Oleh: Windo W

Indonesia juara Piala AFF U-22 2019 kemarin malam (26/2), setelah mengakhiri pertandingan melawan Tim Thailand dengan skor tipis 2-1, yang dihelat di Stadion National, Phnom, Penh, Kamboja.

DE membuat satu projek untuk memantau pemberitaan dan percakapan tentang Timnas U-22 dalam seminggu terakhir (20-27 Februari 2019). Crawling data menggunakan kata kunci: timnas U-22, yang ditarik dari kanal media online dan media sosial Twitter.

Yang terutama ingin kita lihat adalah apakah ada harapan di balik kemenangan Timnas U-22 kemarin yang bisa kita tangkap melalui percakapan publik? Jika ada, seperti apa harapan itu? Selain itu, juga ingin melihat bagaimana peta pemberitaan dan percakapan terkait Timnas U-22.

PETA PEMBERITAAN DAN PERCAKAPAN

Di kanal pemberitaan, ada tren pemberitaan yang cenderung naik selama 7 hari terakhir dan mencapai puncak pada hari pertandingan final pada 26 Februari kemarin, hingga akhirnya Timnas U-22 memastikan posisi teratas dalam perhelatan itu.    

Di kanal percakapan (Twitter), pembicaraan tentang Timnas U-22 sebelum hari pertandingan final sangat rendah sekali. Bahkan, di bawah volume pemberitaan. Perbincangan di kanal percakapan (Twitter) baru meloncak sangat tajam pada tanggal 26, saat Timnas U-22 berjumpa Thailand di laga final. Pukul 9 dan 10 malam adalah volume percakapan paling tinggi, seperti halnya juga di pemberitaan. Ini saat Timnas U-22 sudah memastikan gelar juara setelah berhasil membalikkan keadaan dengan tertinggal skor terlebih dahulu dari tim muda Negeri Gajah Putih.

Dari map topik pemberitaan, terlihat pergerakan pemberitaan tentang Piala AFF U-22 dan Timnas U-22. Media tampak memberitakan perkembangan demi perkembangan terkait jalannya Piala AFF U-22 serta pertandingan yang dilewati Timnas U-22.

Dari peta distribusi pemberitaan, media-media (online) mainstream (tribunews.com, okezone.com. Kompas.com, detik.com) tampak mewarnai pemberitaan perhelatan Piala AFF U-22 di Kamboja dan berita terkait Timnas U-22 dengan jumlah artikel yang tak sedikit. Pemberitaan tentang kemenangan Timnas U-22 menjadi pemberitaan paling menojol dan memiliki porsi paling banyak seperti yang terlihat di topic map.

Bagaimana tingkat interaksi (interaction rate) percakapan tentang Timnas U-22?

Jika melihat total percakapan keseluruhan selama periode pemantauan (20-27 Februari 2019), interaksi ternyata tidak tinggi. Hanya 1.66. Namun, bila dikhususkan pada hari pertandingan final, interaksi percakapan lumayan, sebesar 2.5. Bila dikerucutkan lagi, pada jam per jam pada hari pertandingan final, ada pola kenaikan tingkat interaksi hingga mencapai 4.8. Ini terjadi tepat saat malam pertandingan dan kemenangan Timnas U-22.

Berkaca dari peta tingkat interaksi tersebut, atensi publik atas Timnas U-22 berlangsung pada pertandingan final yang diakhiri oleh kemenangan Timnas. Tapi, jika menengok pada hari-hari sebelumnya, tidak demikian (sebagaimana tergambar pula melalui peta tren percakapan).

Situasi seperti ini kian mengonfirmasi/menegaskan opini yang selama ini kita dengar, bahwa publik betul-betul merindukan prestasi. Ketika pintu meraih prestasi tersebut terbuka, dengan melajunya timnas ke babak final, atensi publik muncul drastis kendati pada hari-hari sebelumnya terlihat rendah.

                          ***

Siapa saja yang terlibat dalam percakapan dan bagaimana pola relasi percakapannya?

Mari kita lihat peta SNA.

