Oleh: Windo W.

Satu pekan ini (8-12 Oktober 2018), ada tiga topik menjadi perhatian utama publik. (1) Miftahul Jannah, (2) Amien Rais, dan (3) Kenaikan BBM (bahan bakar minyak). Miftahul Jannah menjadi perhatian karena insiden tolak lepas jilbab yang dilakukannya pada ajang Asian Para Games 2018 di cabang olahraga judo Senin kemarin (8/10). Amien Rais membetot perhatian karena pada Rabu lalu (10/10), akhirnya memenuhi panggilan Polda Metro Jaya dalam kasus hukum hoaks Ratna Sarumpaet—di mana pada pemanggilan pertama Jumat lalu (2/10) tidak hadir dengan alasan adanya kejanggalan dalam pemanggilannya plus adanya kesalahan penulisan nama dalam surat pemanggilan tersebut. Di hari yang sama saat muncul berita Amien Rais menghadiri panggilan pihak kepolisian, muncul pula kabar kenaikan BBM (Pertamax Series dan Dex Series, serta Biosolar Non-PSO). Ini pun dadak menjadi perhatian publik.

Drone Emprit (DE) sebelumnya sudah membuat projek untuk ketiga topik tersebut. Kali ini, di akhir pekan ini, DE melakukan komparasi antara ketiganya. DE ingin melihat bagaimana hasil perbandingan tersebut, terutama dari segi volume dan tren. Lalu, "cerita" apa yang bisa didapatkan dari situ.

DATA

Volume dan Tren

Dari segi volume, berdasarkan total mentions, di pemberitaan media online topik Amien Rais memiliki porsi tertinggi (63%) dibandingkan dengan Kenaikan BBM (26%) atau Miftahul Jannah (11%).

Di percakapan media sosial, posisi tertinggi justru Kenaikan BBM (41%), disusul kemudian oleh topik Amien Rais (38%) dan Miftahul Jannah (21%).

Jika volume mentions di pemberitaan dan percakapan ditotalkan, topik Amien Rais paling tinggi dibanding kedua topik lainnya.

Dari sisi tren pemberitaan media online, topik Miftahul Jannah mencapai titik puncak pada 9 Oktober. Kendati mencapai titik puncak pemberitaan, ia masih di bawah pemberitaan tentang Amien Rais pada tanggal yang sama. Sementara pemberitaan tentang Kenaikan BBM masih senyap.

Topik Amien Rais—yang sudah diberitakan pada hari-hari sebelumnya terkait pemanggilan oleh Polda Metro Jaya—berada pada titik tren tertinggi pada 10 Oktober. Pada tanggal ini, ia mendatangi pemanggilan kedua dari pihak kepolisian. Total mentions di pemberitaan tentang Amien Rais pada 10 Oktober meroket tajam tiga kali lipat dari hari sebelumnya. Lalu, pada hari berikutnya meluncur turun.

Topik Kenaikan BBM,  ketika diumumkan pada tanggal 10, trennya langsung meloncak. Namun, tren pemberitaan Kenaikan BBM masih di bawah pemberitaan Amien Rais pada tanggal tersebut. Tren tertinggi terjadi pada tanggal 11, sedikit mengalami kenaikan dari hari sebelumnya tapi sama tinggi dengan tren pemberitaan Amien Rais walaupun menurun dari hari sebelumnya. Pada tanggal 12, tren pemberitaan Kenaikan BBM menurun seperti dua topik lainnya.

Dari tren percakapan di media sosial (Twitter), topik Miftahul Jannah mencapai tren tertinggi pada tanggal 9. Pada tanggal ini, ia berada di atas dua topik lainnya. Topik Amien Rais mencapai titik tren tertinggi pada tanggal 10. Pada tanggal ini, topik Amien Rais dan Kenaikan BBM berada di titik volume percakapan yang sama. Namun, bila setelah tanggal itu yakni tanggal 11, topik Amien Rais melungsur, topik kenaikan BBM masih stabil. Bahkan, mengalami kenaikan walau tidak tajam. Pada tanggal 11 tersebut, itulah puncak tren percakapan di media sosial mengenai Kenaikan BBM. Setelah tanggal tersebut, seperti dua topik lainnya, percakapan mengenai BBM meluncur turun.

SNA

Dari peta SNA tampak ada dua klaster utama. Ditengok dari users-nya, mereka adalah kubu pro petahana dan kubu pro oposisi.

