Analisis Drone Emprit  SERTIPIKAT TANAH ELEKTRONIK  Semoga analisis ini bisa sedikit membantu @atr_bpn dalam mendengarkan response publik atas rencana di atas.   Tujuan untuk menghindari sengketa tanah, malah tertangkap publik akan membuka peluang sengketa lebih marak.

TREN: JADI PERHATIAN BESAR PUBLIK  
Diawali berita bahwa situs sertifikasi masih tahap persiapan (30 Jan), lalu tiba2 muncul berita pemerintah akan menarik sertifikat asli (2-3 Feb). Sontak publik panik, response tinggi (4 Feb).   Tgl 5 Feb tren diprediksi masih naik.

SENTIMEN: SANGAT NEGATIF  
Kecenderungan sentimen sangat negatif, dikontribusi oleh percakapan di media sosial. Sentimen positif atau netral muncul dari berita online, yang lebih banyak membawa agenda setting atau penjelasan dari @atr_bpn.

PETA TOPIK BERITA ONLINE: AGENDA BPN  
Untuk saat ini, berita online masih lebih banyak membawa agenda dari pemerintah. Mayoritas berisi penjelasan resmi dari BPN.   Misal tentang cara ganti serfikat-el, salah paham dan penjelasan Kemen ATR, tidak ada penarikan sertifikat fisik.

BERITA ONLINE: TUJUAN, SALAH PAHAM, DAN KEAMANAN  
Media online menjelaskan tujuan sertifikat-el ini, yang diklaim pemerintah untuk mengurangi sengketa tanah, klarifikasi dari Kemen ATR soal penarikan sertifikat fisik, dan keamanan data yang dipertanyakan.

MEDIA SOSIAL: RESPONSE KEY OPINION LEADERS  
Pada tgl 3-4 Feb, saat response publik naik, muncul opini KOL dari berbagai kalangan. Misal @NOTASLIMBOY, @JDAgraria, @kurawa, @febridiansyah, @ridwankamil eh salah @ridwanhr, dll.

NARASI DALAM 20 MOST RETWEETED  
Mulai dari @kurawa yang minta Pak @jokowi untuk menghentikan Sertifikat-El, @febridiansyah yg mempertanyakan kesiapan berbagai aspek termasuk korupsi, integritas, dll dari @mascarponecizz, @ridwanhr, @NOTASLIMBOY, @jayapuraupdate, @JDAgraria, dst.

ANALISIS EMOSI: TAKUT, MARAH, DAN TIDAK PERCAYA  
Yang pertama muncul dan yang paling dominan ditunjukkan oleh publik adalah emosi takut (fear). Ditariknya sertifikat asli, diganti digital, itu mengerikan bagi publik.  Lalu emosi marah (anger), karena pemerintah selama ini ..

dianggap belum mampu menjaga data publik, malah akan menarik sertifikat tanah dan mengganti dengan sertifikat elektronik. Sementara di lapangan praktek suap masih marak.  Dan emosi ketidakpercayaan (trust), karena rawan penyalahgunaan dan tak kuat perlindungan hak warga.

WORD CLOUD: BAHAYA, HENTIKAN, SEDANG PANDEMI  
Topik dari kata yang sering muncul menonjolkan concern publik akan bahaya sertifikat-el palsu yang bisa terjadi, minta program ini dihentikan, sekarang sedang pandemi janganlah bikin masalah baru.

TOP INFLUENCERS  
Key opinion leaders dalam percakapan tentang Sertifikat elektronik ini adalah @kurawa, @febridiansyah, @mascarponecizz, @ridwanhr, @NOTASLIMBOY, @jayapuraupdate, @ronnie_rusli, @JDAgraria, @marlina_idha, dll.

MOST SHARED IMAGES  
Dari meme, infografis, dan foto yang paling banyak dishare, terbanyak masih dari narasi negatif atau response khawatir akan program ini. Dari pihak BPN ada, tapi belum cukup menjelaskan sosialisasinya.

INFOGRAFIS DARI BPN: MASIH MINIM, MENYISAKAN BANYAK PERTANYAAN
Seminggu lalu sudah ada infografis dari @atr_bpn, tapi sptnya belum cukup jelas. Hari ini (5 Feb) mulai ada penjelasan beda analog dan elektronik. Namun bisa timbul pertanyaan baru lagi karena publik belum percaya.

SNA: MERAH, NEGATIF, CLUSTER MENYEBAR  
Peta jejaring sosial di Twitter memperlihatkan link yang merah (sentimen konten yang negatif), dengan cluster yang menyebar sesuai posisi KOL dan followernya. Misal cluster @kurawa, @febridiansyah, @JDAgraria, @ridwanhr dkk.

ANALISIS BOT: NATURAL  
Total ada sekitar 7k user yang aktif dalam percakapan ini. Sebanyak 75% berhasil diidentifikasi status bot mereka.   Hasilnya overal Bot Score 1.67 (hijau), yang menandakan percakapan ini natural.

KESIMPULAN  

1/ Salah satu tujuan utama pembuatan sertipikat tanah elektronik adalah untuk ”kurangi sengketa tanah.” Tampaknya tujuan ini tidak tertangkap oleh publik, sehingga sentimennya sangat negatif.
2/ Berita penerapan sertipikat-el ini muncul tanpa sosialisasi yang cukup, tiba-tiba muncul di media bahwa BPN akan menarik sertifikat tanah dari pemilik yg merupakan bukti kepemilikan. Ini isu yang sangat sensitif, menyangkut kepentingan hampir semua warga negara pemilik tanah.
3/ Emosi publik sontak dominan rasa takut, marah, dan tidak percaya. Hampir semua menolak rencana ini.  
4/ Kebalikan dari tujuan sertipikat tanah untuk mengurangi sengketa, malah publik takut sengketa akan semakin marak karena adanya oknum yg bisa memanipulasi data.


5/ Pengalaman dengan KTP-el yang hingga sekarang masih banyak masalah, menjadi referensi ketidakkepercayaan publik akan kemampuan pemerintah membangun sistem sertipikat tanah elektronik yang reliable dan aman.
6/ Hingga hari ini, belum ada kampanye media sosial dari pemerintah/BPN yang menggunakan buzzer untuk mempromosikan tujuan dan keamanan sertipikat elektronik ini.
7/ Peta jaringan sosial memperlihatkan response ini menyebar dari berbagai cluster, misal cluster @Kurawa, @Jdagraria, @Febridiansyah, kalangan oposisi, dan publik.
8/ Jika rencana ini dipaksakan tanpa sosialisasi yang cukup, dan tidak bisa membangun kepercayaan publik akan kemampuan pemerintah dalam menjaga keamanan data, ini bisa menjadi masalah serius yang berkepanjangan, mengingat ini menyangkut hajat hidup semua warga negara.

CLOSING  

Ketakutan, kemarahan, dan ketidakpercayaan publik teramat tinggi terhadap program Sertifikat elektronik ini. Butuh sosialisasi. Jika publik tidak yakin, akan terjadi kegalauan, padahal sekarang harusnya fokus kepada pandemi. Perlu ditimbang lagi.  "Fahmi: Meresahkan"

Link: https://twitter.com/ismailfahmi/status/1357521649193545730