Dari peta SNA, tipe-tipe user yang terlibat percakapan tentang Timnas U-22 tidak satu tipe (one mode). Selain ada tipe akun personal seperti @jokowi, @sandiuno, @fadjroeL, @RajaPurwa, @Hilmi28, @iIhamzadajuga, dll, juga ada akun news (berita) dan komunitas pecinta olahraga seperti @BadmintonTalk, @detiksport, @Bolanet, @onecak, @MafiaWasit, @GOAL_IDAkun, dll. Bila melihat daftar tipe akun personal, pun tidak hanya satu karakteristik. Selain akun-akun yang selama ini cukup intensif memposting tentang bola, juga ada akun-akun tokoh dan kontestan yang tengah berlaga pada Pilpres 2019 dan para pendukungnya (kubu 01 dan 02). Hal ini tercermin dalam daftar influencer yang tertangkap oleh DE dalam percakapan tentang Timnas U-22.

Sebagaimana disampaikan, percakapan tentang Timnas U-22 tidak cuma diisi user-user peminat olahraga, namun juga para pendukung kontestan Pilpres 2019. Situasi seperti itu tercermin dari peta hestek.

Selain hestek perayaan kemenangan Timnas-22, seperti #timnasday atau #IndonesiaJuara, juga muncul hestek (dalam percakapan tentang Timnas U-22) yang mempromosikan dukungan terhadap kontestan Pilpres 2019, seperti #2019GantiPresiden #01IndonesiaMaju, #JokowiLagi, #2019PrabowoPresidenRI.

Dari peta meme yang terpantau oleh DE, pun menggambarkan situasi sama.

Di samping meme yang menggambarkan rasa syukur dan euforia kemenangan Timnas U-22, muncul meme dari masing-masing pendukung 01 dan 02 yang mempromosikan nomor urut jagoan mereka dalam kontestasi Pilpres 2019.

Dari kubu 02, men-share meme yang menonjolkan nomor 2, atribut yang dimiliki oleh kubu 02 yang dihubungkan dengan kemenangan Timnas U-22 yang berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 2-1. Sedangkan dari kubu 01, memanfaatkan pengertian juara sebagai nomor satu (1), nomor yang diasosiaskan dengan kubu 01.

Lalu, dari tipe-tipe user nan muncul dari peta SNA tadi, siapakah yang paling ramai atau berkontribusi tinggi dalam percakapan tentang Timnas U-22 dan bagaimana relasi mereka dalam percakapan?

Berdasarkan peta SNA, dari jaringan percakapan terkait Timnas U-22, ada empat klaster yang muncul. Klaster paling besar adalah dari user dengan tipe news dan pecinta olahraga (sepakbola).  Merekalah yang paling ramai dan berkontribusi mempercakapkan tentang Timnas U-22. Tiga klaster lain terpisah dengan klaster ini. Dalam peta jaringan perbincangan dengan topik Timnas U-22, klaster besar ini tidak terhubung atau terpisah dengan akun-akun yang kerap muncul dalam percakapan “politik” dan Pilpres 2019. Dengan kata lain, ketiga klaster tersebut terpisah dari klaster utama ini. Klaster utama berdiri sendiri.  

HARAPAN DI BALIK KEMENANGAN TIMNAS U-22

Setelah kemenangan Timnas U-22 kemarin, adakah harapan ke depan yang tersimpan di balik kemenangan tersebut selain ucapan selamat kemenangan?

Kita dapat menggalinya dari percakapan yang muncul. Percakapan yang muncul itu, kita lihat dari daftar most retweet. Kita ambil dari top five most retweet. Semua percakapan yang muncul dari top five most retweet (@onecak, @MafiaWasit, @indosportdotcom, @jokowi dan @negativisme) secara eksplisit sama-sama mengucapkan selamat atas kemenangan Timnas U-22.

