Oleh: Windo W.

Dengan menggunakan analogi film Avengers: Infinity War, Presiden Jokowi berpidato menjelaskan situasi perekonomian dunia pada pembukaan World Economic Forum (WEF) on ASEAN pada 12 September lalu. Pidato yang disampaikan di National Conventional Center di Hanoi, Ibukota Vietnam itu, ramai menjadi bahan perbincangan di Indonesia, khususnya di jagad media sosial. Seperti apakah percakapan terkait pidato Presiden Jokowi di Hanoi tersebut, terutama yang tertangkap melalui media sosial dan media online dan bagaimanakah percakapan tersebut dapat dimaknai?

Metode

Untuk mengetahui seperti apa pemberitaan dan percakapan yang muncul sehubungan dengan pidato Jokowi di Hanoi pekan lalu itu, Drone Emprit (DE) memonitor percakapan di media sosial, khususnya di Twitter, dan pemberitaan di portal berita daring dengan menggunakan kata kunci: Jokowi, Joko Widodo dan @jokowi” dengan tambahan kata kunci filter (should contain): Avengers, Thanos, dari kurun 12 sampai 16 September 2018.

Temuan

Dari volume percakapan, total mentions yang berhubungan dengan pidato Jokowi di Hanoi yang mengumpamakan situasi ekonomi global seperti film Avengers: Infinity War, yakni sebesar 16.999. Distribusi mention-nya 253 pada media online dan 16.746 pada media sosial (Twitter).

Dari tren percakapan, perbincangan terkait pidato Jokowi di kota berjuluk Seribu Danau itu terus meningkat dan memuncak pada 14 September dengan total mentions lebih dari 6.000, tiga kali lipat dari total mentions pada hari di mana Jokowi berpidato pada pembukaan WEF.

Dilihat dari SNA, ada dua chambers. Chamber pertama adalah grup yang menyambut pidato Jokowi dengan antusias. Chamber kedua justru sebaliknya. Adapun chamber pertama lebih besar ketimbang chamber kedua.  

Dari most retweeted statuses, ada lima akun terbesar yang acap di-tweet. Akun-akun itu @mrshananto (dengan jumlah retweeted 3.635), @Afutami (dengan jumlah retweeted1.954), @UtuhWibowo (dengan jumlah retweeted 557), @anandasukarlan (dengan jumlah retweeted524), dan @motulz (dengan jumlah retweeted520).

Berikut dikutip tweets dari kelima akun tersebut.  

@mrshananto : Apaan ngomongin Thanos!" "Bahasa Inggris belepotan!" "Si planga plongo!" Gw tuh gak mau jg jd die hard Jokowi. Tapi lihat Pakde dihina2 terus lama2 gw jengkel lho. Lalu nonton videonya pidato di World Economic Forum dan kesimpulan gw, PIDATO PRESIDEN KEREN BGT! https://t.co/0Izzm6sugG.14/Sep/2018 07:36 WIB Graph
@Afutami :Jokowi referencing Thanos and Infinity War in an official speech just made my week. https://t.co/S7zQZ3zSfO 13/Sep/2018 07:46 WIB Graph
@UtuhWibowo : Siapakah yang akan menang? A. Jokowi (Like) B. Thanos (Retweet) Yang hasilnya banyak juara (hebat) dan yang hasilnya sedikit kalah (malu-maluin). #JokowiVsThanos https://t.co/JyyrRmsstg.13/Sep/2018 20:40 WIB Graph
@anandasukarlan :Ehhh baru denger pidato Pak @jokowilengkap, yg soal Avengers. Gilakkk jitu banget, ngena, cocok, pas! Jenius banget bisa memformulasikannya dgn gamblang & sederhana. A true leader & statesman, definitely #JokowiLagi deh! Yg setuju RT yah! #2019TetapJokowi. 13/Sep/2018 22:25 WIB Graph
@motulz :Lagi viral.. Pak Jokowi mau lawan Thanos? Ya! ternyata markas Avengers sudah dibangun di Merauke Papua! 😁😁 Dengan nama “Monumen Kapsul Waktu” hahaha..!! gokil

Di samping kelima akun tersebut, ada beberapa akun lain yang mendapat twit ulang cukup sering. Akun tersebut yakni @Fahrihamzah (dengan jumlah retweeted 503), @yusuf_dumdum (dengan jumlah retweeted 441), @CakKhum (dengan jumlah retweeted 338), @MRomahurmuziy (dengan jumlah retweeted 385), dan @Dahnilanzar (dengan jumlah retweeted 286).

Berikut dikutip tweets dari status akun-akun tersebut.

