Sentimen Publik terhadap Makan Bergizi Gratis

MBG digagas untuk atasi stunting, tapi kini viral karena keracunan massal. Dari triliunan anggaran hingga ribuan korban, percakapan publik memanas di semua platform.
Bagaimana publik merespons polemik program ini?
By DE (@ismailfahmi)

Awalnya, MBG adalah program mulia untuk gizi anak. Namun, ribuan kasus keracunan mengubah narasi. Isu higienitas buruk, pengawasan lemah, & dugaan sabotase membuat program ini jadi sorotan tajam.
Bagaimana metode kami membedah isu kompleks ini?

Untuk memahami polemik MBG, kami memantau jutaan percakapan di media sosial & online news, 17-30 Sep 2025. Dengan kata kunci seperti "Makan Bergizi Gratis" hingga "Makan Beracun Gratis", kami memetakan sentimen publik.
Seperti apa potret sentimennya secara keseluruhan?

Sentimen publik didominasi negativitas, terutama di media sosial (77%). Isu keracunan massal, kualitas makanan buruk, & anggaran boros jadi pemicu utama. Meski ada apresiasi, suara kritis jauh lebih keras.
Lalu, apa saja temuan kunci dari riuhnya percakapan ini?

Temuan awal menunjukkan 3 masalah fundamental: krisis kesehatan yang menutupi narasi gizi, runtuhnya kepercayaan publik akibat respons pemerintah yang dianggap arogan, dan kegagalan struktural dari hulu ke hilir. Namun, masalahnya ternyata lebih dalam.
Apa lagi temuan lainnya?

Isu ini telah terpolarisasi menjadi arena politik, menghambat evaluasi objektif. Ditambah respons pemerintah yang dianggap represif & anggaran fantastis yang memicu curiga, program MBG kini berada di titik kritis.
Bagaimana para tokoh kunci menanggapi polemik ini?

Dari sisi kritis, para ahli & lembaga sipil menyuarakan alarm. Mereka menyoroti kegagalan sistemik, kualitas makanan yang tak layak, hingga tata kelola & payung hukum yang absen.
Namun, bagaimana pandangan dari pihak pemerintah?

Pemerintah mengakui adanya kekurangan, namun menganggapnya sebagai statistik kecil dalam program besar yang harus terus berjalan. Aparat pemerintah & DPR mendorong evaluasi dan perbaikan, bukan penghentian.
Lalu, bagaimana 3 kesimpulan utama dari semua temuan ini?

Tiga kesimpulan utama: 1) Krisis kesehatan & dugaan korupsi jadi kegagalan inti. 2) Kegagalan bersifat struktural, bukan sekadar teknis. 3) Respons pemerintah yang buruk menghancurkan kepercayaan publik.
Seberapa besar skala percakapan yang menghasilkan kesimpulan ini?

Dengan lebih dari 172 ribu mentions dan 542 juta interaksi, isu MBG jelas menguasai ruang digital. Angka ini menunjukkan atensi publik yang luar biasa tinggi terhadap polemik ini.
Kapan percakapan ini mencapai puncaknya?

Puncak percakapan terjadi pada 27 & 29 September, dipicu oleh laporan ribuan siswa keracunan mi goreng berlendir & susu kemasan. Insiden ini memantik kritik massal terhadap pengawasan & dugaan korupsi.
Siapa saja kelompok yang paling vokal dalam percakapan ini?

Percakapan di X terbagi menjadi 4 kelompok narasi: Publik Kritis, Aktivis, Pendukung Pemerintah, & Media. Masing-masing memiliki agenda & sudut pandang yang berbeda, dari sabotase hingga bencana kemanusiaan.
Bagaimana detail narasi dari setiap kelompok?

Publik Kritis fokus pada anggaran boros & beban guru. Aktivis menuntut evaluasi total. Pendukung Pemerintah menuding ada sabotase. Sementara Media mengangkat suara korban & investigasi penyelewengan.
Bagaimana sentimen ini terdistribusi di tiap platform?

Di media online, sentimen negatif mencapai 61%, sementara di media sosial meroket hingga 77%. Isu keracunan, kualitas buruk, & anggaran boros menjadi pendorong utama sentimen negatif di kedua platform.
Emosi apa yang paling dominan muncul dari sentimen ini?

Emosi yang paling menonjol adalah Disgust (jijik & muak) terhadap laporan makanan basi & tata kelola yang buruk. Diikuti Anticipation (cemas & harap) akan langkah pemerintah & hasil investigasi.
Lalu, apa saja isu yang paling banyak dibicarakan?

Tiga isu teratas adalah skala krisis keracunan massal yang ditetapkan sebagai KLB, inkompetensi pelaksana program (dapur tak bersertifikat), dan respons reaktif pemerintah yang dinilai terlambat.
Namun, ada isu lain yang tak kalah penting. Apa saja itu?

Isu lainnya adalah anggaran fantastis yang tak sebanding dengan kualitas, memicu krisis kepercayaan & penolakan dari sekolah, serta dugaan upaya pembungkaman kritik oleh pemerintah.
Siapa saja yang paling berpengaruh dalam menyebarkan isu-isu ini?

Di platform X, suara dominan datang dari kelompok publik kritis & aktivis, menunjukkan bahwa narasi kontra-pemerintah memiliki jangkauan lebih luas & efektif dalam membentuk opini publik.
Siapa saja akun-akunnya?

