Oleh: Lathif Purwa Atmaja dan Rachmat Kurniawan
Pembacaaan puisi atau banyak yang mengartikan sebagai doa yang dilantunkan oleh Neno Warisman pada acara Munajat 212 di Monas beberapa hari lalu menuai kontroversi.
Polemik tersebut muncul karena puisi atau doa tersebut dikonotasikan sangat berbau politis untuk memenangkan salah satu calon pasangan capres-cawapres.
Kurang lebih, berikut ini isi potongan puisi atau doa yang menuai kontroversi tersebut:
“jangan, jangan Engkau tinggalkan kami
dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu”
Sejumlah pihak mulai dari politikus, PBNU, hingga cawapres Ma’ruf Amin mengkritik puisi yang diketahui berjudul 'Puisi Munajat 212‘ tersebut
Popularitas
Berdasarkan pantauan DE, jumlah volume (mentions) terhadap kasus ini pada periode tersebut dalam kanal media massa online terpantau 1.454 pemberitaan sedangkan dalam ranah media sosial terdapat 41.517 mentions yang sebagian besar didominasi oleh perbincangan Twitter sebanyak 39.287 mentions. Sebagianlainnya berasal dari laman Facebook sejumlah 2.031 mentions, dan Instagram 199. mentions.
TREN
Pemberitaan mengenai kasus tersebut mulai muncul pada tanggal 21 Februari 2019. Jumlah tersebut terus meningkat tajam hingga mencapai puncaknya pada tanggal 23 Februari dengan 309 reportase yang mana sebagian besar mewartakan banyaknya pihak terutama pendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf yang mengkritik doa Neno Warisman tersebut karena dianggap dapat memecah belah masyarakat. Namun, setelah itu, volume pemberitaan menurun secara signifikan.
TOPIK PEMBERITAAN
Sebagian besar topik pemberitaan yang muncul berisi tentang kritikan berbagai pihak terhadap doa yang dilakukan Neno Warisman pada acara Munajat 212. Respons tajam berasal dari Ma’ruf Amin dan Jusuf Kalla yang menyesalkan doa tersebut dan mengungkapkan bahwa perbuatan itu merupakan suatu kampanye yang keliru. Sejalan dengan itu, Muhammad Lukman Edy, seorang politisi PKB, mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan suatu kebohongan dari pasangan Prabowo-Sandiaga.
TOPIK PERBINCANGAN DOA NENO (Twitter)
Selama periode 21 Februari – 25 Februari 2019, peta perbincangan terkait Doa Neno Warisman di Twitter didominasi oleh beberapa perbincangan yang cenderung bersifat positif terhadap Jokowi. Hal tersebut dikarenakan beberapa akun yang menjadi top influencer di laman ini didominasi oleh akun-akun pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin, seperti akun @ApriliaLin, @MemeTanpaHurufK, dan @JajangRidwan19. Sebagian besar perbincangan tersebut membahas beberapa kecaman terhadap aksi doa yang dikomandoi oleh Neno Warisman.
TOPIK PERBINCANGAN DOA NENO (Facebook)
Selama periode ini, peta perbincangan terkait Doa Neno Warisman di laman Facebook juga didominasi oleh beberapa perbincangan yang cenderung bersifat positif terhadap Jokowi. Hal tersebut karena dari beberapa status yang paling sering dibagikan di kanal ini sebagian besar dipenuhi oleh akun KataKita yang mana dari beberapa statusnya mendukung kinerja presiden Jokowi.
TOPIK PERBINCANGAN DOA NENO (Instagram)
Peta perbincangan terkait isu tersbut dalam periode ini di kanal Instagram justru banyak yang mendukung aksi Doa Neno Warisman tersebut. Hal tersebut terlihat dari beberapa status di Instagram yang banyak mendukung pasangan 02 seperti akun dari partai PKS, yakni @mardanialisera. Sedangkan dari kubu 01 diwakili oleh akun @indonesiavoice_ yang mengkritik aksi doa tersebut.
TAGAR
Dari perbincangan seputar Doa Neno Warisman, ditemukan sejumlah tagar yang banyak digunakan oleh netizen dalam membicarakan isu tersebut. Tagar tersebut di antaranya yaitu: #2019NenoGantiTuhan, #2019GantiTUHAN, dan #NenoMengancamAllah yang berasal dari beberapa perbincangan dari akun-akun pendukung Jokowi-Ma’ruf. Belum terlihat adanya tagar dari kubu oposisi terkait isu ini.
SNA
Berdasarkan peta SNA (Social Network Analysis) di media sosial Twitter, perbincangan seputar Doa Neno Warisman hanya terdiri satu klaster utama. Klaster tersebut berisi beberapa perbincangan yang mengkritik aksi Neno Warisman yang menggunakan agama sebagai salah satu cara memenangkan salah satu paslon.
KESIMPULAN
• Pemberitaan seputar aksi Doa Bersama yang dilakukan oleh Neno Warisman dari segi popularitas cenderung ramai baik dari segi media massa online maupun di media sosial.
• Dari segi pemberitaan di media massa online terlihat jelas banyak media yang cenderung mengkritik aksi doa yang dilakukan oleh Neno Warisman tersebut mengingat dampak negatif yang dapat ditumbulkan bagi masyarakat.
• Dari segi perbincangan di media sosial, khususnya di kanal Twitter dan Facebook, masyarakat lebih cenderung mengkritik aksi doa Neno Warisman itu. Hal tersebut terlihat dari beberapa akun yang menjadi top influencer yang berasal dari kubu Jokowi.
• Namun, hal berbeda terjadi di media sosial khususnya di laman Instagram, karena dari beberapa akun yang paling berpengaruh diindikasikan berasal dari kubu oposisi yang cenderung mendukung aksi doa Neno Warisma.