@Fahrihamzah : Isu pidato presiden @jokowi di Hanoi itu penting sekali kita bahas. Katanya beliau itu Avengers melawan Thanos yang ingin menghancurkan Ummat manusia. Saya Gak tahu kenapa tema ini Gak meledak padahal ini penting karena fiksi ini jadi tema pidato presiden. 😃 #PemilihCerdas. 14/Sep/2018 20:05 WIB Graph
@yusuf_dumdum : Dalam pidatonya di World Economy Forum (WEF), Pakdhe @jokowi menyatakan, kondisi ekonomi global saat ini sedang menuju "Infinity War". Pakdhe ready to fight "Thanos" with his fellow "Avengers" lol 👍😅😎 #JokowiVsThanos https://t.co/9DH4Od2Lrb
13/Sep/2018 20:49 WIB Graph
@CakKhum : WHO IS THANOS? Thanos adalah karakter fiksi yg muncul dalam buku komik amerika yang di terbitkan oleh Marvel Comics. karakter ini dibuat oleh penulis Mike Friedrich & Jim Starlin, Alhamdulillah B. Inggris Pak Jokowi semakin memdunia. 😂 #2019GantiPresiden #2019PrabowoPresiden https://t.co/QisqYIvG1z.12/Sep/2018 21:09 WIB. Graph
@MRomahurmuziy : AKAN JADI AVENGERS, JOKOWI SIAP LAWAN THANOS Presiden @Jokowi mengatakan perang perdagangan antarnegara hanya mengarahkan populasi dunia menuju Infinity War atau perang tanpa batas.https://t.co/j4PesFHWWk.14/Sep/2018 16:35 WIB.Graph
@Dahnilanzar : Menurut saya Pilihan Pak Jokowi menggunakan analogi beliau salah satu Avengers yang akan melawan Thanos yg menebar kerusakan tidak ada masalah dan tidak mempermalukan Indonesia, justru pilihan analogi yg cerdas, kekinian dalam menyampaikan pesan peran Indonesia di dunia. 14/Sep/2018 00:33 WIB Graph

Dari topic map, pemberitaan pidato Jokowi pada pembukaan WEF cukup banyak diberitakan. Pemberitaan tersebut khususnya ihwal analogi film Avengers: Infinity War yang digunakan oleh Jokowi untuk menggambarkan situasi perekonomian dunia.

Dari sisi hashtags, ada beragam hashtags yang muncul menyertai percakapan netizen terkait pidato Jokowi. Di antaranya #JokowiLagi, #JokowiVsThanos, #JokoWay, #2019TetapJokowi, #2019PrabowoPresiden, #PemilihCerdas, #2019GantiPresiden, dan sebagainya.

Analisis

Ada hal menarik dari data di atas. Tidak seperti di akhir pidato Jokowi pada pembukaan WEF di Ibukota Vietnam Rabu lalu itu, yang disambut dengan simpul senyum dan tepuk tangan hadirin, di dalam negeri, pidato tersebut justru disambut tidak semata oleh sanjungan, tetapi juga sindiran. Seperti tampak dari peta SNA, mereka terbagi dalam chamber yang berbeda yakni antara yang menyambut positif (pro) dan yang menyindir (kontra) pidato Jokowi.

Baik yang menyambut positif maupun yang menyindir sama-sama menyorot pilihan analogi yang digunakan oleh Jokowi, yakni film Avengers: Infinity War. Dalam akun @anandasukarlan atau @yusuf_dumdum, yang termasuk most retweeted statuses (seperti yang ditampilkan di atas) misalnya, ada sambutan positif terkait analogi film Avengers: Infinity War yang dipilih Jokowi untuk menerangkan keadaan perekonomian dunia. Demikian pula dengan tweet @mrshananto yang paling banyak dicuit ulang memberikan sambutan positif terhadap pidato Jokowi, bahkan tidak memedulikan cercaan bahasa Inggris Jokowi yang dianggap “blepotan” oleh sejumlah netizen (seperti tampak dari tweet @mrshananto yang ditampilkan di atas). Sambutan positif pun diberikan oleh @MRomahurmuziy. Pun @Dahnilanzar menyambut baik pilihan analogi Jokowi tersebut dengan mengatakan bahwa pilihan Jokowi menggunakan analogi beliau sebagai salah satu Avengers yang akan melawan Thanos yang menebar kerusakan adalah pilihan analogi yang cerdas dan kekinian dalam menyampaikan pesan peran Indonesia di dunia (seperti terlihat pada tweet-nya yang ditampilkan di atas).

