Oleh: Windo W.

Musabaqah Tilwatil Quran (MTQ) Nasional ke-27 sudah resmi dibuka oleh Presiden Jokowi Minggu malam (7/10/2018) di Medan. Drone Emprit (DE) memantau pemberitaan dan percakapan yang berkembang selama 6 hingga 8 Oktober 2018. Tujuannya, untuk melihat pemberitaan dan percakapan menyangkut MTQ pada hari sebelum pembukaan (6/8), saat hari pembukaan (7/10), dan pada hari setelah pembukaan MTQ Nasional (8/10). Apakah ada perbedaan ataukah justru sama selama tiga hari itu? Apa yang bisa disimpulkan dari pemberitaan dan percakapan selama tiga hari tersebut?

DE menggunakan kata kunci: MTQ, tanpa kata kunci filter, untuk  menangkap pemberitaan di media online dan percakapan di media sosial khususnya Twitter, sehubungan dengan MTQ selama tiga hari itu.

DATA

Pemberitaan

Berikut data yang DE peroleh menyangkut pemberitaan.

Pada 6 Oktober, sebelum hari pembukaan MTQ, volume pemberitaan di media online seputar MTQ, berdasarkan total mentions, sebanyak 29 mentions. Artikel yang muncul berjumlah 17.

Pada 7 Oktober, pada hari pembukaan MTQ, volume pemberitaan di media online lebih tinggi dari hari sebelumnya. Ada 170 mentions. Artikel yang muncul juga lebih banyak. Ada 67 artikel.

Pada 8 Oktober, pada hari setelah pembukaan MTQ, volume pemberitaan di media online kian melonjak. Ada 276 mentions. Artikel yang muncul juga lebih tinggi. Ada sebanyak 79.

Pemberitaan tentang MTQ baik pada hari sebelum pembukaan, pada hari pembukaan, atau pada hari setelah pembukaan, sama-sama mendapat perhatian media (online)  baik untuk media online nasional maupun daerah. Namun dengan intensitas yang berbeda.

Pada hari sebelum pembukaan (6/8), media online nasional yang memberitakan seputar MTQ  seperti liputan6.com dan antaranews.com, sedangkan media online daerah seperti bantenpos.com dan medan.tribunnews.com.  

Pada hari pembukaan (7/8), media online nasional yang memberitakan seputar MTQ seperti liputan6.com dan antaranews.com, sementara media online daerah seperti sumatra.bisnis.com, jambi.antaranews, dan batamtoday.com.

Pada hari setelah pembukaan (8/10), media online nasional yang memberitakan MTQ seperti news.metronews. com, liputan6.com, khazanah.republika.co.id dan tribunews, sedangkan media online daerah seperti riaukepri.com dan batamtoday.com).

Dari topics map, pada 6 Oktober, subjek pemberitaan yang menonjol adalah MTQ, sedangkan atribut pemberitaannya yakni “Pawai Taaruf”.

Pada 7 Oktober, subjek pemberitaan yang paling menonjol adalah Jokowi. Atribut pemberitaannya ajakan membumikan Al-Quran, menjaga persaudaraan dan persatuan, membuka MTQ, serta dua periode. MTQ juga menjadi subjek pemberitaan yang cukup menonjol pada tanggal 7. Atribut yang muncul dari subjek pemberitaan MTQ adalah Jokowi. Ini tidak lepas karena pada 7 Oktober tersebut Jokowi meresmikan pembukaan acara MTQ Nasional ke-27 di Medan.

Pada 8 Oktober, subjek pemberitaan yang menonjol adalah Jokowi. Atribut pemberitaannya, yang menonjol, adalah Al-Quran dan umat Islam. Subjek pemberitaan lain, yang juga menonjol ialah Nurdin, MTQ, dan Menko PMK/Puan Maharani. Atribut yang menonjol pada pemberitaan Nurdin (Gubernur Kepri) adalah doa untuk qori dan qoriah Kepri agar bisa juara MTQ Nasional. Atribut yang menonjol pada subjek pemberitaan MTQ adalah persatuan dan kebhinekaan. Pada subjek pemberitaan Menko PMK, atribut pemberitaan yang muncul juga ihwal kebhinekaan.

Percakapan

Berikut data yang DE peroleh menyangkut percakapan.

Pada 6 Oktober, pada hari sebelum pembukaan MTQ, volume percakapan di media sosial (Twitter), berdasarkan total mentions, sebanyak 58 mentions. Tren percakapan paling tinggi terjadi pada siang hari, sekitar pukul 12. Percakapan pada pukul ini tentang Pawai Taaruf Kafilah MTQ Nasional.

Pada 7 Oktober, pada hari pembukaan, volume percakapan di media sosial terkait MTQ lebih tinggi dari hari sebelumnya. Ada 1.028 mentions. Tren percakapan paling tinggi terjadi pada pukul 8 malam. Saat Presiden Jokowi meresmikan pembukaan MTQ Nasional.

