Oleh Windo W.

Drone Emprit (DE) memantau pemberitaan dan percakapan mengenai Hari Pahlawan, bertepatan 10 November 2018 kemarin. Untuk mengumpulkan data, setting data yang digunakan adalah dengan menggunakan kata kunci: hari pahlawan, yang dipantau dalam kurun satu hari kemarin (10 November 2018). Pemantauan dilakukan di media online dan di media sosial, khususnya Twitter.

Bagaimana volume dan tren pemberitaan dan percakapannya? Seperti apakah pola pemberitaan dan percakapan yang muncul? Apa saja topik yang muncul baik di pemberitaan maupun di percakapan? Siapa saja yang muncul di pemberitaan dan percakapan pada momen Hari Pahlawan dan siapa yang paling menonjol? Dari berbagai jawaban atas pertanyaan itu, kesimpulan apa yang dapat disampaikan dalam tulisan ini menyangkut pemberitaan dan percakapan mengenai Hari Pahlawan tersebut?

DATA

Volume dan Tren

Selama pemantauan satu hari kemarin, tercatat volume penyebutan (mentions) di media online sebanyak 1.967. Sedangkan di media sosial Twitter sebanyak 68.295.

Pemberitaan tentang Hari Pahlawan sudah muncul sejak pagi. Siang hari, sekitar pukul 11, adalah puncak pemberitaannya—dengan jumlah artikel yang muncul pada jam ini sebanyak 200 artikel. Setelah pukul itu, tren pemberitaan turun.

Tren percakapan di media sosial Twitter juga sudah muncul sedari pagi. Percakapan terus meningkat dan siang hari, sebagaimana di pemberitaan, sekitar pukul 11, adalah puncak percakapan—dengan memunculkan mention lebih dari 6.0k. Setelah jam itu, perlahan-lahan, percakapan mulai susut.

Engagement Type

Pola yang paling menonjol dalam percakapan di media sosial Twitter, dilihat dari Engagement Type, adalah pola retweet. Pola ini mengisi 64,23% dari total percakapan. Pola reply sangat sedikit, hanya 2.56% dari total keseluruhan percakapan, sementara pola mention 33,22%.

Dari data ini, artinya, user yang terlibat dalam percakapan lebih banyak men-share twit tertentu, ketimbang terlibat dalam komunikasi yang interaktif antara satu user dengan user lain.

Sites

Pemberitaan mengenai Hari Pahlawan kemarin dimuat di pelbagai media baik media mainstream (top) (seperti detik.com. rri.co.id, okezone.com, liputan6.com) maupun non-mainstream (alternatif) (pojokjogja.com, jabar.antaranews.com, merdeka.com). Jumlah artikel yang dimuat di tiap media terkait topik Hari Pahlawan beragam. Ada yang 13, 14, 17,18, hingga 40 artikel.

Topic Map

Subjek pemberitaan paling menonjol pada pemberitaan hari kemarin adalah Hari Pahlawan. Nama Presiden Jokowi, Bung Tomo, mantan presiden SBY dan Megawati juga muncul sebagai subjek pemberitaan di luar subjek pemberitaan Hari Pahlawan. Namun, di antara nama-nama itu, nama Presiden Jokowi menjadi subjek pemberitaan yang paling menonjol di media.

 

Eksposure

Dalam percakapan satu hari kemarin, tipe user (berdasarkan tipe jumlah follower-nya) yang paling banyak terlibat dalam percakapan ialah tipe user dengan followers 101-500 (33,30%), 1001-10k (13.81%) dan 4-25 (13.10%). Tipe user dengan followers 0-3 tidak terlalu dominan terlibat dalam percakapan (6.01%). Tipe ini masih di bawah tipe-tipe user lain seperti tipe user dengan follower 26-50 (7.53%), 51-100 (9.64%), dan 500-1000 (12.49%).

Most Retweet

Berdasarkan most retweet, ada beragam user yang muncul. Bila berkaca dari pemantauan DE yang sudah-sudah, khususnya terkait monitoring isu-isu yang muncul selama masa Pilpres 2019, akun-akun yang muncul dalam perbincangan Hari Pahlawan juga diisi oleh akun-akun baik dari pihak petahana maupun oposisi.

Dari pihak petahana atau pendukung pemerintah, ada @jokowi, @addiems, @ridwankamil, @pramonoanung, @Dr_Moeldoko , @P3nj3l4j4h, @CH_chotimah  dst. Dari pihak oposisi, ada @prabowo, @fadlizon, @sandiuno, @Hilmi28, @ustadtengkuzul dst.

Menariknya, selain akun-akun tersebut, yang kerap berada di klaster berbeda (klaster petahana dan klaster oposisi), muncul akun-akun lain yang membentuk klaster sendiri, yang berada di luar dua klaster tersebut. Klaster ketiga ini diisi seperti @FiersaBesari, @wiranagara , @maccinato @dsuperboy, @sheilaon7 dan sebagainya.  

Hal ini kian jelas bila kita melihat peta SNA. Peta SNA memperlihatkan ada tiga klaster. Klaster pertama diisi oleh akun-akun yang pro petahana, klaster kedua diisi oleh akun-akun dari kubu oposisi, dan klaster ketiga berada di luar kedua klaster tersebut.

Dari top five most retweet, terlihat ketiga klaster tersebut juga mendapat “tempat” dalam percakapan dan masing-masing mentwit dengan penekanan berbeda-beda.

Kubu petahana yang diwakili Jokowi misalnya menyampaikan kegiatan yang dilakukan dalam peringatan Hari Pahlawan, yaitu dengan cara mengikuti acara Gowes Bandung Lautan Sepeda.

