Oleh: Ismail Fahmi

Sebelumnya sudah kita lihat bagaimana robot beraksi dalam percakapan 'Prabowo-Sandi'. Sekarang kita lihat bagaimana robot digunakan oleh kubu 'Jokowi-Amin'. Kita akan lihat, bagaimana robot ini bekerja, seberapa besar percakapan dilakukan oleh robot, dan robotnya "WNI" atau "WNA"?

Perlu dicatat, bahwa robot tak selamanya buruk. Ada robot untuk mempromosikan hal-hal yang baik dan ada juga yang digunakan untuk menyerang lawan. Analisis ini sekedar upaya Drone Emprit ((DE) untuk melakukan edukasi buat voters atau publik. Agar mereka tahu apa yang terjadi di dunia robot dan tidak kaget kalau ada volume percakapan yang tinggi.

DATA

Untuk memastikan data yang dianalisis itu murni berasal dari kubu Jokowi, kita akan pilih hestek andalan yang bisa dipastikan hanya mereka saja yang menggunakan.

Dari tren percakapan 4 hestek yang sering digunakan oleh pro Jokowi dalam bulan September ini, kita lihat hestek #JokowiLagi dan #JokowiAmin mulai menanjak di beberapa hari terakhir. Agar perbandingannya lebih pas dengan pro Prabowo yang menggunakan hestek #PrabowoSandi, kita akan pilih hestek #JokowiAmin dalam analisis ini.

GRAFIK EXPOSURE

Grafik exposure DE adalah bar chart yang menampilkan total jumlah percakapan (vertical) berdasarkan profil jumlah follower dari user yang membuat percakapan tersebut (horizontal). Profil follower dibagi ke dalam 0-3 followers, 4-25, 26-50, dst.

Dari grafik ini kita bisa lihat bahwa untuk users dengan 0-3 followers telah menyumbangkan 19.51% dari total percakapan tentang #JokowiAmin. Sedangkan users dengan 4-25 followers menyumbang 10.84%. Tentu tidak semua users ini adalah robot. Kita akan lihat lebih detail nanti. Dibandingkan dengan #PrabowoSandi, users 0-3 followers menyumbangkan 3.82% twit, dan users 4-25 followers 9.82% twit dari total twit untuk hestek ini.

Kalau kita klik bar pada users dengan 0-3 followers, kita akan dapatkan daftar twit yang dibuat oleh users dalam kategori ini, diurutkan berdasarkan waktu (descending). Kita ambil contoh 30 twit. Dalam tabel ini kita temukan cukup banyak twit dengan tipe mention yang berisi hestek-hestek yang sama, berisi meme atau gambar yang sama, dengan sedikit variasi pada teks. Waktu pembuatan yang sangat berdekatan, dalam menit-menit yang sama. Dibuat oleh users dengan nama akun, deskripsi profil users, dan foto asing (bukan nama dan wajah Indonesia).

Kita lihat juga users dengan 4-25 followers. Kita temukan cukup banyak real users. Namun banyak juga users yang sama digunakan untuk mengirim twit dengan teks yang sama persis, tapi gambar atau infografisnya berbeda-beda. Dikirim pada waktu yang hampir bersamaan.

GRAFIK TIPE ENGAGEMENT

Grafik ini menampilkan berapa banyak twit dibuat berdasarkan tipe engagement-nya (mention baru, retweet, atau reply).

Untuk percakapan tentang #JokowiAmin, tipe mention menyumbangkan 36%, retweet 58%, dan reply 6% percakapan. Sebagai perbandingan, pada percakapan tentang #PrabowoSandi, tipe mention menyumbangkan 6%, retweet 91%, dan reply 3% percakapan. Pola engagement kedua hestek ini ternyata sangat berbeda.

Kalau kita klik bar mention, kita dapatkan percakapan yang bertipe mention. Untuk 16 percakapan tentang #JokowiAmin yang diurutkan berdasarkan waktu, ternyata hampir semuanya dibuat oleh users dengan nama, profil dan foto asing. Teks statusnya juga berisi hestek-hestek yang sama, dengan sedikit variasi teks.

