Oleh Windo W.
Tim Satgas Antimafia Bola menangkap Johar Lin Eng, anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), pada Kamis (27/12) kemarin terkait kasus dugaan skandal pengaturan skor. Juga, dalam kasus yang sama, diciduk mantan anggota Komisi Wasit, Priyanto, dan anaknya, Anik. Penangkapan ini berdasarkan tindak lanjut atas laporan Lasmi Indrayani, manager Persebara Banjarnegara. Berdasarkan pengembangan oleh tim penyidik, tak berselang lama, Sabtu kemarin, giliran Dwi Irianto alias Mbah Putih, anggota Komisi Disiplin PSSI, yang ditangkap Tim Satgas Antimafia Bola.
Drone Emprit (DE) membuat satu projek untuk memonitor pemberitaan di media online dan percakapan di media sosial Twitter terkait isu ini. Data diperoleh dengan menggunakan kata kunci: PSSI, pengaturan skor, Mbah Putih, Johar Lin Eng, Dwi Irianto. Pemantauan dilakukan dalam kurun empat hari, yakni sejak Kamis, 27 Desember 2018, hingga Minggu sore, 30 Desember 2018.
DATA
Volume Pemberitaan dan Percakapan
Berdasarkan kata kunci yang DE gunakan, total volume penyebutan di kanal media online dan media sosial Twitter yakni 10.731. Dengan penyebaran, 6.695 di kanal media online dan 4.036 di kanal media sosial Twitter.
Perbandingan berdasarkan periode hari selama hari pemantauan, volume penyebutan paling ramai terjadi pada Jumat (28/12) di kanal media online, sedangkan di kanal media sosial (Twitter) pada hari Sabtu (29/12).
Berdasarkan jam, di kanal media online total penyebutan paling tinggi terjadi pada pukul 16 dan di kanal media sosial (Twitter) pada pukul 11.
Tren Pemberitaan dan Percakapan
Dilihat dari segi tren, di kanal media online, tren pemberitaan sudah tinggi pada hari Kamis, saat terjadi penangkapan terhadap Johar. Pada hari berikutnya, Jumat, pemberitaan naik dan hari Jumat adalah tren pemberitaan tertinggi di media online. Pada hari berikutnya, Sabtu, walaupun ada pemberitaan terkait penangkapan Mbah Putih, tren pemberitaan tidak setinggi dua hari sebelumnya, dan pada Minggu tren menyusut dari hari-hari pemantauan sebelumnya.
Di kanal media sosial Twitter, ada tren kenaikan selama tiga hari (Kamis, Jumat dan Sabtu). Puncak atau tren tertinggi terjadi pada hari Sabtu, berbeda dengan di kanal media online yang terjadi pada hari Jumat. Pada hari Minggu ini, tren percakapan menurun sebagaimana halnya di kanal pemberitaan.
Topik Pemberitaan
Di kanal pemberitaan, di antara topik yang disorot seperti cara kerja mafia bola dalam pengaturan skor dan suap; sikap Edy Rahmayadi (Ketua PSSI) terkait pengaturan skor yang melibatkan pejabat PSSI (Johar Lin Eng dan Mbah Putih alias Dwi Irianto); tidak majunya persebakbolaan di Indonesia akibat pengaturan skor; ketidakseriusan PSSI dalam mengungkap kasus mafia bola; krisis kepercayaan masyarakat terhadap PSSI; serta dukungan terhadap Satgas Antimafia Bola Mabes Polri membongkar skandal pengaturan skor atau pemberantasan mafia bola.
Topik Percakapan
Dari daftar most retweet yang tertangkap oleh DE, baik yang merupakan akun-akun media online maupun personal, kita dapat melihat topik apa saja yang muncul di kanal percakapan (Twitter). Jika dikelompokkan, ada tiga topik utama yang cukup menonjol.
