisiensi aset. Namun, banyak yang meragukan efektivitasnya.

Tagar terpopuler: #IndonesiaGelap, #DanantaraPorosInvestasi, #TempoThread, #BATALKANDanantara, #daruratindonesia. Isu utama mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap Danantara, yang dinilai berisiko menambah korupsi dan masalah keuangan, serta seruan pembatalan kebijakan ini.

Topik utama: "Danantara," "Presiden Prabowo Subianto," "BUMN," dan "Istana Kepresidenan." Isu berfokus pada pendirian Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi untuk meningkatkan daya saing ekonomi, serta peran Prabowo dalam kebijakan ekonomi dan peluncurannya di Istana.

Di media online, contoh berita positif seperti Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Danantara di Istana Kepresidenan, berharap jadi motor penggerak ekonomi. Ketua DPR Puan Maharani berharap Danantara mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Contoh berita negatif misalnya Peneliti ICW mengkritik Danantara, menyebut pengawasan oleh mantan presiden berisiko merusak good governance. Pengamat menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas agar Danantara tidak menimbulkan masalah ekonomi baru.

Link: https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1894216342859125113/