MILITAN
Oleh: Ismail Fahmi
Kata “militan” atau “militansi” tampaknya menjadi ungkapan yang sangat penting bagi kemenangan dalam Pilpres 2019. Hal ini seperti diungkapkan Jokowi pada 9 Maret 2019 di depan Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang berikut. "Saya titip, masih ada pekerjaan besar setelah menangkal isu hoaks dan fitnah, harus militansi, penting sekali," kata Jokowi di hadapan ribuan orang pendukungnya.
Terbaru, kata “militan” ini juga digunakan Jokowi dalam merespons hasil survei Litbang Kompas. “Justru kalau saya, hasil yang baik bisa melemahkan kami. Justru menjadikan kami tidak waspada. Tetapi hasil survei yang tidak baik atau kecil (elektabilitasnya) malah mendorong, memicu seluruh relawan, kader untuk bekerja lebih militan lagi,” kata Jokowi.
Bagaimana situasi militansi kedua kubu di lapangan yang tertangkap di media sosial? Kubu mana yang paling militan?
Mungkin sebagian sudah bisa memperkirakan jawabannya. Namun kita akan lihat secara lebih faktual berbasis data.
DATA
Untuk mejawab pertanyaan itu, Drone Emprit menggunakan kata kunci “militan” dan “militansi” untuk menangkap percakapan di media sosial dan online. Dari data sejak 21 Desember 2018 hingga 24 Maret 2019, didapat tren penggunaan kata ini yang relatif stabil naik-turunnya.
Volume percakapan tertinggi ditemukan di Twitter 145k mention, lalu media online 6.4k mention, Facebook 3.3k mention, IG 1.3k mention, dan YouTube 190 mention.
Tingkat interaksi percakapan ini di Twitter sangat tinggi, sebesar 11.40 interaksi per status baru. Menandakan tingginya ‘militansi’ follower dalam mengamplifikasi status dari influencer mereka.
SNA
Sekarang kita lihat kubu mana yang paling banyak menggunakan kata ‘militan’ ini dalam percakapan mereka? Siapa yang paling sering mengajak atau mengidentifikasikan diri sebagai militan?
Dari peta SNA tampak ada dua clusters, namun tidak seimbang besarnya. Cluster pertama lebih kecil dan kurang padat, ini dari pendukung kubu 01. Cluster kedua lebih besar dan sangat padat, dari pendukung kubu 02.
Kubu 02 tampaknya yang jauh lebih banyak dan sering menggunakan kata ‘militan’ ini. Militansi pendukung 02 juga bisa dilihat dari tingginya interaction rate, sehingga cuitan influencer akan teramplifikasi dengan sangat mudah dan luas. Hal ini juga tampak dari peta SNA dimana banyak top influencers yang mendapat retweet tinggi.
Pola militansi di atas kurang tampak pada cluster 01. Top influencers mereka banyak yang muncul di peta SNA, dan turut bercakap menggunakan istilah ini. Namun kurang mendapat interaksi tinggi sehingga polanya kurang padat. Jumlah akun yang turut terlibat menggunakan kata ’militan’ ini juga lebih sedikit.
TOP INFLUENCER DAN NARASI
Dari top 5 influencers, semuanya dari kubu 02. Bahkan dari top 27 influencers pun, hampir semua dari kubu 02. Kecuali akun @jokowi.
Dilihat dari narasi yang paling banyak di-retweet, tampaknya influencers 02 sudah biasa memanggil pendukungnya dengan istilah “Pendukung Militan”atau “Pejuang Militan.”
@Bamshar_02 UNDANGAN TERBUKA SELURUH KADER DAN MILITAN PENDUKUNG @prabowo @sandiuno SE JAWA TIMUR Untuk Hadir Dalam KAMPANYE AKBAR Di STADION DELTA SIDOARJO Jam 13.00 S/D SELESAi Minggu 31 Maret 2019 Hiburan Nissa Sabyan Dan Rhoma Irama Ayo RT Sebanyak Banyaknya #INAelectionObserverSOS.
@BangPino_ Mana para pejuaang Militan Dunia Maya Prabowo Sandi neh??? Yuk Kompak, Malam ini hingga esok pagi kita Lambungkan.
Sementara dari kubu 01, kata militan digunakan untuk berbagai tujuan. Misal untuk menyebut “perangkat desa militan”, dan “Militan @jokowi”.
@jokowi Sosialisasi penggunaan Dana Desa tahun 2019 di Surabaya, hari ini. Empat tahun pelaksanaan Dana Desa, Jawa Timur mendapatkan Rp19 triliun. Realisasi Dana Desa di provinsi ini tahun lalu mencapai 99,6%. Ini berkat kerja keras dan militansi para pendamping desa. Terima kasih.
@JajangRidwan19 JEMPOL bang Erick buat Militan @jokowi TERUS DUKUNG JOKOWI ORANG BAIK DUKUNG ORANG BAIK.
Tak semua istilah ‘militan’ digunakan untuk memanggil pendukungnya. Influencers 01 memakai ini untuk pendukung 02:
@yusuf_dumdum Wow ternyata FPI jd pendukung militan capres yang nggak bisa ngaji dan gak bisa sholat! 😂😂 Video : kunjungan Prabowo di Gresik, Jatim 25 feb.