ROBOT RETWEET UNTUK POLLING

Data DE untuk percakapan tentang Jokowi dan Amin, memperlihatkan temuan yang menarik. Ada sebuah polling oleh Polling Indonesia:

"Setelah Bos Mahaka Group, Erick Thohir resmi menjabat Ketua Tim Pemenangan Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019. Jatuh kemana pilihan anda di Pilpres 2019 nanti ?
1. Jokowi-Maruf amin ( Retweet )
2. Prabowo-Sandiaga ( Like )"

Untuk aksi 'Retweet' yang kebetulan untuk pilihan yang mengandung keyword Jokowi dan Amin, DE menangkap percakapan Retweet ini. Dalam tabel percakapan Jokowi-Amin dengan users 0-3 followers, ada banyak Retweet yang dilakukan pada waktu yang berurutan, satu menit beberapa retweets saja, dan dilakukan untuk rentang waktu tertentu. Retweets ini dilakukan oleh akun-akun dengan nama dan profil asing dan Arab.

ANALISIS

Salah satu ciri robot adalah jumlah mereka bisa mencapai ribuan, biasanya dibuat dengan sangat cepat melalui program komputer, dan followers-nya sangat sedikit atau tidak ada sama sekali (0-3). Gunanya untuk membuat mention baru (menjadikan trending topic), atau me-retweet (viralitas atau memenangkan polling).

Dalam percakapan Prabowo-Sandi sebelumnya kita temuan anomali, di mana robotnya memiliki ribuan followers, namun usia akunnya sudah sangat lama. Untuk robot-robot yang baru dibuat, pada umumnya follower tidak dipertimbangkan.

Untuk percakapan tentang #JokowiAmin di atas, kita temukan pola-pola robot di atas pada users dengan followers 0-3. Kebanyakan users robot ini menggunakan nama asing, dibuat pada bulan September (baru saja). Dan digunakan untuk keperluan: menyebarkan pesan (infografis), membuat trending, dan memenangkan polling. Ditemukan juga sebuah user dengan 8 followers, digunakan untuk menyebarkan rententan infografis atau meme pada waktu yang bersamaan.

Dua grafik DE di atas, yaitu exposure dan tipe engagement, memperlihatkan pola yang berbeda antara #JokowiAmin dan #PrabowoSandi. Analisis lebih detail ke level raw data memperlihatkan penggunaan robot dari luar pada dengan karakteristik user 0-3 followers yang cukup besar pada #JokowiAmin.

Tipe engagement berupa 'mention' paling banyak dilakukan untuk melakukan promosi pesan melalui robot. Pembuatan status baru atau mention ini memang paling mudah dilakukan melalui program karena tidak memerlukan interaksi.

KESIMPULAN

Seperti halnya pada Prabowo-Sandi, percakapan tentang Jokowi-Amin juga tak luput dari penggunaan robot, atau user dengan karakteristik robot.

Dilihat dari pola exposure dan engagement, tampaknya percakapan tentang #JokowiAmin menggunakan robot lebih banyak dibanding #PrabowoSandi.

Banyaknya penggunaan nama asing pada akun yang terindikasi sebagai robot mungkin berhubungan dengan ketersediaan robot yang siap pakai. Robot yang siap kerja ini mungkin kebanyakan "WNA".

CLOSING

Penggunaan robot tidak buruk, selama digunakan untuk mempromosikan hal-hal baik. Diharapkan dengan analisis di atas, publik jadi paham bagaimana robot bekerja dalam perang siber untuk memenangkan opini di media sosial. Juga ini peluang bagi mereka yang bikin bikin start-up di bidang "robotika".

Bagaimana dengan robot di Instagram? Next time kita bahas.

*Analisis dari tulisan ini dimuat oleh media online berikut:

https://www.viva.co.id/…/1077866-mengintip-robot-robot-di-b…