Pada topik Amien Rais, topik ini dibicarakan oleh kedua klaster. Baik klaster pro petahana maupun pro oposisi sama-sama muncul dalam percakapan tentang Amien Rais. Tapi, untuk topik kenaikan BBM, hanya satu klaster yang tampak muncul, klaster pro oposisi. Klaster pro petahana malah hampir tidak tampak membicarakan topik ini. Dalam percakapan mengenai Miftanul Jannah, ini menjadi percakapan di antara dua kubu. Bedanya dengan perbincangan tentang Amien Rais yang juga menjadi perbincangan kedua kubu, topik ini tampak berada di pinggir. Tidak masuk ke pusaran pertengkaran kedua klaster seperti halnya pada topik Amien Rais.

KESIMPULAN

Dari data di atas, ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukan.

Pertama, topik Amien Rais lebih banyak disebut di kanal media ketimbang topik Kenaikan BBM atau Miftahul Jannah. Bahkan, pada hari Rabu tanggal 10, di mana pada tanggal itu Amien Rais memenuhi panggilan pihak kepolisian dan juga pada tanggal yang sama pengumuman kenaikan BBM disampaikan, pemberitaan tertinggi adalah topik Amien Rais. Volumenya bahkan hampir mencapai setengahnya dari volume pemberitaan terkait kenaikan BBM (seperti tampak dari volume dan tren pemberitaan di media online).

Kedua, berbeda dengan pemberitaan di media online, pada tanggal 10 hari Rabu tersebut, di mana terjadi lesatan percakapan tentang kenaikan BBM di media sosial, percakapan mengenai Amien Rais dan kenaikan BBM mempunyai titik besaran yang sama (dilihat dari tren percakapan di hari Rabu di mana kedua topik ini berada di titik yang sama). Jadi, tampak ada pola perbedaan antara pemberitaan dan percakapan terutama terkait dua topik ini (lihat kembali poin pertama). Bila di pemberitaan lebih banyak memunculkan Amien Rais, di percakapan media sosial kedua topik ini di hari Rabu tersebut justru memiliki porsi perhatian yang sama dari publik di media sosial (netizen).

Perbedaan ini sebetulnya juga dapat dilihat dari topik lain seperti topik Amien Rais dan Miftahul Jannah (seperti terlihat dari peta tren pemberitaan dan percakapan di atas). Ketika tren pemberitaan Miftahul Jannah mencapai kulminasi pada tanggal 9, ia tidak lebih tinggi daripada pemberitaan mengenai Amien Rais. Berbeda dengan situasi di percakapan publik di media sosial. Percakapan tentang Miftahul Jannah kala mencapai tren pada tanggal yang sama di pemberitaan (tanggal 9), ia justru berada di atas percakapan tentang Amien Rais.

Ketiga, di percakapan media sosial tampak muncul dua klaster, yakni kubu pro petahana (pemerintah) dan kubu pro oposisi. Ketiga topik ini disikapi berbeda oleh kedua kubu. Untuk topik Amien Rais, sikap kedua kubu adalah sama-sama muncul mempercakapkan topik ini. Mereka saling "jual beli" serangan di topik ini karena masih berkutat pada soal kasus hoaks Ratna Sarumpaet,  yang menyeret nama Amien Rais hingga mesti memenuhi pemanggilan dari pihak kepolisian (Polda Metro Jaya). Tampak mereka berbeda soal topik Amien Rais. Sementara, untuk topik Kenaikan BBM, hanya kubu pro oposisi yang muncul, sedangkan kubu pro petahana hampir tidak nongol pada topik ini. Untuk topik Miftahul Jannah, kedua kubu juga muncul. Namun, perbincangan tentang topik Miftahul Jannah berada di luar pusaran pertengkaran (seperti terlihat di peta SNA). Dia berada di pinggir masing-masing kubu.

PENUTUP

Demikiankah “cerita” di balik tiga berita yang telah menjadi topik perhatian dalam satu pekan ini: (1) Miftahul Jannah, (2) Amien Rais, dan (3) Kenaikan BBM. Ada perbedaan dalam sisi pemberitaan dan percakapan (berdasarkan volume dan tren). Ada juga  kubu yang muncul di suatu topik, namun hilang di topik yang lain (pada topik Kenaikan BBM). Atau sama-sama muncul namun saling adu serangan (topik Amien Rais). Pada topik Miftahul Jannah sebetulnya kita berharap. Volumenya tidak lebih besar baik di pemberitaan maupun di percakapan dibandingkan dengan kedua topik lain kendati telah mencapai titik tertinggi trennya, tapi justru pada topik ini kedua kubu yang berbeda itu tidak saling hantam walau berbeda posisi.  Kita berharap, situasi seperti ini yang akan berlanjut di antara dua kubu. Karena, itulah yang dibutuhkan oleh bangsa, bukan pertengkaran.