Oleh: Ayu Puspita Sari

Titiek Soeharto, putri mantan Presiden Soeharto, baru saja membuat pernyataan bahwa Indonesia akan kembali menerapkan program Swasembada Pangan yang pernah diterapkan Presiden Soeharto jika Prabowo menang pada Pilpres tahun depan. Komentar tersebut segera mendapat perhatian baik dari media maupun warganet. Bagaimanakah respons warganet terhadap pernyataan ini? Bagaimana pula pemberitaan media tentang pernyataan ini?

Untuk menjawabnya, Drone Emprit memantau perbincangan di Twitter dan pemberitaan media online terkait pernyataan Titiek Soeharto ini dalam rentang waktu 9 - 17 November 2018. Kata kunci yang digunakan adalah “Titiek” dengan filter “Soeharto”.

DATA

Titiek Soeharto mulai mengeluarkan pernyataan ke publik pada 14 November 2018. Pada waktu itu, media yang mencatat pernyataan Titiek hanyalah media-media online regional dan non-mainstream seperti WartaEkonomi dan Riau Barometer. Hanya Detik media online nasional yang terpantau memberitakan tentang pernyataan Titiek. Fokus pemberitaan pada tanggal itu adalah mengenai kritik Titiek terhadap kebijakan Jokowi.

Pada 15 November, pemberitaan media beralih dari kritik menjadi satu pernyataan spesifik dari Titiek Soeharto di Twitter, yaitu mengenai kebijakan swasembada era Soeharto yang akan dikembalikan jika Prabowo berkuasa. Adalah Tempo media pertama yang membahas pernyataan tersebut dengan judul, “Titiek Janji Bila Prabowo Menang RI Akan Seperti Era Soeharto.”

Segera setelah artikel tersebut keluar, perbincangan di media sosial terkait Titiek Soeharto meningkat tajam. Jika pada tanggal 14 November hanya ada 341 perbincangan di Twitter, setelah artikel dari Tempo tersebut beredar, perbincangan di Twitter melonjak hingga 4.218 perbincangan pada 15 November. Setelah itu, media lain ikut memberitakan mengenai pernyataan Titiek tersebut dan respons dari banyak pihak.

Jika dilihat dari artikel yang dibagikan oleh warganet, artikel Tempo tersebut memang menjadi artikel yang paling banyak dibagikan, yaitu sebanyak 241 kali. Artikel Tempo lainnya yang merangkum tanggapan warganet terkait pernyataan Titiek juga menjadi artikel kedua yang paling banyak dibagikan, yaitu sebanyak 7 kali.

Dapat dilihat juga dari topik perbincangan yang banyak dibagikan di Twitter. Perbincangan yang paling banyak dibagikan rata-rata membahas mengenai narasi “kembali ke Orba.” Akun-akun seperti @kangdede78 (1.302 retweets), @AQUBINAL (770 retweets), @ApriliaLin (482 retweets), dan @Kartikaribet (410 retweets) yang twitnya banyak dibagikan bersuara mengingatkan warganet lain mengenai nilai negatif zaman Orde Baru dan berusaha mengedukasi kaum milenial tentang masa Orde Baru.

