Sentimen Publik terhadap Pesantren
Dua peristiwa Pesantren picu debat publik: kontroversi tayangan media berujung seruan boikot, dan tragedi memantik diskursus akuntabilitas.
Bagaimana peta sentimen publik di tengah dua narasi ini?
Yuk, disimak! 👇
By DE (@ismailfahmi)
Isu pesantren meledak karena dua pemicu: kontroversi tayangan Trans7 yang dianggap menyerang marwah kiai, dan tragedi Al Khoziny yang menyorot akuntabilitas. Diskursus ini meluas menjadi pertarungan narasi nasional.
Lalu, bagaimana cara kita membedah percakapan rumit ini?
Dengan 6 pertanyaan riset, kami menambang data dari media sosial & online (6-19 Okt) menggunakan kata kunci seperti "Pesantren" & "#BOIKOTTRANS7". Tujuannya, memetakan isu, sentimen, dan peta percakapan.
Jadi, apa saja ringkasan temuan kuncinya?
Puluhan ribu mentions muncul, dengan sentimen terbelah tajam: media online cenderung positif (74%), namun media sosial sangat negatif (62%). Narasi tandingan soal standar ganda mendominasi sentimen negatif.
Mengapa bisa terjadi perbedaan drastis ini & apa temuan utama di baliknya?
Dua krisis saling mengunci: krisis representasi (kasus Trans7) dan krisis realitas (tragedi Al Khoziny). Solidaritas digital via #BOIKOTTRANS7 menguat, namun diimbangi narasi tandingan "standar ganda" dari publik.
Isu apalagi yang menjadi medan pertempuran ideologis?
Kata "feodalisme" menjadi pusat perdebatan. Bagi santri, takzim adalah adab. Bagi publik, ini kultur anti-kritik & berisiko eksploitasi.
Kontroversi ini juga membuka diskusi isu sensitif lain seperti kekerasan seksual.
Bagaimana para tokoh publik merespons dinamika ini?
Para pimpinan NU, GP Ansor, hingga Menteri Agama menyuarakan keprihatinan atas framing negatif media. Mereka menilai tayangan Trans7 sebagai serangan identitas dan mencederai nilai luhur. Pihak Trans7 pun meminta maaf.
Apakah ada perspektif berbeda dari tokoh lainnya?
Akademisi melihat ini sebagai benturan budaya tradisional-modern, sementara anggota DPR dari PKB mengecam keras tayangan tersebut karena merendahkan simbol agama. Semua sepakat ada framing yang bias.
Lalu, apa kesimpulan besar yang bisa ditarik dari semua data ini?
Pesantren kini di persimpangan: hadapi krisis citra eksternal & tuntutan akuntabilitas internal. Polarisasi digital ini cerminkan "perang budaya" antara pandangan tradisionalis & modernis.
Lalu, seberapa besar sebenarnya volume percakapan yang terjadi?
Secara total, isu ini menghasilkan lebih dari 90 ribu mention dengan jangkauan interaksi yang masif hingga 321 juta kali. Angka ini menunjukkan betapa besarnya perhatian publik.
Kapan tepatnya percakapan ini mencapai puncaknya?
Puncak percakapan di media sosial dan online terjadi serentak pada 15 Oktober. Pemicunya adalah kritik terhadap Trans7, dukungan pada kontennya, serta desakan agar PBNU bersikap atas tragedi Al Khoziny.
Siapa saja kelompok netizen yang meramaikan diskursus ini di X?
Percakapan di X terbagi menjadi 4 klaster utama: narasi komunitas santri, komunitas Islam modern yang lebih moderat, publik umum & aktivis yang kritis, serta narasi faktual dari media.
Bagaimana detail narasi dan siapa influencer di tiap kelompok?
Setiap kelompok punya narasi & influencer kunci. Komunitas santri dipimpin akun NU, sementara klaster kritis dipengaruhi aktivis. Kelompok moderat mendorong kebijaksanaan, & media fokus pada pemberitaan faktual.
Bagaimana perbandingan sentimen di media online vs media sosial?
Di media online, sentimen positif (74%) didominasi berita kesiapan pemerintah & permintaan maaf Trans7. Sebaliknya, media sosial didominasi sentimen negatif (62%) yang mengkritik feodalisme & standar ganda.
Emosi apa yang paling dominan di balik sentimen ini?
Kemarahan (Anger) menjadi emosi terkuat, dipicu oleh pelecehan terhadap kiai & kritik atas hipokrisi. Namun, ada juga kebahagiaan (Joy) atas solidaritas santri, serta penantian (Anticipation) terhadap pertanggungjawaban.
Apa saja isu spesifik yang paling banyak dibicarakan?
Dua isu utama menjadi pusat perhatian. Pertama, kontroversi framing negatif 'Xpose Uncensored' Trans7 yang memicu kemarahan kolektif. Kedua, tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny yang memantik diskursus soal akuntabilitas.
Apa reaksi dan diskursus turunan dari dua isu ini?
Sebagai respons, aksi protes santri meluas ke berbagai daerah. Di saat yang sama, diskursus tandingan tentang kultur feodalisme & pengkultusan individu di pesantren juga menguat, membandingkan respons atas Trans7 dengan kasus internal.
Bagaimana regulator merespons hal ini?
KPI akhirnya memberikan sanksi pada Trans7, dan DPR memanggil pihak terkait. Isu ini juga memicu debat publik yang sengit mengenai penggunaan APBN untuk pembangunan Al Khoziny, menyoroti keadilan alokasi anggaran negara.
Siapa saja akun yang paling berpengaruh di X?
Lima besar pemengaruh di X didominasi oleh klaster publik kritis dan publik umum. Akun-akun tersebut menjadi motor penggerak narasi tandingan terhadap isu pesantren.