@jokowi : Berbusana ala pemuda zaman kemerdekaan dan mengayuh sepeda onthel menyusuri kota dalam acara Gowes Bandung Lautan Sepeda, pagi ini. Begitulah saya memperingati Hari Pahlawan 2018 ini. Pakaian dan sepeda seperti ini untuk mengenang masa-masa perjuangan di tahun-tahun 1945. https://t.co/1KDX6lkeY0. 10/Nov/2018 16:30 WIB

Kubu oposisi, yang diwakili oleh @prabowo menyampaikan twit dengan mengirim “pesan” tentang perwujudan keadilan dan kemakmuran. Pesan ini hampir sama dengan pesan-pesan politik atau naras-narasi yang disampaikan sejauh masa kampanye ini.

@prabowo : Selamat memperingati hari pahlawan. Semoga sebagai generasi penerus kita mampu menjaga dan mengisi kemerdekaan sehingga kita menjadi bangsa yang terhormat dan mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. https://t.co/qBC3l5ZarN
10/Nov/2018 14:24 WIB

Sementara dari pihak di luar petahana dan oposisi, menyampaikan makna lain tentang arti kepahlawanan. Seperti misalnya dari @FiersaBesari.

@FiersaBesari : Pahlawan tidak selalu diabadikan dalam buku sejarah, dihafalkan oleh anak sekolah, atau dielu-elukan oleh rakyat. Beberapa pahlawan harus dibungkam, diasingkan, dihilangkan, bahkan dibunuh, demi membela demokrasi agar generasimu bebas berpendapat. . Selamat #HariPahlawan
10/Nov/2018 07:16 WIB

Hestek

Dari masing-masing twit yang muncul dengan penekanan yang berbeda tersebut, buhul yang mengikat adalah Hari Pahlawan. Seperti terlihat di hestek, ini menjadi tagar paling menonjol. Dengan kata lain, ia menjadi topik paling utama dalam percakapan.

ANALISIS

Dari data yang disampaikan di atas, dapat disampaikan beberapa poin di tulisan ini.

Pertama, Hari Pahlawan mendapatkan atensi baik di pemberitaan maupun di percakapan.

Atensi dari pemberitaan terlihat dari topik Hari Pahlawan yang menjadi subjek pemberitaan paling menonjol di antara subjek pemberitaan lainnya. Juga, tampak dari adanya sebaran pemberitaan di berbagai media terkait pemberitaan Hari Pahlawan dengan jumlah artikel yang beragam, baik dari media mainstream maupun non-mainstream.

Sementara itu, dari percakapan, tampak dari volume yang cukup tinggi, juga tampak dari #HariPahlawan yang menjadi top hestek dalam percakapan. Selain itu, pun ditunjukkan dari percakapan yang lebih bersifat natural atau organik. Ini ditunjukkan dari tipe user yang terlibat dalam percakapan. Tipe user yang terlibat sebagian besar merupakan tipe real user, bukan akun bot (seperti tipe user follower 0-3—meskipun tidak selalu dapat dikatakan akun bot, tapi sebagian besar tipe user seperti ini punya potensi sebagai akun bot, yang bertujuan seperti untuk mengamplifikasi percakapan).

Kedua, Jokowi menjadi pihak yang paling menonjol muncul baik di pemberitaan maupun percakapan pada Hari Pahlawan.

Seperti terlihat dari topics map, selain Hari Pahlawan, nama Jokowi juga muncul sebagai subjek pemberitaan. Nama Jokowi menjadi subjek pemberitaan yang paling menonjol dibandingkan nama-nama lain. Di percakapan, Jokowi juga paling menonjol dengan menduduki posisi teratas dari most retweet dibandingkan dengan users lain.

Ketiga, percakapan mengenai Hari Pahlawan tidak “dimonopoli” oleh dua klaster.

Peta percakapan menunjukkan bahwa yang terlibat dalam percakapan mengenai Hari Pahlawan melibatkan berbagai user dengan latar belakang yang berbeda. User tersebut ada yang merupakan akun-akun yang berada dalam klaster pro petahana dan oposisi. Namun, di luar itu, seperti terlihat dari peta SNA, juga muncul akun-akun yang justru tidak masuk dalam kedua klaster tersebut. Mereka membentuk klaster sendiri, yakni klaster ketiga.

Ini mengindikasikan, percakapan tentang Hari Pahlawan tidak hanya menjadi ‘monopoli’ kedua klaster (petahana dan oposisi), tapi juga menjadi perbincangan di luar klaster tersebut. Walaupun ukuran klaster ketiga ini tidak besar, ia mewarnai perbincangan mengenai Hari Pahlawan dengan pesan-pesan atau twit mereka yang berbeda dari umumnya twit yang muncul di klaster petahana dan oposisi.

CLOSING

Hari Pahlawan kemarin telah mendapat perhatian baik di pemberitaan maupun di percakapan. Satu hal menarik pada Hari Pahlawan kemarin, khususnya dalam percakapan, yakni memunculkan klaster ketiga. Klaster ketiga ini tidak besar ukurannya, tapi cukup mewarnai percakapan. Kita berharap, di momen-momen perbincangan publik lainnya, akan muncul klaster-klaster lain di luar kedua klaster yang selama ini kerap terjebak dalam skema relasi “bipolar”. Tentu, dengan munculnya klaster lain di luar dua klaster tersebut diharapkan bukan justru memunculkan multipolar, melainkan memunculkan ide-ide baru yang barangkali tidak keluar dari cuitan dari dua klaster yang selama ini menghiasi peta SNA dari DE.