1. Soal penangkapan pejabat PSSI yang terlibat dalam pengaturan skor oleh pihak kepolisian.
@detikcom : Johar Ling En, anggota Exco PSSI yang juga ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah, ditangkap Tim Polda Metro Jaya. Dia diringkus di Bandara Halim Perdanakusuma. Seperti apa kejadiannya?#PSSI
@panditfootball : Setelah Johar Lin Eng, giliran Dwi Rianto atau yang karib disapa Mbah Putih yang ditangkap pihak kepolisian. Ia diduga terlibat dalam pengaturan skor (match-fixing) di Liga 2 dan Liga 3. https://t.co/Td6iYSFZcd https://t.co/rPElEs88Nz
28/Dec/2018 16:23 WIB
@KompasTV : Satu Tersangka Pengaturan Skor Sepak Bola Bekas Anggota Komite Wasit https://t.co/fwLU42W4J1
28/Dec/2018 06:14 WIB
@jawapos : Johar Ling Eng Ditangkap Polisi, Exco PSSI: Kami Kaget https://t.co/wXfdxpz8JY
27/Dec/2018 15:12 WIB
@MetroTVNewsRoom : Johar ditangkap karena kasus dugaan pengaturan skor dan suap. Satgas mafia bola juga menangkap 2 tersangka lain yakni mantan anggota komisi wasit yang memiliki perijinan internasional #MetroSiang @Metro_TV
28/Dec/2018 11:46 WIB
@ainurohman : BREAKING: Anggota Komdis PSSI (nonaktif) Dwi Irianto a.k.a Mbah Putih resmi ditangkap Satgas Antimafia Bola sore in… https://t.co/gaj63quRRZ
28/Dec/2018 15:14 WIB
2. Soratan terhadap PSSI dan Ketua PSSI (Edy Rahmayadi)
@ainurohman : Yang terjadi pada tubuh PSSI saat ini adalah pembusukan, justru dari dalam. Seorang anggota Exco dan anggota Komdis (nonaktif) terlibat aktif dalam melakukan kejahatan match fixing dan match setting. Mengerikan! 29/Dec/2018 11:56 WIB
@SammiSoh : Pantesan Edy Rahmayadi tdk mau copoti posisinya stlh jadi gub Sumut. Gila, sampai Komite Eksekutif PSSI terlibat pengaturan skor Bongkar aliran uang Edy & telusuri mafia judi bola mana yg dekat dgn petinggi2 PSSI Bisa2nya Edy bilang ini lumrah, hal kecil https://t.co/m5JXptylQL
29/Dec/2018 07:31 WIB
@CNNIndonesia: Ketum PSSI: Kenapa Tak dari Kemarin Pengaturan Skor Diusut? https://t.co/s7et0oRnCW
28/Dec/2018 20:15 WIB
@chicohakim : Lah kok nyalahin org lain. Tahun 1960an terjadi skandal suap pemain oleh Bandar Judi yang dibongkar oleh Ketum PSSI beserta komdis PSSI kala itu kebetulan ketumnya eyang kakung saya. Para pemain dijebloskan ke penjara PM di Guntur. Bandar Judi dipenjara.
@AndiePeci : PSSI oh PSSI Kapan berubahmu? 😢 https://t.co/FRCKI0aWor
27/Dec/2018 10:36 WIB
3. Soal kekecewaan dan dukungan atas pembongkaran dugaan suap (pengaturan skor).
@KHMarufAmin_: Saya kecewa kalau betul pengaturan skor itu benar-benar terjadi. Tidak akan maju sepak bola nasional kita kalau benar terjadi pengaturan skor seperti itu. #JokowiAmin #IndonesiaMaju #01IndonesiaMaju #JokowiLagi #Pilpres2019 #SepakBola #PengaturanSkor #MenujuIndonesiaMaju https://t.co/LEk9TtVvUf
29/Dec/2018 11:21 WIB
@akmalmarhali: Menunggu gebrakan @PSSI membuka borok match fixing di dalam dirinya sendiri dan melaporkannya ke Satgas Anti Mafia Bola Polisi? Berani? 29/Dec/2018 09:27 WIB
@HusnunD: Ayo bongkar kasus dugaan suap di @PSSI @infomalang @PuspitaFM @Senaputra_FM @EdanBolaRCBFM @Sam_Lee87 @DjokoDriyono #edyout #pssiharusbaik https://t.co/aUz9Y95S49
27/Dec/2018 19:56 WIB
@TheREAL_Abi : Semoga polisi dapat membongkar kasus suap/pengaturan skor dan menangkap orang-orang yang hampir 30 tahun melumuri sepakbola kita dengan lumpur kotor di jersey kebanggan para pemain dan seragam wasit. Saatnya kita hentikan dagelan di atas lapangan hijau yang menipu para supporter!
28/Dec/2018 08:55 WIB
Hestek
Beragam tanda pagar muncul mengiringi perbincangan netizen di kanal percakapan Twitter. Di antaranya #WartawanHarusBaik, #PolriPromoter, #PolriHumanis, #pssiharusbaik, #PSSI, #PolriHadirUntukNegeri, #edyout, #MELAWANMAFIA.
