Di Balik Hari Santri Nasional: Pesan Apa yang Muncul dan yang Menang?

Oleh: Windo W.

Pada 22 Oktober kemarin, kali ketiga kita memperingati Hari Santri Nasional (HSN) sejak disahkan melalui Keppres No. 22 tahun 2015. Baik pemberitaan media online maupun percakapan media sosial menaruh perhatian pada HSN. Dari pantuan DE sejak seminggu lalu, 15 Oktober hingga 22 Oktober, volume (berdasarkan mention) pemberitaan di media online cukup tinggi, ada 6.736 mentions; begitu juga volume percakapan di media sosial, ada 82.326 mentions. Pun, pemberitaan dan percakapan mengenai HSN telah muncul sebelum hari HSN kendati dengan fokus pemberitaan dan percakapan yang berbeda-beda. Puncak pemberitaan dan percakapan terjadi kemarin, pas saat peringatan HSN, 22 Oktober 2018. Volume dan trennya naik berkali-kali lipat dibandingkan pada hari-hari sebelumnya.  

Dengan menggunakan data yang sama, didapat kala memonitor volume dan tren pemberitaan dan percakapan tentang HSN—dengan menggunakan kata kunci: hari santri, harisantri2018, harisantrinasional—DE memonitor kembali pemberitaan di media online dan percakapan di media sosial (Twitter) terkait HSN. Kali ini, tujuannya untuk mencari pesan (messages) apa saja yang diangkat pada momen HSN baik di pemberitaan maupun di percakapan? Pesan mana yang menonjol dibandingkan pesan yang lain? Siapa yang muncul dengan pesannya? Adakah pihak-pihak yang muncul tersebut membentuk chamber berlainan? Jika iya, pesan siapa yang dominan dilirik? Lalu, seperti apakah kita memaknai pesan yang muncul itu dan chambers yang berlainan yang dimunculkan oleh pesan yang berbeda tersebut?

DATA

Kanal Media Online

Dari data DE, ada sejumlah media online memuat pemberitaan seputar HSN. Di antaranya rri.co.id, antarnews.com, antarfoto,com, detik.com, tribunnews.com, pojokpitu.com., kompas.com, republika.com, dll.  Di Sites berikut, yang ditampilkan di bawah, adalah daftar media online yang telah diurut berdasarkan jumlah artikel paling banyak memuat berita HSN.

Untuk mengetahui pesan apa yang muncul di pemberitaan dalam berita HSN, DE merujuk ke artikel-artikel yang dimuat di sejumlah media tersebut. Tentu saja, ada media yang memberitakan pesan yang sama. Karena itu, agar tidak terjadi pengulangan, sejumlah pesan yang sudah terdapat di artikel dari media online berbeda tidak ditampilkan lagi.

Dari pantauan DE, ada sejumlah pesan yang muncul seputar berita HSN—spesifiknya terkait pesan-pesan yang disematkan kepada santri/pesantren di momen peringatan HSN. Berikut pesan-pesannya sejauh yang DE tangkap

Pertama, ialah terkait pesan seputar kebangsaan (seperti NKRI, persatuan kesatuan, keutuhan, resolusi jihad (semangat tentang cinta tanah air), dan sebagainya). Pihak-pihak yang muncul dengan pesan ini beragam. Ada Presiden Jokowi, senator, kepala daerah (seperti Walikota Surabaya, Bupati Banyumas), Ma’ruf Amin, PBNU), Wiranto, dll.

Kedua ialah pesan terkait perlawanan soal hoaks. Pesan ini disampaikan seperti oleh Presiden Jokowi, Ganjar Pranowo, Tim Kemenangan Nasional (TKN), dan PCNU.

Ketiga, yakni soal ekonomi. Pesan ini disampaikan oleh Sandiaga Uno dan Gus Ipul. Sandiaga menekankan pada resolusi jihad di bidang ekonomi. Gus Ipul tentang santri yang harus jadi pelaku ekonomi di kampung sendiri. Selain itu, ada juga berita yang mengangkat ihwal ekonomi pesantren.

Keempat, pesan sehubungan dengan radikalisme. Pesan ini disampaikan oleh PKB dan PBNU. PKB menekankan bahwa santri bukanlah penyebar paham radikalisme. PBNU mengingatkan santri harus waspada terhadap gerakan yang mengatasnamakan agama. Berita lain juga ada yang mengangkat sehubungan dengan pesan ini, bahwa pesantren bisa menjadi tempat filter penyebaran paham radikalisme.