@onecak: Congrats buat Timnas U22 yang menjadi juara AFF U22  https://t.co/wukRqTssvM  #timnasday  #AFFU22 #IndonesiaJuara  https://t.co/QJO2QQPWJC 26/Feb/2019 20:50 WIB
@jokowi : Indonesia meraih Piala AFF U-22 2019 setelah menaklukkan  sang juara  bertahan Thailand dengan skor 2-1 dalam laga final yang ketat di Phnom  Penh, Kamboja, malam ini. Luar biasa.   Dari Tanah Air, saya menyampaikan selamat kepada Timnas U-22 Indonesia!  https://t.co/abvSjfKmBG  27/Feb/2019 00:08 WIB            
@MafiaWasit : Ketika para penjual skor lagi sibuk dengan Satgas, maka Timnas ga ada yang ganggu!  Selamat buat Kemenangan Indonesia 2-1 Thailand di #AFFU22   Negara ini Juara! 26/Feb/2019 20:26 WIB            
@indosportdotcom : Seperti kata Coach Indra Sjafri, kita harus bangga atas pencapaian ini,  sebab dari 8 negara hanya Indonesia yg memakai pelatih & pemain  lokal 👏  Sudah saatnya kita berada di atas kaki kita sendiri  #TimnasDay #AFFU22 #TimnasU22 #IndonesiaJuara #AFFU22  📹: Zainal Hasan/INDOSPORT https://t.co/bd2Hh2Ljks 26/Feb/2019 21:16 WIB
@negativisme : Bukti kalo Keberagaman itu saling menguatkan, kerjasama dalam perbedaan  membuat Indonesia juara.  Terimakasih Timna… https://t.co/mbuOrgWLRH 26/Feb/2019 20:41 WIB

Namun, di balik ucapaan selamat tersebut, ada beberapa percakapan (twit) yang secara implisit menyirat harapan terkait sepakbola Indonesia ke depan. Harapan tersebut terlihat dari tiga akun, yakni @onecak, @MafiaWasit, dan @indosportdotcom.

Isu atau harapan ke depan yang implisit tersirat di balik kemenangan Timnas U-22 kemarin dari ketiga status user ini, yakni soal bersihnya liga Indonesia dari kasus pengaturan skor (menjujung tinggi sportivitas), kepercayaan terhadap kualitas pemain lokal (tidak bergantung pada naturalisasi pemain), serta pembenahan PSSI (dambaan terhadap organisasi yang bersih dan mampu mengangkat prestasi olahraga sepakbola Indonesia).

KESIMPULAN

Dari paparan di atas, disampaikan beberapa kesimpulan.

Pertama, dari peta pemberitaan, media (mainstream) memberikan perhatian terhadap perhelatan Piala AFF-U22. Visibilitas, yakni tingkat jumlah dan menonjolnya berita tentang Timnas U-22 tergambar dari tren pemberitaan yang memperlihatkan kecenderungan tren yang naik selama pemberitaan dan memuncak pada pertandingan final dan kemenangan Timnas U-22.

Kedua, dari percakapan, familiaritas atau derajat kesadaran khalayak terkait topik percakapan tentang Timnas U-22 muncul tinggi saat laga final dan kemenangan Timnas U-22. Ini seperti juga terlihat dari tren percakapan dan tingkat interaksi yang tinggi pada saat laga final, terutama saat malam pertandingan dan Indonesia memenangi posisi puncak. Rendahnya perhatian publik sebelum laga final, kemudian berubah drastis setelah laga final, ini menunjukan bahwa publik merindukan prestasi.

Percakapan juga melibatkan tipe-tipe yang tidak bersifat one mode. Ada beragam tipe akun (two mode). Peta percakapan juga menunjukkan terdapat beragam klaster. Klaster tersebut tidak menunjukan polarisasi (diametral). Namun, di antara klaster-klaster tersebut, kontribusi percakapan tentang Timnas U-22 paling tinggi adalah dari akun personal/komunitas olahraga dan news. Mereka terpisah dari klaster ‘politik’. Secara tidak langsung bisa dikatakan, percakapan mereka tidak terkontaminasi 'kepentingan' atau afiliasi politik tertentu.

Ketiga, di balik kemenangan Timnas U-22 kemarin, juga ada harapan. Bila dibagi ada tiga. Pertama, soal “nilai”. Ini tergambar dari harapan tentang bersihnya sepakbola Indonesia dari kasus pengaturan skor (menjujung tinggi sportivitas). Kedua, soal pemain. Ini tergambar dari kepercayaan terhadap kualitas pemain lokal (tidak bergantung pada naturalisasi pemain). Ketiga, soal organisasi. Ini tergambar melalui harapan tentang pembenahan PSSI (adanya organisasi yang bersih dan mampu mengangkat prestasi olahraga sepakbola Indonesia).

CLOSING  

Footbal is honest game. It’s true to life. It’s game about sharing. Football is a team game. So is life,”--Joe Nanath