Sementara itu, sambutan bersifat sindiran atau kontra terhadap pidato Jokowi seperti tampak pada @Fahrihamzah dan @CakKhum. Melalui status mereka (seperti yang ditampilkan di atas), @Fahrihamzah dan @CakKhum seperti menyindir (secara implisit) analogi film Avengers: Infinity War yang digunakan Jokowi. Dengan kata lain, apabila pada Maret lalu pidato Prabowo yang menggunakan karya fiksi (berbentuk novel) berjudul Ghost Fleet dirisak (di-bully) dan diserang, bahkan sampai diangkat sebagai topik diskusi di salah satu stasiun televisi ternama, hal yang serupa semestinya juga berlaku kepada Jokowi.

Alih-alih menghadirkan percakapan yang lebih substansial, baik yang merespons pidato Jokowi dengan sanjungan maupun dengan sindiran, kedua kubu justru setali tiga uang: sama-sama berfokus kepada “bungkusan” pidato Jokowi, yaitu penggunaan analogi film Avengers: Infinity War (untuk menjelaskan kondisi perekonomian dunia). Demikian pula dengan sebagian besar pemberitaan di medi daring berkenaan pidato Jokowi di Hanoi. Lebih didominasi pemberitaan tentang analogi film Avengers: Infinity War (seperti tergambar pada Topic Map).

Padahal, isi pidato Jokowi memiliki sejumlah poin penting, yang dapat dipercakapkan sekaligus “diuji” oleh citizen (warga negara), termasuk oleh netizen dan itu dapat disalurkan melalui media sosial sebagai medium komunikasi.

Misalnya, apakah semangat pidato Jokowi di Hanoi tersebut benar-benar sudah tercermin melalui kebijakan (policy) yang dibuatnya? Jika iya, tentu kebenaran itu harus diungkapkan. Ataukah sebaliknya, kontradiktif, sehingga apa yang disampaikan oleh Jokowi bisa saja bersifat “gimik”? Dalam pidatonya, Jokowi juga menyebut pentingnya pengembangan sumber daya manusia. Apakah kebijakan Jokowi betul-betul sudah mengarah tentang pentingnya pembangunan sumber daya manusia ataukah sebaliknya? Jika sudah, seperti apa? Masih ada berbagai poin penting lain yang dapat ditangkap dari pidato Jokowi di Hanoi tersebut untuk dijadikan perbincangan dan masyarakat dapat menguji kekuatan pidato Jokowi justru dari sisi “daging” pidato itu, bukan dari sisi “bungkusan luarnya”.

Sayangnya, sisi "isi" atau “daging” itu yang malah tidak mengemuka dalam percakapan di media sosial, padahal itu sangat fundamental daripada sisi “bungkusan luar” pidato Jokowi. Hal yang fundamental inilah sebetulnya, jika disadari, yang dapat menumbuhbiakkan diskursus publik di mana setiap warga negara dapat memberikan judgement (baik atau buruk, setuju atau tidak setuju) atas visi dan kinerja pemerintah.

Namun, lagi-lagi, sayangnya perbincangan terkait pidato Jokowi di Hanoi tersebut, baik dari pihak yang menyambut positif maupun yang menyambut dengan sindiran, sama-sama ter/ber-fokus pada “bungkusan luar” (analogi film Avengers: Infinity War yang digunakan Jokowi dalam pidatonya di WEF) dan alpa pada hal yang lebih mendasar. Percakapan tersebut sarat pula dengan nuansa “pertempuran”, bukan semangat menciptakan diskursus publik. Itu tergambar dari hashtags yang mengiringi percakapan tentang pidato Jokowi , seperti #JokowiLagi, #JokowiVsThanos, #JokoWay, #2019TetapJokowi, #2019PrabowoPresiden atau #2019GantiPresiden. Hashtags nan sarat dengan nuansa pertempuran: membela “jagoan” masing-masing dan berharap dapat menumbangkan “jagoan” pihak lain.

Penutup  

Pidato Jokowi di Hanoi mengundang perbincangan di dalam negeri. Ada yang menyanjung, ada pula yang menyindir. Namun, baik yang menyanjung maupun yang menyindir sama-sama berfokus memperbincangkan analogi yang digunakan Presiden, yakni film Avengers: Infinity War, bukan hal yang justru lebih fundamental dan substansial dari itu (di mana dari situ publik sesungguhnya dapat menguji kekuatan pidato Presiden). Tak hanya saling menyorot  "bungkusan" dari pidato Jokowi, percakapan itu pun sarat dengan nuansa "pertempuran" seperti terlihat dari hashtags yang mengiringi percakapan tersebut. Tampaknya, logika rivalitas atau pertempuran ini yang kini lebih menonjol: membela “jagoan” masing-masing dan berharap dapat melumpuhkan “jagoan” pihak lain. Kala logika ini yang selalu mengemuka dan menonjol, sadar atau tidak, maka pada hakikatnya masing-masing pihak sedang menuju infinity war, perang tak berkesudahan.