Oleh: Ayu Puspita Sari Ningsih

Tanggal 16 Oktober ditetapkan sebagai Hari Pangan Sedunia. Dalam masa kampanye menuju Pilpres 2019, Drone Emprit mencari tahu bagaimana perhatian kedua pasangan calon terhadap masalah pangan dari awal masa kampanye hingga saat Hari Pangan Sedunia 2018.

Drone Emprit memantau pemberitaan media terhadap kedua calon dan perbincangan di media sosial terkait masalah pangan Indonesia untuk mencari tahu bagaimana masalah tersebut disikapi. Topik yang dipantau adalah topik Hari Pangan Nasional secara umum tanpa filter dan dua topik spesifik kepada kedua calon, yaitu Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi, dengan menggunakan filter “pangan”, “impor beras”, dan “swasembada”.

DATA

Pemberitaan Media

Pemberitaan media dilihat dalam dua cara, yaitu pemberitaan media terkait masalah pangan selama masa kampanye terhitung sejak tanggal 22 September 2018 dan pemberitaan media khusus pada saat Hari Pangan Sedunia berlangsung.

Pemberitaan media terkait masalah pangan sejak tanggal 22 September lebih banyak membahas mengenai agenda Kementerian Pertanian pada Hari Pangan Sedunia dan masalah-masalah pangan global, seperti masalah El Nino dan bantuan pangan ke Palestina.

Fokus tersebut masih terlihat pada artikel-artikel berita yang terbit pada saat Hari Pangan Sedunia. Agenda Kementerian Pertanian dalam menangani masalah pangan menjadi hal yang paling banyak diberi perhatian oleh media.

Ketika masalah pangan dikaitkan dengan nama Jokowi dan Ma’ruf Amin, pemberitaan media banyak berfokus pada masalah bantuan pangan di Palu dan kritik terhadap kebijakan kenaikan harga BBM yang sempat akan dilaksanakan pada 10 Oktober silam.

Sementara pada Hari Pangan Sedunia, pemberitaan media menyangkut Jokowi dan masalah pangan lebih fokus pada kritik Gerindra terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi secara umum dan agenda Kementerian Pertanian. Jokowi dan ucapannya tampak tidak menjadi fokus pemberitaan media terkait pangan baik sejak awal masa kampanye maupun pada saat Hari Pangan Sedunia.

Berbeda dengan Jokowi, Prabowo dan Sandiaga banyak menjadi fokus pemberitaan sejak 22 September, terutama Sandiaga Uno. Pernyataan-pernyataan Sandiaga terkait masalah ekonomi dan harga pangan tampak menarik perhatian media. Sementara fokus pada Prabowo lebih kepada komentar-komentarnya terhadap kondisi pemerintah secara umum, termasuk masalah pangan.

Namun saat Hari Pangan Sedunia, pemberitaan media terkait Sandiaga berubah menjadi kritik terhadap salah satu program Sandiaga saat masih menjadi wakil gubernur DKI, yaitu Oke Oce Mart. Sementara pemberitaan mengenai Prabowo masih menyoal kritiknya terhadap kinerja pemerintah secara umum.

Perbincangan Media Sosial

Melalui pemantauan Twitter dapat dilihat bahwa sejak hari pertama kampanye pada tanggal 22 September hingga saat Hari Pangan Sedunia, perbincangan media sosial didominasi oleh kritik terhadap pemerintah. Konten kritik pada umumnya memprotes kebijakan impor beras dan janji Jokowi akan swasembada pangan dalam tiga tahun kepemimpinannya.

Dapat dilihat bahwa data SNA terkait Hari Pangan hanya memiliki satu cluster besar. Key speaker dalam cluster tersebut rata-rata adalah tokoh serta para influencer yang umumnya sepaham dengan Prabowo-Sandi, seperti Gatot Nurmantyo (@Nurmantyo_Gatot), Dahnil Anzar (@Dahnilanzar), Rizal Ramli (RamliRizal), dan Mbah Uyok (@MbahUyok). Tidak terlihat influencer atau tokoh pendukung Jokowi yang muncul sebagai key speaker dalam cluster tersebut. Akun-akun instansi pemerintahan seperti BPOM (@BPOM_RI) dan Kementerian Pertanian (@kementan) terlihat dalam SNA ini namun berada di luar cluster dan membicarakan masalah pangan yang institusi tersebut tangani.