Peta SNA
Peta SNA memperlihatkan tidak terjadi percakapan yang berpusat pada satu titik. Percakapan bersifat menyebar dengan menghadirkan beragam akun dengan latar belakang yang berbeda (media massa, tokoh publik, penggiat/pemerhati dunia sepakbola).
ANALISIS
Dari data di atas, ada sejumlah poin yang bisa disampaikan.
Pertama, soal perhatian media terkait kasus pengaturan skor dan PSSI. Biasanya, dari data yang DE peroleh, volume (mention) di kanal media online tidak sebesar di kanal media sosial (Twitter). Tapi kali ini, justru sebaliknya (seperti yang terlihat di data volume). Total volume di kanal media (pemberitaan) melampaui atau di atas volume di kanal percakapan (media sosial/Twitter). Ini mengindikasikan bahwa isu pengaturan skor yang melibatkan anggota PSSI mendapat perhatian cukup tinggi dari media. Dengan kata lain, visibilitas atau jumlah dan tingkat menonjolnya isu ini di kanal pemberitaan cukup tinggi dan isu ini dianggap penting oleh media.
Kedua, soal kesadaran khayalak (publik) terkait kasus atau berita pengaturan skor. Dari segi volume, di kanal percakapan memang tidak sebesar di kanal pemberitaan walaupun jumlahnya tidak bisa dikatakan kecil. Tetapi, kita bisa melihat dari tren. Tren percakapan di media sosial, sebagaimana terlihat di data, terus menunjukkan adanya kenaikan selama tiga hari—sejak munculnya kasus penangkapan anggota PSSI Johar Lin Eng pada Kamis (tanggal 27/12) dan Mbah Putih pada Sabtu (tanggal 29/12). Artinya, khalayak atau publik juga tidak bisa dikatakan acuh terhadap isu ini, sebaliknya justru menaruh atensi.
Ketiga, sorotan terhadap PSSI dan Ketua PSSI. Dilihat dari topik-topik pemberitaan dan percakapan yang muncul, PSSI dan Ketua PSSI mendapat sorotan sangat negatif baik di kanal pemberitaan maupun percakapan. Sorotan tersebut seperti munculnya ketidakpercayaan terhadap PSSI akibat kasus pengaturan skor yang melibatkan anggotanya dan penilaian terhadap Edy Rahmayadi (Ketua PSSI) yang dianggap tidak bekerja dengan baik dan kurang cakap menangkap aspirasi publik terhadap kasus ini. Hal ini tergambar pula dari peta hestek dengan munculnya hestek seperti #pssiharusbaik dan #edyout.
Keempat, kebalikan dengan PSSI dan Ketua PSSI, pihak kepolisian mendapat sorotan positif. Ini tentu tidak terlepas dari Tim Satgas Antimafia Bola yang membongkar kasus pengaturan skor. Dukungan terhadap kepolisian untuk terus membongkar kasus pengaturan skor juga muncul. Apresiasi terhadap kinerja polisi tersebut dari publik terlihat juga dari peta hestek di mana muncul hestek seperti #PolriHumanis dan #PolriHadirUntukNegeri.
Kelima, dari peta SNA, kita bisa lihat bahwa ada pola percakapan yang menyebar. Isu ini tidak berkisar pada satu sentral atau disuarakan oleh satu pihak. Berbagai pihak seperti media massa, penggiat/pecinta/pemerhati dunia sepak bola, hingga tokoh publik muncul dan terlibat dalam percakapan. Berkaca dari sorotan yang sangat negatif pada PSSI atas kasus ini di satu sisi, dan di sisi lain terdapat percakapan yang melibatkan berbagai pihak, PSSI tentu harus bisa mengambil langkah tepat dan tangkas menyikapi kasu pengaturan skor yang melibatkan orang di dalam tubuh PSSI sendiri. Bila tidak, ketidakpercayaan publik yang sudah tampak jelas terhadap PSSI atas kasus ini akan kian meninggi.
CLOSING
Pengaturan skor yang melibatkan pejabat PSSI adalah bak suicide goal, gol bunuh diri PSSI ke gawang sendiri. Kekecewaan, kemarahan, ketidakpercayaan yang timbul dari publik terhadap PSSI tentu wajar dan dapat dipahami di tengah harapan publik yang justru menaruh asa tinggi pada kemajuan sepakbola dalam negeri. Namun, PSSI tentu masih memiliki kesempatan atau semacam mendapat “perpanjangan waktu” untuk meraih kembali kepercayaan publik. Kita tunggu, apakah PSSI mampu menciptakan golden goal yang mengembalikan kepercayaan publik, ataukah justru, menciptakan suicide goal lagi?