HASHTAGS
Bagaimana istilah “militan” ini digunakan untuk melambungkan tagar? Tagar apa saja dipromosikan ”secara militan” ini?
Dari peta tagar, tampak sebagian besar adalah agenda kubu 02. Yang paling besar adalah #UninstallJokowi, lalu #INAelectionObserverSOS, #2019GantiPresiden, #2019PrabowoPresidenRI, dan #PrabowoSandi.
Sedangkan dari kubu 01 terdapat tagar-tagar berikut: #AksiNyataPerindo, #JokowiOrangBaik, #jokowilebihbaik, #JokowiHarapanPasti, dan #01OptimisIndonesiaMaju. Volume percakapan untuk tagar-tagar ini relatif kecil dibanding tagar kubu 02 di atas.
TOP MEME
Meme dalam bentuk gambar bisa memberi informasi yang tak bisa ditangkap oleh teks pesan. Bagaimana meme terkait kata “militan” ini?
Dari 20 top meme, semuanya dari kubu 02. Kebanyakan menampilkan besarnya massa yang hadir ketika Prabowo atau Sandi berkunjung ke daerah. Dan yang cukup mereka banggakan adalah “militansi” pendukung dengan membuat “spanduk rakyat”, yang dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan seadanya, seperti diperlihatkan dalam meme-meme ini.
Meme yang berisi foto dari lapangan, ketika disebar di media sosial akan menjadi jembatan antara dua dunia ini: nyata dan maya. Narasi yang digunakan bersamaan dengan foto tersebut menggambarkan bagaimana interpretasi “maya” atas kenyataan di dunia “nyata”. Dalam hal istilah “militan” yang sangat banyak digunakan oleh kubu 02 di dunia maya, wujud di dunia nyatanya sebagian (belum seluruhnya) bisa ditampilkan oleh foto dalam meme di atas.
“Militansi” kubu 02 mendapatkan sebuah ikon baru, yaitu seorang nenek berkerudung gelap dengan kaos biru sedang mengacungkan simbol jari. Foto nenek ini sangat populer di kalangan pendukung 02 di media sosial.
ANALISIS
Kembali ke pertanyaan awal, bagaimana istilah ”militan” ini digunakan oleh kedua kubu? Dari data yang dikumpulkan Drone Emprit selama 3 bulan terakhir memperlihatkan bahwa kubu 02 yang paling banyak menggunakannya untuk memanggil pendudukng mereka dan untuk menggerakkan pendukung ke suatu tujuan kampanye tertentu. Anggapan selama ini bahwa pendukung 02 itu militan bisa dikonfirmasi dari data Drone Emprit ini.
Kubu 01 juga menggunakan istilah “militan”, namun tidak solid dimaksudkan untuk memberi panggilan atau ajakan kepada pendukungnya. Mungkin memang kubu 01 tidak mencitrakan pendukungnya sebagai militan. Sebagian memanggil pendukungnya “militan Jokowi” dan sebagian menggunakannya untuk menyebut “pendukung militan capres” lawan. Jokowi sendiri menggunakan istilah ini untuk aparat desa yang militan. Tampak sangat beragam penggunaannya.
Apakah “militansi” pendukung 02 di media sosial yang diperlihatkan oleh besarnya cluster mereka di SNA adalah gambaran dari militansi di dunia nyata? Kalau melihat foto di lapangan yang paling banyak di-share berkaitan dengan istilah “militan”, kemungkinan besar ada korelasinya. Antusiasme dan besarnya massa ketika capres-cawapres mereka ke berkunjung memperlihatkan hal itu. Namun, hal ini juga terjadi pada pendukung Jokowi, yang juga membeludak ketika Jokowi berkunjung ke daerah.
Kenyataan di lapangan yang bisa dikorelasikan dengan “militansi” ini berdasarkan meme yang di-share, bisa dilihat dari banyaknya pendukung yang membuat “spanduk rakyat” sendiri-sendiri. Menggunakan berbagai bahan yang ada, dengan tulisan cat yang tidak dicetak, sebagai bentuk dukungan kepada capres-cawapres mereka.
KESIMPULAN
Dari data Drone Emprit ini, dapat disimpulkan bahwa istilah “militan” dalam pilpres 2019 ini sudah terasosiasi pada pendukung kubu 02. Penggilan “pendukung militan” dan “pasukan militan” sering mereka gunakan sehari-hari untuk mengajak dan menyemangati pasukan. Istilah “militan” sudah menjadi bagian dari nafas mereka.
Kubu 01 tampak tidak membangun gambaran diri pendukung sebagai “militan.” Namun, bukan berarti dalam prakteknya pendukung 01 tidak militan dalam arti yang sebenarnya, tanpa embel-embel “militan”. Mereka di lapangan mungkin tetap militan, dan itu tak tertangkap dalam data Drone Emprit karena jarangnya kata itu mereka gunakan.
CLOSING
Dengan modal “militansi” ini, apakah 02 mampu menyalip 01 dalam pilpres yang kurang beberapa hari lagi ini, sementara dalam setiap survei 01 masih selalu unggul di atas 02?