Oleh: Lathif Purwa Atmaja

Baru-baru ini muncul polemik berupa tagar #yanggajikamusiapa. Semua itu bermula saat Menkominfo meminta para pegawai Kominfo memilih stiker sosialisasi Pemilu 2019 di mana terdapat dua desain stiker yang harus dipilih oleh para pegawai Kominfo. Nantinya stiker yang banyak mendapat suara akan dipasang di kantor Kominfo.

Nampaknya banyak pegawai Kominfo yang memilih desain nomor dua. Ingin mengetahui alasannya, Rudiantara mencoba memanggil perwakilan pegawai yang telah memilih masing-masing desain stiker.

Saat ditanya, salah seorang PNS yang memilih nomor 2 ternyata beralasan karena pilihannya sesuai dengan visi-misi paslon nomor 2. Rudiantara beranggapan bahwa jawaban tersebut tidak sesuai dengan konteks.

Oleh karena itu, Rudiantara secara sepontan menyindir dengan kalimat “yang gaji kamu siapa”. Maka, tak pelak hal ini menjadi polemik di kalangan publik, terutama di ranah media sosial. Tanda tagar #yanggajikamusiapa menjadi ramai diperbincangkan. DE memantau tanda tagar ini dari 28 Januari sampai 1 Febuari kemarin 2019.

Volume dan Tren

Jumlah volume (mentions) terhadap #yanggajikamusiapa pada periode tersebut dalam kanal media massa online terdapat 241 mentions sedangkan dalam ranah media sosial terdapat 97.944 mentions yang sebagian besar didominasi oleh perbincangan Twitter sebanyak sekitar 97.200 mentions, laman Facebook sebanyak 444 mentions, YouTube 4 mentions, dan Instagram 302 mentions.

Pemberitaan mengenai isu tersebut baru muncul pada tanggal 31 Januari 2019 kemarin. Tren pemberitaan mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Sampai laporan ini ditulis, tren kenaikan terus melonjak yang mana terdapat lebih dari 100 pemberitaan. Sebagian besar pemberitaan mengulas tentang pelaporan Menkominfo Rudiantara ke pihak Bawaslu terkait ucapannya dan juga pembelaan-pembelaan terhadap sang menteri.

Di kanal media sosial khususnya laman Twitter, tren percakapan juga menunjukkan tren kenaikan tajam. Percakapan mengenai isu tersebut mulai diinisiasi juga pada tanggal 31 Januari 2019 kemarin dengan jumlah 5.080 mentions. Sampai saat ini jumlah perbincangan mencapai 92.114 mentions di mana masyarakat banyak yang menyesalkan apa yang terucap oleh Menkominfo Rudiantara yang dinilai sebagai blunder untuk pemerintah khususnya mengingat sekarang masih dalam tahun politik.

Engagement Type

Berdasarkan engagement type, pola percakapan di media sosial (Twitter), paling menonjol adalah pola retweet, yakni sebanyak 65,85%. Kemudian pola mentions, sebanyak 20,45%, dan terakhir pola reply sebanyak 13.70%.%.

Topik pemberitaan

Topik pemberitaan mengenai kasus ini sebagian besar berisi tentang klarifikasi dari pihak Kominfo mengenai ucapan sang menteri. Kasus ini bermula saat sang menteri menyindir seorang anak buahnnya yang memilih desain nomor 2 untuk proyek stiker pemilu, yang ternyata berbuntut panjang.

Tagar

Beragam tagar muncul dalam percakapan tentang isu ini. Tagar #YangGajiKamuSiapa sangat mendominasi hampir seluruh percakapan disusul tagar-tagar seperti  #2019GantiPresiden, #PrabowoSandiPresidenRI, #JumatBerkah, dan #2019PrabowoSandiMenang.

Most Retweet

Dari 20 mostretweet, 19 di antaranya berisi sindiran, kritikan, atau bahkan hujatan terhadap Menkominfo Rudiantara dan pemerintah. Hal ini berbuntut ke arah pilpres 2019 di mana para oposan pemerintah (Jokowi) semakin kencang menghembuskan nada-nada miring. Sedangkan satu sisanya bersifat netral yang berasal dari akun @detikcom.

SNA

Pada peta SNA hanya terdapat satu klaster yang sangat organik. Di sana sangat riuh dipenuhi perbincangan netizen dan di antara yang berpengaruh adalah akun-akun seperti  @abiyyu231299, @Awang_philiang, dan @RajaPurwayang rata-rata berisi narasi-narasi negatif menanggapi isu ini. Sedangkan akun-akun yang berisi dukungan terdahap kasus ini bisa dibilang masih sangat kecil dan hampir tidak terlihat sama sekali.

KESIMPULAN

Dari data yang tersaji, terdapat sejumlah hal yang dapat disampaikan:

•       Kasus ucapan Menkominfo, Rudiantara, terkait “YangGajiKamuSiapa” berbuntut panjang. Hal ini memancing kubu oposisi untuk menyerang pemerimtah.

•       Karena saat ini masih dalam kondisi pemilu (masa kampanye), hal ini menjadi momentum kubu Prabowo-Sandi untuk menyerang pemerintah dalam hal ini sang petahana, Jokowi.

•       Khususnya dalam ranah sosial media, hampir semuanya bernada negatif menanggapi isu ini, dan sayangnya nyaris tidak ada pembelaan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Walaupun di media massa online sudah terdapat keterangan resmi mengenai ucapan Rudiantara, namun hal itu belumlah berpengaruh signifikan.