Oleh: Ismail Fahmi

Setelah debat pertama, percakapan tentang golput semakin mengemuka. Kita ingin tahu bagaimana percakapan itu terjadi, di kalangan mana, dan insight apa yang bisa didapat sebagai masukan bagi kedua kubu.

DOWNLOAD PDF

Versi PDF dari analisis ini bisa didownload di:
https://www.slideshare.net/Ismai…/golput-pasca-debat-pertama

DATA

Drone Emprit menggunakan kata kunci ‘golput’ untuk menangkap percakapan sejak awal penentuan pasangan capres-cawapres. Untuk analisis ini, hanya data 30 hari terakhir yang ditampilkan. Dan analisis terkait debat hanya menggunakan data 7 hari terakhir (15-21 Januari).

TREN: NAIK SEJAK DEBAT PERTAMA

Sejak debat pertama pilpres 2019 dilakukan (17 Januari), percakapan tentang golput mulai naik volumenya, khususnya di media sosial. Dan trennya terus naik hingga laporan ini dibuat.

Netizen banyak bercakap tentang golput biasanya pada hari Minggu dan Senin. Tingkat interaksi mereka cukup tinggi (6.06 interaksi per twit), yang mengindikasikan akun yang terlibat adalah real.

SNA: HANYA DI CLUSTER 01

Peta SNA memperlihatkan bahwa percakapan ‘golput’ ini hanya terjadi dalam klaster kubu 01. Hal ini menunjukkan adanya kegalauan, perdebatan, dan dinamika pendapat di antara pendukung 01 terkait gagasan untuk  ‘golput’.

Dari peta top hashtags, tampak bahwa percakapan ‘golput’ ini terkait dengan pendukung Ahok dan pendukung Jokowi. Hal ini didukung oleh top most retweeted statuses di Twitter yang berisi dinamika percakapan antara pendukung keduanya.

MEDIA ONLINE: AHOK DAN DEBAT

Media online yang mengangkat isu ‘golput’ menempatkan Ahok sebagai tokoh sentral. Klaster artikel tentang Ahok paling tinggi. Kemudian klaster tentang debat juga tinggi, menandakan debat pertama telah melahirkan keinginan golput yang tinggi.

INSIGHT

Debat pertama Pilpres 2019 gagal meyakinkan calon pemilih mengambang, terbukti dengan langsung naiknya percakapan tentang golput sejak debat pertama dilakukan.

Sebagian pendukung Ahok khususnya, menjadi semakin tidak yakin dengan Jokowi. Namun mereka juga tidak mau memilih atau mendekat ke Prabowo. Jika gagasan golput mereka meluas dan diterima oleh calon pemilih yang kritis, suara Jokowi bisa berkurang cukup signifikan.

Prihatin atas kondisi di atas, ada upaya besar dari pendukung Jokowi untuk meyakinkan mereka yang ingin golput agar menggunakan hak pilihnya. Prinsip yang ditawarkan adalah “pilih yang  teraman buat Indonesia dari yang terburuk.”

Kubu 02 belum bisa bergembira akan mendapat tambahan suara, karena mereka yang galau dengan  Jokowi, cenderung tidak mau memilih Prabowo. Strategi yang selama ini dilakukan dengan lebih banyak menyerang Jokowi tapi miskin gagasan sendiri, terbukti tidak bisa menarik perhatian mereka yang ingin golput.

Kubu 02 harus menawarkan gagasan dan program yang membuat kaum 'golputer' ini yakin bahwa Prabowo dan timnya memiliki kemampuan dan gagasan besar buat Indonesia. Jika tidak, ya wassalam.