Oleh: Ismail Fahmi
Bagaimana gambaran percakapan publik di media sosial tentang kedua istilah ini?
Sebelumnya Amin Rais pernah menyebut pilpres 2019 dengan istilah Armageddon dan Perang Baratayudha pada bulan Desember 2018. Dan tahun 2014 AR pernah menyebut pilpres saat itu sebagai perang Badar.
Dan baru-baru ini, diksi “Perang” yang kembali mewarnai pilpres 2019 dimulai pada tanggal 13 Februari 2019, ketika TKN menyatakan akan memulai “Perang Total”. Sebagai response, pada tanggal 14 Februari, BPN menyarankan agar Moeldoko mundur dari KSP jika ingin terjun Perang Total memenangkan Jokowi.
Selain istilah Perang Total, TKN juga menggunakan istilah “Center of Gravity” sebagai strategi pemenangannya.
Seminggu setelah itu, tanggal 23 Februari 2019, muncul istilah “Perang Badar” yang menjadi inspirasi sumber puisi atau doa yang dibacakan Neno Warisman dalam Munajat 212. Doa ini menimbulkan polemik, karena menganggap kontestasi pilpres ini seperti perang Badar, sementara di kedua kubu mayoritas sama-sama muslim. Berbeda dengan situasi saat perang Badar dulu, dimana lawannya adalah kafir.
Dari sisi volume percakapan, Perang Total paling banyak dibicarakan di media sosial. Sedangkan untuk Perang Badar, meskipun baru muncul, diksi ini paling banyak diberitakan oleh media online.
SNA
Peta SNA memperlihatkan bahwa percakapan tentang Perang Total didominasi oleh cluster 02. Kubu 01 hampir tak muncul dalam percakapan tentang Perang Total ini.
Sedangkan SNA tentang Perang Badar cukup ramai dibicarakan oleh kubu 01 juga. Mereka turut menyoroti penggunaan istilah Perang Badar yang dianggap tidak tepat, sementara soal Perang Total tidak mempermasalahkan.
Pada SNA gabungan kedua diksi perang, kubu 02 yang paling ramai membicarakannya.
Narasi
Top Twit terkait Perang Total kebanyakan dibuat oleh influencer dari kubu 02, misal berupa video tentang petugas yang membawa pesan berisi kotak bergambar salah satu paslon. Juga komentar terhadap pidato Jokowi yang menyatakan TKN sudah menusuk jantung pertahanan 02. Penggunaan diksi ”perang total” dan ”menusuk jantung” ini dikritisi oleh kubu 02.
Top Twit terkait Perang Badar dibuat oleh influencer netral @iwa_kusuma, yang menyindir doa perang digunakan untuk pilpres. Lalu artikel dari TirtoID paling banyak dishare oleh kubu 01, yang menyinggung puisi Neno mirip doa Nabi saat perang Badar, bedanya sekarang kedua kubu dipenuhi oleh umat Islam.
Top influencer percakapan tentang kedua diksi perang didominasi oleh influencer dari kubu 02.
Closing
Kedua kubu telah menganggap kontestasi pilpres ini seperti perang. Kalau sudah sama anggapannya, berikutnya mereka harus saling menghargai. Biar perangnya sopan. 🤔