Kumpulan Ikan-ikan Merah Amien Rais

Oleh: Ayu Puspita Sari Ningsih

Tersangkut kasus Ratna Sarumpaet,  Amien Rais Polda Metro Jaya dipanggil sebagai saksi pada Jum’at (5/10), tetapi pimpinan PAN tersebut tidak muncul. Amien Rais baru menanggapi panggilan kedua Polda Metro Jaya hari Rabu (10/10) dengan dikawal oleh sekitar seribu massa pendukung dan permintaan kepada Presiden Jokowi agar mencopot jabatan Kapolri Tito Karnavian.

Drone Emprit (DE) memantau perbincangan di media online dan Twitter terkait pemanggilan Amien Rais dari tanggal 3 hingga 10 Oktober 2018. Dengan menggunakan kata kunci Amien Rais, DE melihat bagaimana pembentukan wacana media online serta influencers media sosial terhadap masalah ini.

DATA

Tren Pembicaraan Twitter

Pembicaraan tentang Amien Rais di Twitter mulai naik pada hari Ratna Sarumpaet mengadakan konferensi pers mengenai kebohongannya. Nama Amien Rais ikut diperbincangkan karena menjadi salah satu orang yang bertemu dengan Ratna sebelum kebohongannya diketahui. Di Twitter tercatat sekitar seribu twit dibuat mengenai Amien Rais pada rentang waktu 5-6 Oktober 2018. Peningkatan perbincangan secara signifikan di Twitter terjadi mulai tanggal 7 Oktober dengan percakapan mengenai Amien Rais naik dari 1.281 twit pada 6 Oktober menjadi dua kali lipatnya pada 7 Oktober dengan 2.680 twit.

Peningkatan perbincangan ini terjadi sehubungan dengan ketidakhadiran Amien Rais saat dipanggil oleh Polda Metro Jaya terkait kasus Ratna Sarumpaet. Peningkatan perbincangan terus terjadi hingga tanggal 10 Oktober terdapat 22.868 twit membahas mengenai kedatangan Amien Rais ke Polda Metro Jaya.

Pemberitaan Media Online

Dari data volume pemberitaan, media nasional terlihat paling banyak memberitakan tentang pemanggilan Amien Rais ke Polda. Detik menjadi media online yang paling banyak memberitakan tentang Amien Rais. Detik membuat 115 artikel tentang Amien Rais pada rentang waktu pemantauan, diikuti oleh Okezone dan Liputan 6 sebanyak 102 dan 93 artikel.

Namun artikel yang paling banyak dibagikan adalah artikel dari CNN Indonesia dan Republika. Kedua artikel tersebut memberitakan ucapan Amien Rais yang menyatakan bahwa dia akan membongkar kasus korupsi yang mangkrak di KPK.

Ditinjau dari topik yang sering diangkat oleh media juga dapat dilihat bahwa pernyataan Amien Rais tersebut banyak menjadi perhatian media. Selain berhubungan dengan Ratna Sarumpaet, penyebutan KPK juga banyak digunakan oleh media dalam pemberitaan mengenai pemanggilan Amien Rais selama waktu pemantauan. Kata-kata Kapolri dan Tito banyak digunakan dalam pemberitaan setelah Amien Rais meminta Presiden Jokowi untuk mencopot jabatan Tito Karnavian sebagai Kapolri sebelum dirinya diperiksa oleh Polda Metro Jaya, dua hari setelah pernyataan sebelumnya.

Opini Media Sosial

Seperti pemberitaan media, pembicaraan di Twitter terkait Amien Rais juga terpecah antara fokus pada kasus Ratna Sarumpaet atau pada kasus Tito Karnavian. SNA pembicaraan mengenai Amien Rais di Twitter menunjukkan adanya dua chambers yang membahas topik ini dengan pendapat yang berbeda. Satu chamber yang berpusat di sekitar akun @CakKhum dan @RajaPurwa sebagai key speaker menunjukkan salah satu fokus topik pembicaraan ada pada masalah “buku merah” (red. sebutan untuk kasus perusakan bukti korupsi yang memunculknan nama Kapolri Tito Karnavian). Sementara itu, chamber lainnya yang berpusat pada akun-akun seperti @sinarNKRI dan @ASapardan lebih terfokus pada sikap Amien Rais saat datang ke Polda Metro Jaya.

Kedua chambers ini juga terpetakan melalui tagar yang sering digunakan di Twitter saat membicarakan mengenai Amien Rais. Tagar 2019GantiPresiden dan KoalisiPraBOHONG menjadi tagar yang banyak digunakan. Topik “buku merah” juga muncul sebagai tagar yang banyak digunakan dalam perbincangan Twitter terkait Amien Rais.

Hal yang sama juga tercermin dari twit-twit yang mendapatkan cukup banyak retweet. Beberapa twit menyingggung tentang KPK dan kasus korupsi yang akan dibeberkan oleh Amien Rais, seperti twit dari @RajaPurwa yang dibagikan sebanyak 606 kali atau twit dari @CakKhum dan @ekowBoy yang dibagikan sebanyak 585 dan 522 kali.