@kangdede78: "Anak penguasa Orba selama 32 tahun @TitiekSoeharto mulai berani Campaign, "Jika @prabowo terpilih akan melanjutkan program2 Soeharto". Anak Milenial harus baca sejarah! https://t.co/KvKtKvGHzQ" (15/Nov/2018 12:18 WIB)
@AQUBINAL: Nama Marsinah ada di antara sekian banyak kekejaman di era Orba yang tak pernah diusut. Apakah milenial zaman now ingin semua peristiwa berdarah itu terulang, jika benar yang dikatakan @TitiekSoeharto bahwa ia mau mengembalikan kejayaan Soeharto? https://t.co/oczUvBZbUm (15/Nov/2018 14:23 WIB)
@RizmaWidiono: Sri Mulyani Kalahkan Tommy Soeharto soal Blokir Uang Rp1,2 T Pemerintahan skrg patut diaprisiasi atas kerja kerasnya mengembalikan aset2 negara yg 'hilang'. Ini yg bikin keluarga soeharto kejang2. Hellow ibu @TitiekSoeharto 2019 Pilih #01JokowiLagi https://t.co/V1GxmR6Rbs (15/Nov/2018 22:23 WIB)
@ApriliaLin: Dear Titik Soeharto 150 jt penduduk Indonesia diera soeharto & sekarang 260 jt Apakah Indonesia msh bs swasembada beras dgn jumlah sawah yg sama.? Smua butuh proses, makay Jokowi membangun bendungan&irigasi u/ mewujudkan itu Mosok gini ajah gk ngerti bu https://t.co/zLqoT3emmt (14/Nov/2018 21:59 WIB)
@Kartikaribet: @TitiekSoeharto Terjemahan dari Time Edisi 24 May 1998 soal Suharto Inc. Biar generasi milenial paham betapa rakusnya keluarga ini https://t.co/STM6gBKjAd https://t.co/Bkp0DEt0og (15/Nov/2018 08:27 WIB)

Pada periode pemantauan tidak terlihat narasi yang menanggapi positif pernyataan Titiek. Tagar yang banyak digunakan oleh warganet untuk membicarakan Titiek juga sebagian besar menunjukkan sisi negatif dari Orde Baru seperti “kejinyaORBA” dan “PenculikanMahasiswa”. Selain itu juga terdapat hashtag yang mempromosikan Jokowi, yaitu “01JokowiLagi”.

Dilihat dari peta SNA pun, hanya ada satu klaster besar membicarakan pernyataan Titiek ini dengan akun-akun yang telah disebutkan di atas sebagai key opinion leader-nya.

ANALISIS

Dari data yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa media menjadi salah satu penggiring opini masyarakat. Meski Titiek Soeharto telah mengeluarkan pernyataan kritik mengenai janji swasembada pangan pemerintahan Jokowi sejak tanggal 14 November, namun perbincangan tentangnya baru menjadi viral keesokan harinya ketika Tempo menaikkan berita mengenai pernyataan Titiek di Twitter pada 15 November.

Tampaknya nama Soeharto dan era pemerintahannya masih menjadi salah satu pemicu bagi sebagian masyarakat, terutama di kelompok yang memutuskan untuk mendukung petahana. Hal ini dapat dilihat dari akun-akun influencer yang menjadi key opinion leader dalam isu ini adalah akun-akun yang cenderung mendukung Jokowi, seperti @kangdede78, @ApriliaLin dan @Kartikaribet. Pun tagar yang paling banyak digunakan untuk memperbincangkan pernyataan Titiek adalah tagar dukungan kepada Jokowi. Dapat disimpulkan bahwa hubungan Prabowo dengan penguasa Orde Baru dan posisinya di masa itu masih menjadi salah satu isu yang akan dibahas oleh pendukung petahana pada Pilpres ini.

Namun yang menarik dari isu ini adalah pada masa pemantauan ini hanya ada satu klaster pendapat yang bergulir menanggapi pernyataan Titiek Soeharto, yaitu klaster yang tidak setuju Indonesia kembali ke kebijakan era Soeharto. Minimnya kehadiran kontranarasi atas narasi klaster tersebut menimbulkan pertanyaan tentang arti kediaman kelompok oposisi akan pernyataan Titiek.

KESIMPULAN

Orde Baru dan keterkaitannya dengan Prabowo sepertinya masih menjadi isu yang akan dibahas oleh kelompok petahana. Sementara itu, kelompok pendukung oposisi tidak terlalu terlihat melakukan pembelaan terhadap pernyataan Titiek. Apakah ini berarti sudah mulai terbentuk sebuah konsensus untuk menjawab, “Mboten,”* ketika warganet diberi pertanyaan, “Piye, enak jamanku, to?

*Mboten = Tidak (bahasa Jawa halus)