Oleh: Windo W.

Beberapa waktu lalu, Menristekdikti Mohamad Nasir mengemukakan rencana untuk mendatangkan “rektor asing” untuk pimpin kampus di Indonesia. Dasar ide tersebut agar perguruan tinggi (PT) Indonesia bisa menembus 100 besar peringkat dunia.

Bagaimanakah respons netizen menyikapi usulan tersebut?

Dalam bingkai seperti apa kemudian netizen menyikapi/merespons dan melihat rencana itu?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, DE mengumpulkan percakapan seminggu terakhir, khususnya dari Twitter, terkait isu ini. Dengan menggunakan kata kunci ‘rektor asing’, dalam periode 27 Juli hingga 3 Agustus 2019, data atau jumlah volume percakapan (tweet) yang berhasil ditarik sebesar 4.5K mention.

RESPONS NETIZEN

DE menampilkan peta SNA di bawah berikut. Ada titik (node), garis (line) dan colour (warna). Warna merepresentasikan sentimen yang muncul dalam percakapan. Ini salah satu untuk melihat respons netizen dari percakapan. Setelah dilakukan cleaning terhadap sejumlah twit yang paling banyak di-retweet, yang mengandaikan ada kesepakatan atau pendapat yang sama netizen terhadap isi twit tersebut, dari peta SNA tersebut tampak bahwa sentimen percakapan terkait rektor asing lebih diwarnai oleh sentimen negatif (warna merah merepresentasikan sentimen negatif).

Bagaimana bentuk sentimen negatif tersebut? Kita dapat melihat dari top twit dari aktor yang twit mereka mendapat enggagement tertinggi.

BINGKAI MELIHAT RENCANA REKTOR ASING

Dari peta SNA di atas, tampak tipe aktor yang twitnya banyak di-retweet tidak bersifat one mode, melainkan two modes. Ada aktor berupa akun-akun personal (seperti @IsmanTengku , @IreneViena @ariel_heryanto dll) dan akun media online ( seperti @republikaonline, @detikcom @CNNIndonesia, dll) . Kedua tipe mode akun ini sama-sama menjadi top influencer, di antaranya @IsmanTengku, @republikaonline, @IreneViena, @ariel_heryanto, @detikcom.

Apa isi twit dari kelima aktor (akun) ini? Dari sini, kita melihat bagaimana isu rektor asing tersebut dibingkai, dan juga dapat mengetahui apa yang mendorong sentimen negatif tadi muncul. Adapun untuk menentukan bagaimana isu rektor asing tersebut dibingkai dilihat dari struktur teks (twit) yang disajikan oleh akun terkait.

DE menangkap ada lima bingkai yang berbeda dari tiap twit yang berasal dari top influencer tersebut.

Bingkai pertama, kemandirian bangsa. Implisit, ini terlihat dari twit @IsmanTengku. Dalam twitnya, struktur teks yang dibangun menghubungkan isu rektor asing dengan isu impor garam, bawang, TKA, baja—di mana isu ini kerap muncul dalam perbincangan kemandirian bangsa.

Bingkai kedua, ideologis.  Ini secara eksplisit terlihat dari twit @republikaonline, yang men-share artikel berupa opini terkait pro-kontra rektor asing. Dalam twitnya, kendati dalam bentuk kalimat tanya, namun menekankan keraguan terhadap ide atau usulan rektor asing tersebut. Alasannya, kekhawatiran bahwa rektor asing tersebut bisa saja berasal dari negara sekuler, bahkan komunis sebagaimana terlihat jelas dari struktur teks twit @republikaonline.

Bingkai ketiga, politik. Seperti terlihat dari twit @IreneViena, struktur teks yang dibangun mengeksplisitkan kata seperti 2024 mau usung capres asing (baca: ahok)? Usulan rektor asing, dengan kata lain, seperti mengarah pada prakondisi psikologi politik untuk melihat respons warga terhadap penerimaan yang berbeda.

Bingkai keempat, kualitas pendidikan. Ini tampak jelas dari twit @ariel_heryanto. Dalam struktur teks yang dibangun @ariel_heryanto, ia menyorot bahwa untuk bersaing secara global, mestinya yang dibahas adalah kualitas kinerja orang-orangnya, sistem dan lingkungan kerjanya(kampus), bukan semata masalah siapa rektornya.

Bingkai kelima, persetujuan/justifikasi terhadap ide rektor asing. Ini tampak dari twit @detikcom yang banyak memperoleh retweet seperti halnya twit-twit dari para influencer lainnya. Dari struktur teks yang muncul dari twit @detikcom, terlihat ada klausa: rektor asing untuk pimpin kampus di Indonesia mendapat lampu hijau dari Presiden.

ANALISIS

Usulan Menristekdikti Mohamad Nasir mengemukakan rencana untuk mendatangkan “rektor asing” agar perguruan tinggi nasional (PTN) Indonesia bisa menembus 100 besar peringkat dunia ternyata tidak diwarnai respons positif oleh netizen.

Respons negatif dari netizen tampak dari twit-twit yang sering di-share atau mendapat engagement tinggi. Hal ini terlihat dari twit para top influencer. Dari lima bingkai dalam melihat isu rektor asing, ada empat bingkai yang merupakan 'bingkai kontra' terhadap isu rektor asing. Keempat ini mendorong sentimen negatif terhadap usulan rektor asing.  Di antaranya yakni menolak usulan rektor asing tersebut dalam bingkai kemandirian bangsa, ideologi, politik dan kualitas peningkatan pendidikan. Adapun bingkai pro terhadap usulan tersebut yakni ide tersebut sudah mendapat lampu hijau dari Presiden. Namun, bingkai ini tidak dominan dibandingkan bingkai yang kontra.

KESIMPULAN

Beragam bingkai dalam merespons ternyata muncul dalam isu rektor asing. Dalam konteks ini, pemerintah harus mampu memberikan penjelasan yang tepat dan meyakinkan kepada publik jika betul-betul usulan rektor asing tersebut tetap dilaksanakan di kemudian hari.