Kelima, pesan terkait dengan ‘simbol-simbol keagamaan Islam’ (maksudnya seperti keimanan, kyai, ukhuwah Islamiyah). Ini disampaikan seperti oleh PKS, Jokowi dan Prabowo. PKS menekankan santri-ulama agar menjaga kemuliaan Al-Quran secara konstitusi. Jokowi meminta agar santri menjaga ukhuwah Islamiyah. Prabowo menekankan santri agar selalu ingat jasa-jasa para kiai.

Keenam, pesan terkait peran santri dalam pemilu (tahun politik). Ini memunculkan pihak seperti Bupati Klaten dan Polda Jatim. Pesan yang diangkat terkait ini yakni soal peran santri sebagai penyejuk di pemilu dan menjaga kedamaian dan keamanan di tahun politik (pemilu).

Ketujuh, pesan terkait dengan SDM dan RUU Pesantren. Nama yang muncul seperti Jokowi dan ulama Pandeglang. Jokowi ingin pesantren cetak SDM unggul. Ulama Pandeglang menyampaikan RUU Pesantren dan Pendidikan keagamaan (yang sudah disetujui oleh DPR pada rapat paripurna Selasa, 16/10/2018)  jadi kado pada Hari Santri.

Kedelapan, pesan terkait dengan keamanan. Pesan ini memunculkan nama Wiranto. Wiranto menyampaikan santri diharap turut menjaga stabilitas keamanan.

Di luar pesan yang disampaikan di atas, tentu ada pesan lain. Pesan lain itu seperti santri jadi agen perdamaian, jadi contoh generasi muda lainnya, pemersatu semua kalangan, hingga jadi pelopor politik ramah dan beradab.  

Dilihat dari topic map, beberapa pesan dan pihak yang disampaikan di atas juga menjadi subjek pemberitaan.

Kanal Media Sosial (Twitter)

Dari data DE, dilihat dari sisi eksposure, akun-akun (users) yang terlibat dalam percakapan HSN sebagian besar adalah akun yang tidak terindikasi sebagai akun bot. Kendati tak selalu, akun dengan tipe jumlah pengikut (followers) 0-3 memiliki potensi sebagai akun bot. Dalam konteks percakapan HSN, tipe akun ini tak menonjol (5,43%).

Yang menonjol adalah tipe akun dengan jumlah pengikut 101-500 (36.07%), 501-1000 (13.40%), dan 1001-10k (14,81%). Jika ditotal, mereka lebih dari 50 persen. Ini mengindikasikan, tak belaka melibatkan akun aktif (active users atau real users) melainkan juga percakapan mengenai HSN mendapat atensi dari publik di media sosial.

Dari data DE, ada sejumlah pengguna Twitter (akun/users) yang masuk dalam daftar most retweeted statuses. Berdasarkan most retweet statuses, akun-akun nan acap mendapat retweet dapat ditempatkan sebagai key opinion leaders (KOL). Dalam konteks tulisan ini, untuk mendapatkan pesan apa yang timbul di percakapan (media sosial) terkait HSN, DE melihat twit yang muncul dari sebilangan akun yang menjadi KOL.

Akun-akun tersebut berasal dari beragam latar dan afiliasi/asosiasi. Di tulisan ini, karena kebutuhannya adalah untuk melihat pesan apa yang muncul sehubungan dengan HSN—terutama terkait pesan yang disematkan kepada santri/pesantren dan pesan tersebut tersampaikan secara gamblang seperti halnya di pemberitaan—maka akan diklasifikasi berdasarkan isi twit yang relavan yang terdapat dalam daftar most retweet statuses. (Sehubungan dengan twit tentang pembakaran bendera bertuliskan tauhid yang terjadi di Garut misalnya, yang juga ramai diperbincangkan pada momen HSN dan tampak pula dari beberapa twit di most retweeted, DE sudah mempersiapkan secara terpisah tulisan tentang ini sehingga pembaca dapat membaca di tulisan DE yang lain).

Setelah mengidentifikasi pesan apa saja yang muncul pada momen HSN, ada beberapa pesan yang muncul di percakapan.

Ada yang mengedepankan pesan nilai kebangsaan (NKRI). Ini ditwit oleh @jokowi, @mohmahfudmd, @addiems, @ridwankamil dan @ASapardan.