Berikut adalah daftar akun-akun yang paling berpengaruh dalam membentuk percakapan seputar MBG di platform X.
Bagaimana dengan platform lain seperti Facebook?

Di Facebook, percakapan didominasi oleh media & akun-akun personal dengan sentimen yang beragam, dari negatif hingga positif, menunjukkan audiens yang lebih tersegmentasi.
Bagaimana dengan Instagram?

Instagram didominasi oleh akun-akun berita & infotainment dengan sentimen mayoritas negatif & netral. Visualisasi kasus keracunan & polemik anggaran menjadi konten yang paling menarik interaksi.
Bagaimana dengan YouTube?

Di YouTube, konten seputar MBG lebih bervariasi, dari video investigasi, berita, hingga sketsa komedi. Sentimen terbagi cukup merata, menunjukkan adanya ruang untuk narasi positif & netral.
Lalu, bagaimana dengan TikTok?

TikTok menjadi medan pertempuran narasi yang paling dinamis. Video laporan keracunan, kritik ahli gizi, hingga konten positif dari dapur MBG yang berhasil, semuanya viral & mendapat jutaan views.
Unggahan mana yang paling viral di X?

Unggahan teratas di X didominasi oleh kritik tajam terhadap anggaran, beban guru, & skala keracunan yang disebut sebagai "histeria racun pertama oleh pemerintah".
Namun, kritik tak berhenti di situ. Apa lagi yang disorot?

Seruan "Evaluasi MBG!" menggema, menyoroti ribuan korban & menyebut program ini "ugal-ugalan". Isu premanisme ekonomi terhadap UMKM di sekitar sekolah juga menjadi sorotan tajam warganet.
Kritik apa lagi yang muncul?

Laporan kasus keracunan yang ditetapkan sebagai KLB menjadi viral. Isu pelaksana program yang tidak memiliki latar belakang ahli gizi & pemborosan anggaran juga menjadi bahan perbincangan utama.
Bagaimana narasi lainnya?

Publik mengkritik narasi pemerintah soal kemiskinan & menyoroti dugaan pembengkakan anggaran untuk birokrasi, bukan untuk siswa. Isu pencabutan kartu liputan jurnalis juga memperkuat narasi anti-kritik.
Bagaimana dengan unggahan lainnya?

Kisah sukses dapur sehat mandiri di Solo yang terancam oleh MBG menjadi simbol perlawanan. Penolakan dari sekolah & orang tua ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan yang mendalam di tingkat akar rumput.
Bagaimana dengan status Facebook terpopuler?

Di Facebook, isu yang paling menarik interaksi adalah ancaman Menkeu untuk mengalihkan anggaran MBG, seruan untuk menghentikan program, & usulan agar dana diberikan tunai kepada orang tua.
Bagaimana dengan Instagram?

Di Instagram, konten terpopuler menyoroti pemotongan anggaran pendidikan untuk MBG, laporan kasus keracunan di berbagai daerah, serta usulan pelibatan kantin sekolah sebagai solusi pengawasan.
Lalu, video YouTube mana yang paling banyak ditonton?

Video YouTube terpopuler didominasi oleh konten yang mengasosiasikan MBG dengan korupsi, sketsa komedi tentang program, serta laporan investigasi mengenai dugaan dapur fiktif & masalah di lapangan.
Bagaimana dengan TikTok?

Di TikTok, kritik tajam dari ahli gizi Tan Shot Yen, laporan keracunan massal, serta konten perbandingan antara dapur MBG yang sukses & yang gagal menjadi video yang paling banyak ditonton & dibagikan.
Kata kunci apa yang paling sering muncul?

Kata kunci yang paling dominan adalah "keracunan", mengalahkan kata "gratis" & "bergizi". Ini menunjukkan bahwa fokus utama percakapan publik adalah pada dampak negatif program, bukan pada tujuan awalnya.
Tagar apa yang paling populer?

Tagar #MBG & #MakanBergiziGratis menjadi yang terpopuler, namun digunakan untuk menyuarakan kritik, desakan evaluasi, hingga tuduhan korupsi. Ini menunjukkan tagar resmi program telah "dibajak" oleh narasi kritis.
Media mana yang paling banyak memberitakan?

Isu ini diliput secara masif oleh media-media mainstream nasional, menunjukkan bahwa polemik MBG telah menjadi agenda berita utama, bukan lagi sekadar percakapan di media sosial.
Topik apa yang paling sering diangkat?

Topik utama pemberitaan adalah ribuan kasus keracunan, lemahnya pengawasan dapur SPPG, & kritik terhadap sikap Presiden yang dinilai meremehkan masalah. Kabupaten Bandung Barat menjadi episentrum sorotan media.
Bagaimana contoh berita positifnya?

Di tengah badai kritik, narasi positif muncul dari sisi penyerapan tenaga kerja di dapur MBG & apresiasi dari organisasi kepemudaan terhadap langkah evaluasi yang dilakukan pemerintah. Lalu, seperti apa contoh berita negatifnya?

Pemberitaan negatif mendominasi, menyoroti temuan KPAI tentang makanan basi yang diterima siswa, serta desakan dari JPPI untuk menghentikan sementara program karena adanya masalah fundamental seperti konflik kepentingan & pembungkaman kritik.

Link: https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1973293299193749510