ANALISIS UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL (AMBRONCIUS DAN ABU JANDA)

Untuk diskusi Polemik Trijaya ini saya siapkan analisis tentang ujaran kebencian (& rasisme) di media sosial, khususnya terkait kasus Ambroncius dan Abu Janda. Seperti yg diminta produser.

PERTANYAAN  
Bagaimana respons publik atas pernyataan yang dianggap menyinggung unsur SARA di media sosial akhir-akhir ini?

KONTEKS: POSTINGAN MENGANDUNG SARA  
Kontek topik ini ada 3:  
- Postingan Ambroncius di FB yang menyandingkan foto Pigai dengan Gorilla,
- Abu Janda dianggap menghina Pigai dengan kata "evolusi",
- Abu Janda bilang yang arogan itu Islam.

TREN UJARAN RASIS: RESPONSE CEPAT POLRI BERHASIL MENURUNKAN TENSI  
Terkait Ambroncius, trennya mulai pada 21 Januari ketika ada netizen ngeshare postingan FB yang menyandingkan foto Pigai dg Gorilla. Postingan ini mulai viral 23 Jan setelah diangkat influencer spt @KRMTRoySuryo2.

Tanggal 24 Jan semakin ramai pembahasannya di Twitter, yang dikhawatirkan akan menaikkan ekskalasi situasi di Papua.   Jalur hukum ditempuh oleh KNPI Papua dengan melaporkan Ambroncius ke polisi pada 25 Januari. Tren percakapan semakin naik.

Puncaknya tanggal 26 Januari, publik awalnya ragu kalau laporan itu akan diproses. Namun akhirnya kepolisian dengan tegas memproses, memanggil, dan menetapkan Ambroncius jadi tersangka.   Sejak langkah ini, tensi percakapan langsung turun pada hari berikutnya, dan terus turun.

Pada tanggal 27 Januari, isu mulai bergeser ke Abu Janda yang sebelumnya juga dianggap pernah mengutarakan ujaran rasis kepada Pigai dengan istilah "evolusi."

MOST RETWEETED  
Top narasi yang paling banyak dishare di Twitter sebagian besar dari akun-akun yang selama ini terafiliasi ke Oposisi.   Namun ada juga akun2 netral yang turut bersuara, misal @DamarJuniarto yg mendapat laporan adanya ekskalasi situasi di Papua pada tgl 25 Jan.

PETA SEBARAN PERCAKAPAN  
Pengguna yang paling aktif terbanyak ada di DKI, Bandung dan kota2 di Jawa. Namun kita lihat di Papua juga ada. Mereka mengamplifikasi (retweet) berita dari Jakarta, dan juga dari tokoh pergerakan free west papua.

JEJARING SOSIAL UJARAN RASISME  
Peta SNA menunjukkan ada dua cluster. Yang paling besar dari kalangan yang Pro Pigai, dan yang Kontra Pigai lebih kecil.   Inti dari cluster Pro Pigai sebagian besar dari kalangan oposisi, dan sebaliknya yang Kontra dari akun2 yang pro Pemerintah.

TOP INFLUENCER: PRO + KONTRA  
Percakapan didominasi narasinya oleh mereka yang dari kalangan oposisi, dengan situs @geloraco sebagai media utama.

TREN: AMBRONCIUS TURUN, ABU JANDA NAIK JAUH LEBIH TINGGI  
Pada saat tensi karena Ambroncius mulai turun pada 27 Januari, ternyata isu malah bergeser ke Abu Janda (Permadi Arya) yang naik jauh lebih cepat dan volume 3x lebih tinggi.  Tgl 28 Jan, DPP KNPI melaporkan AJ ke polisi.

Tren terus naik pada hari berikutnya, 29 Januari. Banyak pihak yang meragukan pihak kepolisian akan memproses laporan tersebut. Di sisi lain, banyak organisasi dan lembaga yang menuntut Polri agar bertindak tegas. Misal dari MUI, PPP, PKB

Bahkan Sekjen PBNU sendiri dan banyak tokoh muda NU yang menyatakan kalau tindakan Abu Janda tidak sesuai dengan karakter NU, tidak mewakili NU.   Lebih jauh, Susi Pudjiastuti ajak netizen unfollow Abu Janda. Dan ini mendapat sambutan besar dari netizen.

TREN ABU JANDA: MAKIN BANYAK TUNTUTAN UNTUK MEMPROSES  
Jauh lebih tingginya percakapan tentang Abu Janda dibanding Ambroncius mungkin menunjukkan sudah menumpuknya emosi netizen, sehingga sekarang seperti mendapat momentumnya, dimulai dari laporan KNPI.

VOLUME: AMBRONCIUS VS ABU JANDA  
Dalam periode analisis yang sama, meski awalnya isu Ambroncius yang lebih tinggi dahulu, ternyata secara volume total isu Abu Janda jauh lebih besar, 76% vs 24%.

MOST RETWEETED: KNPI FAKTOR PENTING  
Terkait Abu Janda, pelaporan oleh KNPI merupakan faktor penting yang mendrive percakapan dan pemberitaan untuk mengangkat isu ini. Selanjutnya pernyataan dari organisasi dan lembaga yang turut mendukung Polisi tegas terhadap AJ.

JEJARING SOSIAL ABU JANDA  
Ada dua cluster dalam percakapan tentang AJ. Yang paling besar dari cluster Kontra AJ (kebanyakan dari kalangan oposisi), sedangkan yang Pro AJ lebih kecil.

BOT ANALYSIS AMBRONCIUS: CENDERUNG NATURAL  
Dari total 13 ribu akun yang aktif dalam percakapan (post, retweet, reply, like, quote), sebanyak 67% berhasil dianalisis jenis akunnya.   Score bot keseluruhan adalah 2.01 (range: 0 human, 5 bot). Artinya percakapan cenderung natural.

BOT ANALYSIS ABU JANDA: CENDERUNG NATURAL  
Dari total 30 ribu akun yang aktif dalam percakapan (post, retweet, reply, like, quote), sebanyak 60.23% berhasil dianalisis jenis akunnya.   Score bot keseluruhan adalah 1.98 (range: 0 human, 5 bot). Artinya percakapan lebih natural.

KESIMPULAN  
1/ Percakapan di media sosial tentang ujaran rasisme terhadap Pigai dilakukan oleh dua cluster besar: akun-akun yang selama ini cenderung pro oposisi (mendukung Pigai) dan yang pro pemerintah. Cluster pro oposisi ini jauh lebih besar volume dan ukurannya.
2/ Dalam kasus Ambroncius, gerak cepat Polisi dalam memproses laporan terlihat sangat efektif dalam menurunkan tensi percakapan tentang ujaran rasisme yang mungkin bisa berdampak lebih parah.
3/ Banyak tuntutan kepada Kapolri yang baru untuk membuktikan janjinya bahwa penegakan hukum tidak akan lagi tajam ke bawah dan tumpul ke atas dalam kasus Abu Janda.
4/ Berbagai organisasi dan lembaga menyatakan dukungan dan tuntutan agar Abu Janda diproses karena ujaran yang mengandung sara/rasis.  
5/ Hingga hari ini, tren percakapan tentang Abu Janda belum akan turun.

Link: https://twitter.com/ismailfahmi/status/1355381741167419396