@RajaPurwa: “Politisi Senior digoyang, ya digoyang balik... Bakal terus rame nie! :-) Amien Rais & #BukuMerah…” (10/Oct/2018, 12:04 WIB, dengan menyertakan cuplikan video Amien Rais meminta Presiden Jokowi mencopot jabatan Tito Karnavian)
@CakKhum: “GEGER! Pak Amien Rais Janji Ungkap Kasus Korupsi? Kasus apa ya kira-kira, ada yang bisa menebak? #2019GantiPresiden sudah saatnya #PrabowoSandi #AdilMakmur” ( 8/Oct/2018 20:12 WIB)
@ekowBoy: “Jangan harap KPK berani usik kekuasaan! Jangan harap penyerang Novel ditangkap! Sedangkan.. Amien Rais dicari-cari kesalahannya, dibunuh karakternya, beliau korban kebohongan namun diperlakukan seperti penjahat!”  ( 9/Oct/2018 09:32 WIB)

Namun ada juga twit-twit yang fokus membahas kasus Ratna Sarumpaet. Twit dari tokoh nasional Djoko Edhi, Mahfud MD dan Ruhut Sitompul juga menjadi twit yang cukup banyak dibagikan dalam konteks ini. Dalam twit-nya, politikus Djoko Edhi mempertanyakan kronologi surat pemanggilan Amien Rais yang menurutnya janggal. Sementara Mahfud MD mendukung Amien Rais untuk memenuhi panggilan polisi karena menurutnya Amien Rais bukan target untuk menjadi tersangka kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Namun hal itu dibantah oleh twit Ruhut Sitompul, yang berkata sebaliknya, bahwa Amien Rais dan beberapa nama tokoh yang juga terlibat dalam kasus hoaks ini dapat terjerat pasal pidana.

@jokoedy6: “Surat panggilan Polda Metro kpd Amien Rais tanggal 2. Konpers Ratna tanggal 3. Pertanyaannya, dari mana penyidik tahu bahwa Ratna berbohong? Itu misteri pemanggilan Amien Rais, siang ini. Ratna diketahui berbohong karena ia konpers. Pasti pakai Kitab Sihir Mujarobat.” ( 10/Oct/2018 07:55 WIB, 1.410 retweet)
@mohmahfudmd: “Benar, kan? Stlh dtng ke Polda dan memberi keterangan Pak Amien Rais tampak plong dan me-muji2 kebaikan pemeriksaan oleh Polri. Kt-nya dia diperlakukan baik dan tak dijebak. Sejak awal sy bilang, lbh baik Pak Amien datang ke Polda menjelaskan sebab dia bkn target utk jd TSK.” (10/Oct/2018 17:35 WIB, 1.210 retweet)
@ruhutsutompul: “Prof Mahfud MD SahabatKu, Amien Rais Amien Rais Hanum Rais Fadli Zon Fahri Hamzah Rachel Maryam banyak lagi Pendukung Prabowo & Sandi dapat dijerat UU ITE ma’af SahabatKu Prof Hukum Tata Negara, “Jadi jelas dpt dijerat Hukum Pidana Dasar Hukumnya KUHP Psl 55 Turut Serta” MERDEKA.” ( 8/Oct/2018 09:18 WIB, 503 retweet)

ANALISIS

Dari data yang telah dijabarkan, dapat dilihat bahwa ucapan Amien Rais sebelum diperiksa di Polda Metro Jaya menjadi sebuah red herring bagi masalah pemanggilan tokoh PAN tersebut. Awalnya Amien Rais menolak datang ke Polda Metro Jaya saat dipanggil untuk menjadi saksi kasus Ratna Sarumpaet pada tanggal 5 Oktober. Kemudian pada panggilan kedua tanggal 8 Oktober 2018, Amien Rais berkata dia bersedia datang ke Polda Metro Jaya dengan membawa informasi yang menarik terkait kasus korupsi yang mangkrak di KPK. Lalu keesokannya sebelum diperiksa di Polda Metro Jaya, Amien Rais memberikan pernyataan yang meminta Presiden Jokowi untuk mencabut Tito Karnavian dari jabatannya sebagai kapolri.

Pernyataan tersebut kemudian banyak diangkat oleh media online. Dua ucapan berurutan Amien Rais ini memberi persepsi bahwa kasus korupsi mangkrak yang diucapkan dua hari sebelumnya merupakan kasus perusakan bukti korupsi yang konon melibatkan Kapolri Tito Karnavian. Akun-akun yang menyatakan dukungannya kepada Amien Rais, seperti @RajaPurwa, @CakKhum, dan @ekowBoy pun terlihat kerap menyampurkan twit pembahasan tentang pemanggilan Amien Rais dengan dua pernyataannya tersebut, membuat fokus topik pembicaraan terbagi antara fokus pemanggilan Amien Rais dengan fokus pada “buku merah”.

Salah satu ciri dari red herring fallacy adalah pembalasan satu argumen dengan argumen yang tidak menyinggung topik yang dibicarakan. Topik yang digunakan untuk red herring fallacy bisa jadi merupakan topik yang masih berhubungan dengan topik yang dibahas, atau bisa berbeda sama sekali. Dapat dilihat bahwa red herring pada masalah pemanggilan Amien Rais ini adalah pernyataan mengenai kasus korupsi di KPK dan permintaan pencopotan jabatan Tito Karnavian di saat fokus yang harusnya dibahas/diperhatikan adalah kasus hoaks Ratna Sarumpaet.

KESIMPULAN

Red herring bukan hal yang baru dalam dunia politik. Red herring tidak selalu terlihat gamblang. Walaupun red herring seringkali mengarahkan pada isu yang sebetulnya sama pentingnya untuk dibahas dan ditangani, namun hal itu tidak membantu memecahkan masalah yang tengah menjadi fokus pembahasan.

Apakah ikan-ikan merah Amien Rais kali ini berhasil menggiring arus ke arah yang diinginkan?