Pada 8 Oktober, pada hari setelah pembukaan, volume percakapan terkait MTQ makin meningkat dari hari baik sebelum maupun saat pembukaan. Ada 5.248 mentions. Tren percakapan paling tinggi terjadi pada pukul 2 siang, mempercakapkan pelafalan Presiden Jokowi yang terdengar: “alfateka” saat menyebut nama surat Al-Fatihah di pembukaan MTQ Nasional pada Minggu malam 7 oktober.

Dari peta exposure, ada tiga tipe users (pengguna Twitter) berdasarkan jumlah follower (pengikut) yang dominan terlibat dalam percakapan baik pada 6, 7 maupun 8 Oktober. Tiga tipe users tersebut, users dengan followers: 101-500, 501-1000, dan 1001-10k.

Dari most retweeted statuses, pada 6 Oktober, pada hari sebelum pembukaan, status yang menonjol ditwit adalah status dari akun @RahmayadiEdy dan @Kemenag_RI, tapi dengan jumlah retweets yang tidaklah amat banyak, hanya 3 dan 2 kali. Isi twit @RahmayadiEdy berkabar soal penggalangan bantuan Sumatera Utara untuk penanggulangan bencana di Sulawesi Tengah dalam rangkaian acara Taa’aruf MTQ Nasional ke-27 2018. Isi twit @Kemenag_RI bersiar kabar ihwal gelaran Pawai Taaruf Kafilah MTQ Nasional dan jelang pembukaan MTQ nasional. Seperti terlihat di peta SNA, percakapan tentang MTQ sebelum hari pembukaan tersebut memunculkan dan berpusat belaka pada @Kemenag_RI dan   @RahmayadiEdy.

Pada 7 Oktober, pada hari pembukaan, akun @RizmaRiez, @MurtadhaOne, @setkabgoid, @kemenkopmk dan @Kemenag_RI adalah status yang kerap mendapat retweets. Status dari akun-akun tersebut umumnya bersoal kabar mengenai peresmian pembukaan MTQ Nasional ke-27 di Medan. Di peta SNA tampak titik pembicaraan ada pada akun-akun tersebut.

Pada 8 Oktober, pada hari setelah pembukaan MTQ, @jokowi, @jokoedy6, @maspiyuuu, @Gemacan70 dan @RestyCayah adalah akun-akun yang paling sering mendapat retweets. Akun @jokowi berisi twit tentang gambaran acara MTQ ke-27 yang dibuka langsung oleh Jokowi Minggu malam. Empat akun lainnya berisi twit mengenai lafal Jokowi yang terdengar tidak tepat saat menyebut Al-Fatihah dengan sebutan “alfateka” pada pembukaan MTQ ke-27. Sebagaimana terlihat pada peta SNA, percakapan seputar momen acara MTQ kemudian dibincangkan oleh dua klaster namun dengan fokus yang berbeda, yaitu Jokowi dan para pendukung Prabowo (kubu opisisi) pada hari setelah pembukaan MTQ--di mana pada dua hari sebelumnya tidak tampak.

Dari sisi hestek, ada beragam hestek yang muncul pada 6 Oktober. Tiap-tiap hestek tersebut mendapat porsi yang merata. Tidak tampak satu hestek lebih menonjol dari yang lain. Di antaranya #edyrahmayadi, #ProgramKerja, #GenerasiQurani, #BikinIndonesiaMaju, #SahabatReligi, #sulawesitengah, dan #gempasulteng.

Pada 7 Oktober, pada hari pembukaan MTQ, muncul hestek yang menonjol: #JokowiLagi dan #2019TetapJokowi. Kedua hestek ini tidak muncul pada hari sebelumnya. Munculnya hestek ini tak lepas dari peresmian pembukaan MTQ Nasional yang dibuka langsung oleh Presiden Jokowi.

Pada 8 Oktober, selain #2019TetapJokowi dan #JokowiLagi, muncul dua hestek lain yang juga menonjol: #JokowiAlfaTEKA dan #2019GantiPresiden. Munculnya dua hestek ini tak lepas dari percakapan tentang lafal “alfateka” yang dilafalkan oleh Presiden Jokowi.  

Analisis

Dari data di atas, ada sejumlah hal yang dapat dikemukan.

Dari segi pemberitaan, berikut hal yang bisa disampaikan.

Pertama, dari segi tren. Ada peningkatan pemberitaan terkait MTQ dan hal terkait dengannya selama tiga hari tersebut. Sejauh data yang ditangkap DE, ini dapat dilihat dari volume mentions maupun jumlah artikel yang mengalami kenaikan, terhitung sejak pada hari sebelum pembukaan (29 mentions/17 artikel), pada hari pembukaan (170 mentions/67 artikel), dan pada hari setelah pembukaan (271 mentions/78 artikel).  

Kedua, dari liputan media (online). Pemberitaan terkait MTQ dan hal terkait dengannya diliput atau diberitakan baik oleh media online nasional maupun daerah, baik pada hari sebelum pembukaan, pada hari pembukaan, dan pada hari setelah pembukaan MTQ, tapi dengan intensitas yang berbeda. Yang paling tinggi adalah pada hari setelah pembukaan.

