Jokowi dan Ma’aruf Amin: Peta Percakapan dalam Medsos

Oleh: Windo W

Drone Emprit (DE) sudah membuat projek untuk tokoh dari capres-cawapres dari masing-masing kontestan Pilpres 2019.

Dalam kesempatan ini, kita ingin lihat peta percakapan di media sosial (Twitter) terkait paslon 01, yakni Joko Widodo dan Ma’aruf Amin. Periode data yang dipantau yakni seminggu terakhir, 17 hingga 24 Maret 2019. Untuk paslon 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan disampaikan di tulisan selanjutnya.  

PETA PERCAKAPAN TENTANG JOKOWI

Dalam perbincangan terkait Jokowi di media sosial Twitter, percakapan positif dan popular yakni sisi romantik Jokowi kepada Ibu Iriana. Juga, percakapan tentang dukungan untuk Jokowi dan ajakan untuk tidak golput. Topik percakapan negatif tentang Jokowi terkait dengan isu harga sawit anjlok, tidak berpihak pada korban musibah di Papua, dan perkataan Jokowi tentang 4,5 saya difitnah dan saya akan lawan.

Tagar yang mewarnai percakapan didominasi tagar dukungan kepada Jokowi, seperti #o1IndonesiaMaju, #JokowiLagi, #TambahYainJokowiAmin, #2019JokowiKyaiMaruf, dll.

Dari top five influencers, percakapan diwarnai oleh akun-akun dari pendukung kubu 02, yakni @Ferdinand_Haen, @CakKhum, dan @RajaPurwa. Ada juga influencer percakapan dari tipe akun dari media yakni @Viva.coid. Dan dari akun Jokowi sendiri, @jokowi.

Dari peta SNA, ada dua klaster. Klaster berwarna merah merupakan klaster dari pendukung kubu 02. Warna merah menandakan ada percakapan dengan sentimen negatif. Ukuran klaster ini tidak terlalu besar, tapi tampak solid (padat). Klaster satu lagi, yang berwarna hijau, dari pendukung Jokowi, yang membincangkan Jokowi dengan sentimen positif. Artinya, para pendukung Jokowo massif mengamplifikasi percakapan positif tentang Jokowi. Namun, seperti terlihat dari SNA, selain ada yang padat/solid, juga masih ada yang terpencar.

PETA PERCAKAPAN TENTANG MA’RUF AMIN

Meme Tirto yang dianggap memelintir pernyataan Ma’ruf Amin mendapat respons dari pendukung 01. Respons ini menempatkan Ma’aruf Amin dalam posisi yang diperlakukan tak adil dalam pemberitaan. Respons pendukung 01 terkait hal ini mendapat retweet yang cukup banyak. Ma’aruf memperoleh simpati dan dukungan.

Percakapan negatif terkait Ma’ruf dibangun salah satunya berdasarkan hasil polling di medsos. Dalam polling tersebut, Ma’ruf (pasangan 01) tidak lebih unggul dari cawapres 02 (Sandiaga). Terlihat juga, topik percakapan yang masih terkait dengan pasca debat cawapres 17 Maret kemarin. Yakni, terkait buku kegiatan ramadhan dan serangan atas usia Ma’ruf Amin (tua).

Percakapan tentang Ma’ruf didominasi oleh tagar dukungan. Tagar tersebut mempromosikan narasi positif tentang posisi Ma’aruf sebagai kyai.

Percakapan terkait MA diwarnai oleh top influencers baik dari kubu 01 maupun kubu 02. Juga ada tipe akun polling. Tipe akun polling ini lebih banyak di-retweet oleh pendukung 02. Ada juga yang tidak tergabung dalam 01 dan 02, yakni @hadokotjung. Sebagaimana tampak dari peta SNA, akun ini terpisah dan berjarak jauh dari kedua kubu (01 maupun 02).

Dalam seminggu terakhir, seperti pada peta SNA dalam percakapan tentang Jokowi, dalam percakapan tentang Ma’aruf, klaster pendukung 01 lebih besar ketimbang klaster 02. Terlihat klaster 01 padat dan membangun narasi positif tentang MA. Klaster 02 terlihat kecil dengan narasi negatif tentunya. Ada satu klaster terpisah dari klaster 01 dan 02, tapi tidak besar.

ANALISIS

Dalam perbincangan Jokowi, narasi positif yang dibangun bersifat reputasi Jokowi sebagai pasangan yang romantis dan harmonis. Juga, ada narasi tentang ajakan untuk tidak golput, dalam arti untuk tetap memilih, namun secara implisit adalah ajakan untuk memilih 01.

Narasi negatif yakni soal harga sawit yang anjlok. Yang secara implisit, ini menyerang kapasitas Jokowi dalam pegelolaan stabilitas harga perkebunan (sawit). Narasi negatif lain soal ketidakberpihakan Jokowi pada korban musibah di Papua. Ini menyerang sisi humanis Jokowi. Ada juga narasi negatif yang berangkat dari pidato Jokowi yang berbicara tentang 4,5 sudah difitnah dan Jokowi akan lawan. Narasi yang dibangun, Jokowi lebih berfokus tentang apa yang menimpa dirinya, bukan persoalan bangsa.

Jokowi merupakan top influencer utama dalam percakapannya. Selain Jokowi, juga ada top influencer lain, yakni dari kubu 02 dan media. Di satu sisi, engagement Jokowi paling tinggi dalam percakapan, namun dari sisi keberagaman influencer, kubu 02 lebih beragam.

Dalam perbincangan tentang Maa’ruf, narasi yang dibangun bersifat menempatkan pemberitaan yang tidak adil tentang MA dengan kemunculan meme Tirto. Narasi negatif tentang Maa’ruf  yakni tingkat keterpilihan Ma’aruf yang rendah. Ini dibangun melalui hasil polling di media sosial di mana menempatkan Sandiaga dan pasangan 02 lebih unggul. Serta juga ada narasi tentang aspek usia Maa’ruf Amin, yang secara implisit menyerang soal kompetensi dan kesegaran Ma’aruf dalam memimpin.

CLOSING

Untuk kubu 01, isu positif tentang pribadi Jokowi dalam level keluarga (sebagai suami, ayah, kakek) ke depan mesti dimbangi oleh narasi tentang reputasi Jokowi dari sisi kapasitas kepemimpinan. Karena isu ini yang paling acap jadi sisi "serangan". Dalam perbincangan, kubu 01 harus mampu menghadirkan influencer lain selain Jokowi agar Jokowi tak tampak ‘sendirian”.

Sementara, untuk Ma’aruf, pendukung kubu 01 harus mampu menghadirkan bahwa usia justru bukan penghalang bagi keberhasilan dalam memimpin bangsa. Aspek kekyaian Maaruf tidak terlalu banyak mendapat serangan, justru aspek usia yang diasosiasikan dengan kesegaran memimpin. Jadi, untuk kubu 01, tampaknya, sisi usia yang perlu dinarasikan dengan lebih "manis" untuk mengkounter narasi serangan.

Sekarang, bagaimana dengan kubu 02? DE akan hadirkan di tulisan berikutnya.