Jika dilihat dari daftar top tweets, akun-akun key speaker dalam SNA tersebut memang menjadi akun-akun yang twitnya paling banyak dibagikan oleh warganet. Ketiganya memiliki satu suara, yaitu mengkritik kebijakan impor beras pemerintah. Twit dari akun resmi Gatot Nurmantyo tercatat paling banyak dibagikan dengan jumlah retweet hingga tanggal 16 Oktober mencapai angka 3.770 retweet.

Terutama ketika topik Hari Pangan dikaitkan dengan Jokowi atau Ma’ruf Amin, twit yang banyak dibagikan adalah twit-twit dari para influencer kubu oposisi, seperti @RajaPurwa dan @MbahUyok. Twit protes mereka terhadap janji swasembada beras Jokowi empat tahun lalu dibagikan sebanyak 1.272 dan 1.027 kali.

Namun ketika topik tersebut dikaitkan dengan nama Prabowo atau Sandiaga, twit yang paling banyak dibagikan adalah twit mengenai rencana strategi yang akan digunakan Prabowo dan Sandiaga jika mereka terpilih. Salah satu twit Sandiaga Uno sendiri mengenai peluncuran merk beras dengan Kelompok Wanita Tani Kanten menjadi salah satu twit yang dibagikan sebanyak 505 kali. Dua twit dari Dahnil Anzar yang berisi rencana pembentukan tim ekonomi Prabowo dan Sandiaga juga dibagikan sebanyak 364 dan 312 kali.

ANALISIS

Hari Pangan Sedunia tampaknya menjadi momen kritik bagi kinerja pemerintah, terutama dari pihak oposisi. Pernyataan-pernyataan pasangan calon dari pihak oposisi, Prabowo dan Sandiaga, mendapatkan perhatian dari media online terkait masalah pangan. Dapat dilihat bahwa Sandiaga lebih banyak mendapat perhatian dari media melalui pernyataan-pernyataan dan aktivitasnya dibanding Prabowo. Sandiaga terlihat lebih banyak membicarakan mengenai fokus permasalahan pangan yang akan ditanganinya jika dirinya dan Prabowo terpilih dalam pemilu, namun hanya sebatas itu. Belum ada pembicaraan mengenai langkah-langkah konkrit yang akan mereka lakukan jika mereka terpilih kelak.

Program-program pasangan calon tersebut juga tidak terlihat digaungkan oleh akun-akun media sosial influencer maupun tokoh-tokoh publik pendukung Prabowo dan Sandiaga. Dapat dilihat dari twit-twit Gatot Nurmantyo dan Rizal Ramli rata-rata hanya keras mempertanyakan kebijakan impor beras tanpa dibarengi dengan usulan atau saran yang dapat ditempuh pemerintah untuk menekan jumlah impor beras Indonesia. Berbeda dengan kedua tokoh tersebut, Dahnil Anzar juga menjelaskan strategi Prabowo-Sandiaga jika terpilih kelak, namun baru sebatas gambaran umum dari tim kerja yang akan dibentuk dan bukan program-program yang direncanakan akan dilakukan jika Prabowo-Sandi terpilih.

Pun demikian dengan pasangan petahana, Jokowi dan Ma’ruf Amin. Pemberitaan tentang mereka terkait pangan hampir tidak ada. Fokus media lebih kepada agenda Kementerian Pertanian dalam menangani masalah pangan ke depannya. Para influencer dan tokoh-tokoh yang mendukung petahana pun tidak tampak ramai berbicara terkait masalah pangan. Bisa dibilang, kubu Jokowi sepi ketika dihadapkan pada masalah pangan.

PENUTUP

Hari Pangan Sedunia ramai oleh kritik terhadap kebijakan impor beras dan kegagalan swasembada beras. Nyaris tidak ada pertengkaran, hanya protes satu arah.

Namun tetap tidak ada solusi dari pasangan calon mana pun.