Oleh: Ismail Fahmi
Ketika di pesawat semalem dari Halim ke Surabaya, saya membuat perbandingan percakapan tentang RS dan Indonesia Leaks. Hanya untuk hari kemaren saja. Ingin mengetahui apakah dua isu ini mendapat perhatian yang proporsional. Dan siapa yang menganggapnya penting.
Topik RS tampaknya masih akan terus 'digoreng'. Dibicarakan oleh kedua kubu. Sibuk berkutat pada kebohongan dan dugaan penyebaran hoax. Yang satu menyerang, yang satu membela diri. Sedangkan untuk topik Indonesia Leaks, kondisinya ndak imbang. Dugaan penghilangan alat bukti, dugaan adanya aliran dana ke salah satu pejabat institusi dalam sebuah kasus korupsi, ternyata hanya direspons oleh salah satu kubu. Kubu satunya relatif diam. Lalu saya sampai di Surabaya. Menyaksikan tari khas Jawa Timur, sebagai pembukaan acara Kongres Ikatan Pustakawan Indonesia. The guardian of the knowledge in our history of human being. Kulihat adanya cinta. Pelayanan yang sepenuh hati. Jika kita sejenak memalingkan perhatian dari urusan politik, sungguh masih jauh lebih banyak cinta di sana. Dan sungguh dunia ini tak sekecil dua clusters pro-kontra yang selalu menghiasi SNA Drone Emprit.