Oleh: Ismail Fahmi
Dalam dua hari terakhir, muncul emosi "Kangen Pak Sutopo" di media sosial. Kenapa? Ini merupakan sinyal dari publik tentang persepsi mereka terhadap bagaimana pemerintah mengelola krisis dalam menghadapi #COVID19. Seperti apa gambarannya?
![](/content/images/2020/03/image-35.png)
TREN penyebutan 'Sutopo' meningkat sejak 2 Maret 2020. Ini saat yang sama ketika Presiden @jokowi mengumumkan ada 2 orang penderita #COVID19 dari Depok.
![](/content/images/2020/03/image-36.png)
Netizen meresponse dengan menyebut-nyebut pak Sutopo. Seperti @Muthia911, "Pak Sutopo, we miss you so much it hurts." Atau @anandabadudu, "Kita semua kangen alm Sutopo." yang meresponse atas cuitan @risyiana yang juga kangen Sutopo.
![](/content/images/2020/03/image-37.png)
Yang disayangkan oleh publik adalah "crisis management speech" dari pak Menteri Terawan. Apa yang disampaikan oleh beliau benar, namun cara penyampaiannya yang kurang bisa meyakinkan publik. @risyiana dan @tahespedia: kita butuh jubir seperti pak Sutopo atau @febridiansyah.
![](/content/images/2020/03/image-38.png)
Bagaimana dengan jubir untuk krisis #COVID19 yang diangkat oleh presiden, pak Achmad Yurianto? Trendnya meningkat pada tanggal 3 Maret. Awalnya percakapan tinggi di media online, baru kemudian Twitter.
Trend spt itu menunjukkan, publik baru tahu dari media. Dan karena belum/tidak ada akun media sosial dari pak Achmad Yurianto, akan ada delay komunikasi. Berbeda dengan Malaysia, dimana @DrDzul sebagai pejabat kementerian kesehatan, yg juga aktif di Twitter.
![](/content/images/2020/03/image-39.png)
Bagaimana response netizen terhadap pak Achmad Yurianto? POSITIF sekali. Misal @zarazettirazr sangat pendukung penunjukan ini, karena dr Achmad bisa mengkomunikasikan dengan baik dan meyakinkan. Sense of crisisnya ada, dan jelas informasi yg disampaikan.
![](/content/images/2020/03/image-40.png)
Peta SNA 'Depok' Publik mendapat informasi kebanyakan dari media online seperti @kumparan, @detikcom, @kompascom, atau akun profesional spt @GiaPratamaMD, atau dari buzzer dan netizen spt @permadiaktivis, @do_ra_dong dll. Akun representasi @KemenkesRI atau jubirnya blm hadir.
![](/content/images/2020/03/image-41.png)
Dibandingkan dengan Malaysia, akun official yang paling berperan, seperti @KKMPutrajaya (seperti @KemenkesRI kita), @JPenerangan (spt @kemkominfo kita). Sehingga mereka mendapat informasi yang valid dari official.
Closing
Analisis singkat ini semoga bermanfaat sebagai masukan bagi @KemenkesRI dan jajaran kesehatan. Goal kita, agar publik mendapat informasi yang valid, akurat dari sumber yang terpercaya.