Oleh Ismail Fahmi

Di semua negara, masker langka. Thread ini buat para ibu rumah tangga yang suka njahit, dan para tukang jahit.   "Tukang Jahit Bergerak"  Tentang masker yang bisa dibuat sendiri berdasarkan penelitian dari Cambridge University.

Kenapa publik butuh masker?  Masker aslinya hanya buat yang sakit. Namun dengan minimnya test, kita tak tahu apakah orang di deket kita sakit, carrier virus atau tidak.   Bahkan kita sendiri pun tak tahu apakah sedang bawa virus.  Paling aman adalah memakai masker di luar rumah.

Negara-negara seperti Korea Selatan, Hongkong, China, Singapore, berhasil mengontrol penyebaran #COVID19, salah satunya karena penggunaan masker. Selain test yang banyak.  Italia bandel, jarang pake masker (lihat video wakil Red Cross China yg nyemprot Itali), wabah gila2an.

Nah, masker sekarang langka banget. Masker bedah sebaiknya buat para tenaga kesehatan kita yang di front-line pertempuran lawan #COVID19.   Publik umum non medik? Kita cari cara lain. Kita bantu mereka dengan tidak menggunakan masker yg mereka butuhkan.

Saya akan rangkum penelitian soal masker ini. Habis itu bagian terakhir, bagaimana kita bisa bikin sendiri.  Saya ambil referensi threat ini dari:  https://smartairfilters.com/en/blog/best-materials-make-diy-face-mask-virus/…

"What Are The Best Materials for Making DIY Masks?"

Mengenali musuh  Kita berhadapan dengan corona virus, yang 0.05 - 0.2 micron diameternya. Sejenis SARS virus.

Kita test dulu dengan partikel yang agak besar, 1 micron.  
Bahan yang kita coba:
- masker bedah (terbaik)
- filter vacum cleaner
- lap piring
- kaos katun campuran
- kaos katun 100%
- dst sampai sutra  
The best masker bedah, bisa menahan 97% partikel. Sutra plg ndak bagus.

Kita test dengan partikel virus 0.02 micron  
Hasilnya, masker bedah bisa nahan 89% partikel virus.  
Filter sedot debu 86% (tapi anda ndak bisa nafas).
Lap piring ternyata cukup tinggi, 73%.
Kain bantal 57%.
Tshirt katun 51%.

Bagaimana kalau kita dobel?  Tak terlalu banyak bermanfaat, kenaikannya tdk besar.

Mana yang nyaman untuk bernafas?  
Kalau dibandingkan dengan masker bedah, ternyata tshirt katun, cover bantal itu paling enak.  Sebaliknya, lap piring yang didobel paling susah dipake bernapas, ngalahin filer vakum cleaner.

Rekomendasi  
Jadi, dari testing di atas, antara efektifitas dan kenyamanan, para peneliti di Cambridge merekomendasikan kain yang biasa dipake untuk cover bantal dan tshirt katun 100% sebagai bahan untuk bikin masker wajah.

Kesimpulan:  
Material terbaik untuk do it your self (DIY) adalah:
- tshirt katun 100%
- kain untuk cover bantal
- atau bahan katun pada umumnya  Ini akan memfilter 50% dari partikel 0.2 mikron (ukuran corona virus).

Contoh  
Model "pocket" yang didalamnya bisa dikasih filter tambahan berupa tissu, bisa dilihat di video ini. Gampang diikuti.  
https://youtube.com/watch?v=BCJcE-r7kcg…

Contoh 2  
Model keren ini dari kain katun, didobel. Bisa dibuat dengan mudah mengikuti video ini.  
https://freesewing.org/blog/facemask-frenzy/…

Tantangan Membuat 100 Juta Masker  
Rakyat Indonesia tak perlu komplain ke siapapun. Ini masalah global, bukan hanya kita saja. Di mana-mana, di negara lain juga menghadapi masalah  langkanya masker.  
https://providence.org/lp/100m-masks Ini contoh ajakan bersama untuk bikin masker.

Masker Untuk Tenaga Kesehatan (Healthcare Worker)  
Bahkan untuk nakes di rumah sakit pun, kita bisa bantu bikin buat mereka. Tak musti tergantung pada masker N95 yang langka dan super mahal.  https://forbes.com/sites/tjmccue/2020/03/20/calling-all-people-who-sew-and-make-you-can-help-solve-2020-n95-type-mask-shortage/#64720334e41d…

Kisah Deaconess Mendapat Bantuan Masker Berlimpah  
Deaconess adalah layanan kesehatan yg dibangun oleh misionaris protestan tahun 1892.  Ketika kesulitan masker, mereka lalu bikin video. https://deaconess.com/How-to-make-a-Face-Mask… Publik gotong royong bikin, dan mengirim masker ke RS ini.

CLOSING  
Bagaimana dengan kita di Indonesia?  
Mari bergerak, tak perlu komplain. Ini ladang beramal.
Mari bikin
#TukangJahitBergerak atau  #100JutaMaskerDariEmakEmak atau #1JutaMaskerUntukNakes Masker kain ini bisa dicuci, shg awet.  
What do you think?

EFEKTIFITAS  

Sekarang kita uji, seberapa efektif masker bikinan sendiri ini dalam menangkap partikel ukuran virus (0.02 - 1 micron).  Penelitian dilakukan oleh lembaga lain, dari Belanda.

Hasilnya, masker dari lap teh berhasil menangkap 60% dari partikel sub-mikron. Ini sudah sangat membantu dibandingkan dengan tidak pakai sama sekali.  Namun yang terbaik  tetap dari masker bedah (78.6%) dan N95 (98.8%).

Berapa lama boleh dipakai dan harus ganti untuk masker bikinan sendiri?  Setelah 3 jam digunakan, biasanya berkeringat. Untuk masker bedah dan N95, tidak ada bedanya.   Namun untuk masker lap piring, efektivitasnya naik 5.8% (dari 63% ke 68.8%). Sedikit lebih baik.

Untuk anak-anak?  Ternyata masker bikinan sendiri kurang efektif pada anak (51.9%) dibanding pada dewasa (60%).

KESIMPULAN EFEKTIVITAS  
Masker bikinan sendiri dari katun atau lap piring 1 lapis, bisa meredam masuknya partikel mikron sebanyak 50% - 60%.   Kalau didobel, efektivitas katun naik jadi 71% mnrt Cambridge.   Kl dipakai lama efektivitas ndak banyak berubah.  

CLOSING 2  
Melihat data di atas, perlu diingat bahwa masker katun bikinan sendiri:  
- cukup efektif (60 sd 71%) drpd tdk sama sekali
- ada kemungkinan 40 sd 30% partikel yg lolos
- bisa digunakan sbg solusi kelangkaan masker
- masker bedah dan N95 plg bagus, untuk nakes aja

BENER-BENER CLOSING  
Masker ini hanya alternatif, bukan alasan kita untuk bebas jalan2 ke luar. Inget ada 40% chance virus masuk.  Belum lagi virus nempel di tangan, hp, baju, tas, dll kalau kita pulang bisa menulari keluarga di rumah.  Jadi yang terbaik adalah:

STAY AT HOME