@jokowi : Sejak tiga tahun ini kita memperingati Hari Santri setiap 22 Oktober, mengenang seruan Kiai Hasyim Asy'ari kepada santrinya untuk berjuang mencegah Belanda kembali menguasai Indonesia. Sabtu malam, puluhan ribu santri juga berkumpul di Solo, merayakan Hari Santri tahun 2018.  22/Oct/2018 08:39 WIB. (2.141 retweet)  
@mohmahfudmd: Peran para santri, tak terbantah, telah memberi bobot bagi perumusan cita negara dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peran santri bkn hanya meramu ide bagi sosok Indonesia tapi jg berjuang dan berkorban scr fisik untuknya. Selamat Hari Santri. 22/Oct/2018 12:40 WIB. (534 retweet)
@addiems : SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL..! Bersama Santri Damailah Negeri. Penetapan tgl 22 Okt sbg Hari Santri Nasional ini disahkan oleh Presiden Jokowi pd thn 2015 yl melalui Keppres Nomor 22 thn 2015. Kita apresiasi jasa para santri dlm memperjuangkan & mempertahankan kemerdekaan RI. 22/Oct/2018 03:31 WIB. 513 retweet)
@ridwankamil: Selamat Hari Santri Nasional 2018. 22 Oktober hari istimewa untuk para Santri, Para penjaga peradaban Islam, penjaga NKRI dan penjaga perdamaian negeri. Hidup para santri. 22/Oct/2018 09:55 WIB. (456 retweet).
@ASapardan: Kami Bangga Jadi Santri. Kami Selalu Siyap Untuk Menjaga Pancasila dan Keutuhan NKRI. Kami siyap membangun Negri untuk Kemakmuran seluruh Rakyat Indonesia. Santri Nusantara Berkhidmat Untuk Indonesia.21/Oct/2018 18:36 WIB. (186 retweet)

Ada pula pesan yang mengangkat soal kebersamaan dan menghindari hoaks. Ini disampaikan oleh @lukmansaifuddin.

@lukmansaifuddin: Mari Rawat Kebersamaan.. Satukan kembali saudara-saudara kita yg terbelah karena beda pilihan. Rujukkan kembali kerabat kita yg berseteru karena beda pandangan. Sejukkan kembali pikiran dan hati sesama kita yg terpapar hoax & fitnah yg tak berkesudahan.. #HariSantri2018. 22/Oct/2018 05:59 WIB. (175 retweet).

Juga ada terkait pengembangan ekonomi. Ini seperti disampaikan oleh @sandiuno, bahkan ada dua twit dengan penekanan yang hampir sama.  

@sandiuno: Di Hari Santri Nasional, pesan saya untuk para santri ialah untuk selalu menebar manfaat, mendorong Islam yg Rahmaan Lil'alamin', belajar dgn rajin agar bisa menjadi santri2 mandiri, kuat, santripreneur yang sukses, & memastikan Indonesia sebagai mercusuar ekonomi Islam di dunia. 22/Oct/2018 11:20 WIB. (527 retweet).
@sandiuno: Dalam silaturahim di hari ini, dimana bersamaan dengan hari santri nasional kami banyak berdiskusi mengenai ekonomi umat. Kami ingin kedepan santri selain dikuatkan dari ilmu agama, juga ilmu-ilmu kewirausahaan sehingga santri itu bisa mandiri, dan menjadi santripreneur sukses. 22/Oct/2018 13:06 WIB (532 retweet).

Ada juga pesan yang menyampaikan ketakwaan seperti disampaikan @aagym.

@aagym: Selamat hari santri, hari di mana para santri memiliki pribadi yang bisa bersungguh-sungguh di jalan Alloh SWT, pribadi yang amanah, pribadi yang sangat tawakal, pribadi yang ridho dengan segala apapun yang Alloh SWT perintahkan dan juga yang Alloh SWT takdirkan.  22/Oct/2018 10:28 WIB. (219 retweet).

SNA

Pada peta SNA terdapat dua chambers. Dua chambers tersebut—dengan memperhatikan akun-akunnya—merupakan kubu petahana dan kubu oposisi. Adapun chamber kubu petahana lebih besar dibandingkan dengan kubu oposisi.

ANALISIS

Dari data di atas, ada beberapa poin yang bisa disampaikan.

Pertama, terkait pesan apa yang muncul pada momen HSN. Dari data tampak pesan yang muncul pada momen HSN baik di pemberitaan maupun percakapan beragam. Di pemberitaan terdapat pesan seperti isu kebangsaan (persatuan-kesatuan, keutuhan, NKRI), ekonomi, lawan hoaks, anti-radikalisme, stabilitas keamanan, ‘simbol-simbol keagamaan Islam’ (keimanan, kiai, ukhuwah Islamiyah), peran santri dalam pemilu (tahun politik), SDM dan RUU Pesantren, dan lain-lain. Sementara di percakapan muncul pesan seperti kebangsaan (persatuan kesatuan/NKRI), ekonomi, keberagaman, hoaks, dan ketakwaan/keimanan.