Ketiga, dari subjek pemberitaan. Ada beragam subjek pemberitaan. Pada hari sebelum pembukaan, subjek pemberitaan yang paling menonjol adalah MTQ. Pada hari pembukaan, subjek pemberitaan yang paling menonjol adalah Jokowi. Sedangkan pada hari setelah pembukaan, selain Jokowi, subjek pemberitaan lainnya, kendati tidak semenonjol Jokowi, adalah MTQ, Nurdin, dan Menko PKM/Puan Maharani.

Keempat, dari atribut pemberitaan. Atribut pemberitaan yang menonjol adalah Al-Quran dan persaudaraan serta persatuan. Atribut ini umumnya muncul pada subjek pemberitaan terkait Jokowi baik pada hari pembukaan maupun pada hari setelah pembukaan MTQ Nasional. Dengan atribut pemberitaan ini, tentu dapat melekatkan Jokowi sebagai pribadi yang memiliki religiusitas sekaligus nasionalisme. Jika Jokowi mampu mengelola dengan baik, tentu ini menjadi modal simbolik bagi sang petahana untuk menggaet suara pemilih di kontestasi Pilpres 2019.

Dari segi percakapan, berikut beberapa hal yang bisa disampaikan.

Pertama, percakapan tentang MTQ dan hal yang terkait dengannya dilihat dari jumlah mentions terus mengalami tren kenaikan, terhitung sejak pada hari sebelum pembukaan, pada hari pembukaan, dan pada hari setelah pembukaan MTQ Nasional. Kenaikan volume percakapan di hari pembukaan dan pada hari setelah pembukaan tersebut bukan disebabkan oleh satu faktor. Kenaikan volume percakapan pada hari pembukaan digerakkan oleh faktor pembukaan MTQ yang diresmikan oleh Jokowi. Ini dilihat dari tren percakapan pada hari pembukaan MTQ di mana tren paling tinggi pada hari itu (7/8) adalah ketika Jokowi meresmikan pembukaan MTQ, yaitu sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara itu, kenaikan volume percakapan pada hari setelah pembukaan didorong oleh percakapan tentang lafal “alfateka”. Ini dapat dilihat dari tren percakapan paling tinggi pada hari itu (8/10) yakni pukul 14. 00 WIB di mana status paling dominan pada jam itu adalah respons netizen mengenai lafal yang terdengar “alfateka” yang diucapkan Jokowi saat pembukaan MTQ. Dapat pula dilihat dari most-retweeted statuses pada 8 Oktober di mana akun-akun yang mempercakapan "alfateka" Jokowi banyak ditwit ulang.

Kedua, akun-akun yang terlibat pada percakapan baik pada hari sebelum pembukaan, pada hari pembukaan, maupun pada hari setelah pembukaan MTQ Nasional umumnya adalah users dengan followers 101-500,  501-1000, dan 1001-10k. Ini mengindikasikan, percakapan terkait MTQ maupun hal terkait dengannya betul-betul dilakukan oleh akun organik, bukan akun-akun yang terindikasi sebagai akun bot.

Ketiga, ada perubahan hestek. Pada hari sebelum pembukaan, hestek yang muncul tidak menggambarkan pilihan atau dukungan politik terhadap capres-cawapres tertentu. Berbeda dengan hari pada pembukaan dan setelahnya. Pada hari pembukaan, muncul #JokowiLagi dan #2019TetapJokowi. Kedua hestek ini menonjol di antara hestek-hestek lain. Pada hari setelah pembukaan, muncul dua hestek lain: #JokowiAlfaTEKA dan #2019GantiPresiden. Kedua hestek ini juga sama menonjolnya dengan #JokowiLagi dan #2019TetapJokowi. Munculnya #JokowiAlfaTEKA dan #2019GantiPresiden pada hari setelah pembukaan MTQ tak lepas dari percakapan mengenai “alfateka”. Ketika muncul percakapan mengenai alfateka, terlihat ada dua klaster yang berbeda seperti tampak di peta SNA (yang telah ditampilkan di atas) setelah hari pembukaan MTQ. Dua klaster tesebut, klaster Jokowi dan klaster pendukung Prabowo. Dua klaster ini tak tampak sebelumnya muncul berbarengan pada hari sebelum pembukaan maupun pada hari saat pembukaan MTQ. Efek "alfateka" tampaknya memang telah membuat para pendukung Prabowo keluar dari sarang dan ikut meramaikan perbincangan MTQ, tetapi dalam konteks berbeda, yakni mengobrolkan pelafalan Jokowi yang menyebut Al-Fatihah terdengar seperti alfateka pada momen pembukaan MTQ Nasional Minggu malam kemarin. Nampaknya, saling mengintip, menguntit, dan menemukan kelemahan akan terus berlanjut di antara dua kubu: kubu petahana dan penantangnya. Mari kita berdoa, semoga mereka tak sampai saling serang fisik. Alfaatekah!!