Apa saja akun-akun lain yang ramai membicarakan tentang isu ini?
Berikut adalah daftar akun yang paling banyak mendapat interaksi dalam percakapan tentang isu ini.
Bagaimana dengan pemengaruh di platform media sosial lainnya?
Di Facebook, narasi lebih beragam. Akun seperti Ahmad Syaikhu (positif) berdampingan dengan laman berita "Tahukah Kamu?" (negatif). Institusi seperti Trans7 & Pondok Lirboyo juga masuk dalam daftar pemengaruh utama.
Bagaimana peta pemengaruh di Instagram?
Instagram menampilkan perpaduan sentimen. Akun motivasi kontras dengan akun pesantren. Media berita juga menjadi pemain kunci.
Siapa yang mendominasi percakapan di YouTube?
Di YouTube, kanal-kanal yang membela pesantren bersaing dengan kanal yang mengkritik atau membahas dari sudut pandang lain.
Bagaimana dengan platform TikTok yang masif?
TikTok didominasi oleh konten pro-pesantren dan berita viral. Video-video dengan puluhan juta tayangan memiliki narasi yang membela atau mengkritik perlakuan terhadap santri. Unggahan mana saja yang paling viral di X?
Unggahan teratas di X didominasi oleh narasi kritis. Akun bernarasi kritis mempertanyakan mengapa energi protes untuk Trans7 tidak sama besarnya untuk kasus Al Khoziny & isu internal lainnya.
Apakah kritik "standar ganda" ini terus berlanjut?
Ya, narasi kritis berlanjut kuat. aktivis mengkritik normalisasi kekerasan, sementara publik menyoroti kelalaian pimpinan ponpes sebagai pelanggaran hukum, bukan sekadar takdir.
Apakah ada lagi suara kritis yang viral?
Kritik semakin tajam, menyorot keheningan komunitas pesantren pada isu-isu krusial seperti pelecehan seksual dan korupsi. Warganet juga menolak keras rencana penggunaan APBN dari pajak untuk membangun ponpes swasta.
Apakah ada lagi poin kritis yang muncul?
Pertanyaan tentang proporsionalitas terus digaungkan. Netizen membandingkan tuntutan pidana pada media dengan minimnya konsekuensi hukum pada kasus kelalaian yang menelan korban jiwa.
Narasi feodalisme menjadi benang merah utama. Bagaimana dengan unggahan viral lainnya?
Kritik berlanjut pada energi komunitas pesantren yang dinilai masif untuk kritik sosial, namun minim untuk isu krusial seperti korupsi atau kekerasan. Hal ini dilihat sebagai cerminan masalah yang lebih besar di dalam institusi.
Bagaimana dengan unggahan terpopuler di Facebook?
Di Facebook, unggahan populer sangat beragam. Postingan silaturahmi tokoh politik mendapat interaksi positif, namun status dari "Tahukah Kamu?" yang mengulas demo santri dengan narasi kritis justru menjadi yang paling viral.
Bagaimana dengan Instagram?
Unggahan paling disukai di Instagram datang dari akun motivasi yang menarasikan isu ini sebagai pengalihan dari masalah bangsa yang lebih besar. Di sisi lain, seruan #BoikotTrans7 dari akun-akun pesantren juga mendapat puluhan ribu suka.
Video apa yang paling viral di YouTube?
Video terpopuler di YouTube terbelah antara pembelaan terhadap pesantren (shorts "Jangan Hina Pesantren Kami") dan berita klarifikasi dari media (CNN Indonesia & Trans7). Konten kreator yang membahas dari sudut pandang netral-kritis juga mendapat banyak penonton.
Bagaimana dengan di TikTok?
Di TikTok, video yang menampilkan cara seorang Gus membagikan jeruk menjadi viral luar biasa, memicu perdebatan tentang adab vs feodalisme. Konten ini ditonton puluhan juta kali, menunjukkan kekuatan visual dalam membentuk opini.
Kata kunci apa yang paling sering muncul di X?
Kata "korupsi," "haji," "kasus," "kyai," dan "nyawa" mendominasi percakapan. Ini menegaskan bahwa narasi tandingan yang mengaitkan kontroversi Trans7 dengan isu internal pesantren yang lebih besar sangatlah kuat.
Tagar apa yang paling populer digunakan?
#BOIKOTTRANS7 menjadi tagar utama, didukung oleh tagar solidaritas seperti #jagapesantren. Namun, tagar kritis seperti #UangKita juga muncul sebagai bentuk protes terhadap wacana penggunaan APBN untuk Ponpes Al Khoziny.
Media mana yang paling banyak memberitakan?
Isu ini diliput secara masif oleh media mainstream nasional. Antaranews.com, Liputan6.com, dan Detik.com menjadi tiga situs teratas yang paling sering memberitakan, menunjukkan signifikansi isu ini di level nasional.
Apa saja topik utama dalam pemberitaan media?
Pemberitaan media berpusat pada dua kutub: tragedi Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, termasuk soal wacana dana APBN, dan kontroversi Trans7 beserta reaksi keras dari komunitas pesantren.
Bagaimana contoh berita positif yang muncul?
Pemberitaan positif fokus pada dua hal: pembelaan terhadap kultur pesantren dari anggota DPR dan pernyataan kesiapan Menteri Keuangan untuk membangun ulang Ponpes Al Khoziny menggunakan APBN, yang dinilai sebagai bentuk kehadiran negara.
Adakah contoh pemberitaan negatif?
Pemberitaan negatif menyoroti sisi lain. Aktivis masyarakat sipil mengkritik pernyataan Menag yang dianggap mengecilkan isu kekerasan seksual, sementara kepolisian menegaskan adanya potensi pidana dalam kasus ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.
Link: https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1980187480214454556