Bila dibandingkan berdasarkan data di atas, beberapa pesan yang muncul di pemberitaan dan di percakapan memiliki kesamaan. Baik di pemberitaan dan percakapan sama-sama terdapat pesan: kebangsaan, ekonomi, hoaks, dan ketakwaan/keimanan. Walau memiliki kesamaaan, varian pesan di pemberitaan lebih banyak daripada di percakapan. Pesan seperti soal keamanan dan peran santri dalam pemilu misalnya tidak tampak (berdasarkan most retweet statuses) di percakapan, tapi muncul di pemberitaan.

Kedua, terkait pesan apa yang menonjol muncul pada momen HSN. Baik di pemberitaan maupun di percakapan yang paling menonjol adalah soal kebangsaan (persatuan-kesatuan/NKRI). Di pemberitaan tampak pesan ini lebih banyak muncul dibandingkan dengan pesan lain. Di percakapan, pesan ini juga mendapat retweet lebih sering. Ditambah, akun-akun yang mem-promote pesan ini lebih banyak daripada akun-akun yang mem-promote pesan lain.

Ketiga, terkait pihak yang muncul dalam pemberitaan dan percakapan. Pihak yang muncul di pemberitaan dan percakapan beragam. Bila diklasifikasi, ada dua kelompok yang menonjol. Kubu petahana dan kubu oposisi. Dua kubu ini tampak muncul di pemberitaan dan percakapan dan saling menyampaikan pesan masing-masing. Jokowi misalnya lebih menonjolkan isu kebangsaan (NKRI). Sementara kubu oposisi seperti Sandiaga menonjolkan pesan tentang isu ekonomi. Apakah ini ada hubungannya dengan narasi yang mereka bangun dalam kontestasi politik Pilpres 2019 sehingga ini bisa dilihat juga sebagai pertarungan narasi? Bisa iya bisa tidak. Tapi, yang pasti, kedua belah kubu saling menyampaikan pesan di momen HSN.    

Keempat, meneruskan poin ketiga, di mana ada dua kubu yang menonjol, maka mana yang lebih kuat di percakapan dengan posisi pesan mereka? Ini bisa kita lihat dari peta SNA. Dari peta SNA yang ditampilkan di atas, kubu petahana lebih besar ketimbang kubu oposisi. Artinya, kubu petahana lebih banyak mendapat respons ketimbang kubu oposisi. Jika boleh mengatakan, maka pesan petahana-lah dalam konteks ini yang memperoleh ‘kemenangan’ karena lebih banyak ‘dilirik’ ketimbang kubu oposisi.

Kelima, kendati kubu petahana dan kubu oposisi memiliki pesan yang ditonjolkan masing-masing—dalam konteks ini, pesan kubu petahana lebih dominan menguasai perbincangan dan pemberitaan—tapi tidak terlihat kental di mana masing-masing pihak saling mematahkan/menyerang pesan dari kubu sebelahnya. Tampaknya, mereka saling berfokus dengan pesan masing-masing di momen HSN.  

CLOSING

Hari Santri Nasional mendapat perhatian baik di pemberitaan (media online) maupun di percakapan (media sosial). Beragam pesan muncul pada momen HSN. Mulai dari pesan terkait keutuhan bangsa (NKRI), perlawanan atas hoaks, anti-radikalisme, keamanan, santri sebagai agen perdamaian, keimanan/ketakwaan, nilai kebersamaan, dst. Dari percakapan media sosial, dua kubu yang kini tengah bersaing dalam Pilpres 2019 juga menyampaikan pesan di momen HSN. Mesti tidak nampak saling mematahkan pesan masing-masing kubu, ada yang menonjol pada masing-masing kubu. Kubu petahana lebih menonjolkan pesan terkait kebangsaan (isu persatuan/NKRI) seperti tampak dari akun Jokowi. Kubu oposisi menonjolkan pesan terkait ekonomi (seperti tampak pada Sandiaga). Terlepas dari pertempuran soal menang-kalah di antara dua kubu: pesan mana yang lebih besar direspons, kita harus mengapresiasi kedua belah kubu. Pesan yang ditonjolkan oleh masing-masing kubu jika diperhatikan sama-sama memiliki sisi positif. Dan itulah yang kita butuhkan: pesan yang positif.