Oleh Windo W.

Rabu lalu (9/1) terjadi teror (bom molotov) di kediaman dua Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Agus Rahardjo dan Laode M Syarief. Drone Emprit (DE) membuat satu projek untuk memantau pemberitaan dan percakapan terkait peristiwa ini. Pemantauan dilakukan dua hari, pada Rabu (9/1) dan Kamis kemarin (10/1/2019).

Data diperoleh dengan menggunakan kata kunci utama: Pimpinan KPK, dan diikuti dengan kata kunci filter: teror, diteror. Dengan menggunakan kata kunci utama dan filter ini, data yang diperoleh diharapkan relavan dengan yang dibutuhkan untuk melihat pemberitaan di kanal media online dan kanal media sosial khususnya Twitter. Yang ingin dilihat di sini, selain volume dan tren pemberitaan serta percakapan, juga arah pandangan apa yang muncul setelah peristiwa teror tersebut. Serta, pola perbincangan seperti apa yang muncul (khususnya di kanal percakapan Twitter).  

DATA

Dilihat dari segi volume penyebutan, berdasarkan kata kunci yang digunakan selama dua hari pemantauan, terdapat volume penyebutan 1,353 di kanal pemberitaan (media online) dan 5.887 di kanal percakapan (Twitter). Jika diperinci, pada hari Rabu (9/1), volume penyebutan di kanal pemberitaan yakni 726 dan di kanal percakapan 3.313. Sedangkan pada hari Kamis (10/1), di kanal pemberitaan sebanyak 627 dan di kanal percakapan 2.574. Dilihat berdasarkan jam, penyebutan paling ramai di kanal pemberitaan terjadi pada pukul 15 dan 17, sedangkan pada kanal percakapan pada pukul 17 dan 18.

Tren di dua kanal selama dua hari ini terkait pemberitaan dan percakapan tentang teror pimpinan KPK menunjukkan pola hampir sama. Pemberitaan dan percakapan tertinggi terjadi pada hari Rabu sekitar pukul 17-18. Tren kemudian menurun pada hari berikutnya. Walaupun ada tren naik-turun pada hari Kamis, kenaikan tersebut tidak setinggi atau melampaui puncak pemberitaan atau percakapan pada hari sebelumnya.

Topik Pemberitaan

Di sejumlah pemberitaan di media, pasca kasus teror yang menimpa Pimpinan KPK (Agus Rahardjo dan Laode), sejumlah sorotan yang muncul yang menonjol yakni tentang pentingnya pengamanan melekat terhadap pribadi maupun kediaman pimpinan lembaga negara; adanya upaya untuk membuat kekacauan di dalam negeri terutama menjelang pemilu, dan desakan kepada Presiden Joko Widodo membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror atau intimidasi kepada pimpinan KPK.

Selain itu, juga muncul sorotan meminta kepada aparat kepolisian bertindak cepat dan serius mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap pimpinan KPK dan penuntasan kasus Novel Baswedan, serta sorotan tentang teror terhadap pimpinan KPK terjadi karena KPK akan ungkap kasus.

Topik Percakapan

Di kanal percakapan, selain berbagi informasi tentang kejadian teror yang menimpa pimpinan KPK, juga muncul beberapa twit yang dari sana dapat dilihat narasi atau topik percakapan yang muncul terkait peristiwa teror terhadap pimpinan KPK tersebut. Di antaranya seperti disampaikan berikut.

1. Teror kepada pimpinan KPK pintu masuk ke isu lain melalui tokoh tertentu (Antasari Azhar)

@BangPino_ : Antasari Ungkap Dugaan Motif Teror Bom ke Pimpinan KPK Wuih.... Bapak yang satu ini muncul lagi.... Artinya, Pilpres sudah makin dekat bro....!!! #2019PrabowoPresidenRI https://t.co/hBOndH3GqK
9/Jan/2019 17:33 WIB
@do_ra_dong : Teror kepada pimpinan KPK adalah pintu masuk bagi Antasari Azhar dan Abraham Samad untuk turun ke arena Target opininya kepada Cikeas Sementara pelaku sebenarnya adalah "sama dengan novel baswedan" (tanda kutip) https://t.co/l7JkXFbhBQ
9/Jan/2019 16:39 WIB
@liem_id : JRENG-JRENG..!!! Pel akon spesialis jelang pilpres sudah mengudara. Saudara-saudara harap segera bersiap utk gelar tikar.. #2019PrabowoPresidenRI Antasari Ungkap Dugaan Motif Teror Bom ke Pimpinan KPK https://t.co/DOdnfJQmRc
9/Jan/2019 19:39 WIB
@anonLokal Antasari Ungkap Dugaan Motif Teror Bom ke Pimpinan KPK Wah😋 Pemain musiman nongol nih, Tanda pilpres sudah dekat😎😆https://t.co/WL0fcJ6CkW
9/Jan/2019 17:46 WIB

2. Kecaman terhadap teror yang dialami pimpinan KPK.

@Dahnilanzar : Deretan teror terhadap pimpinan, Penyelidik, dan Penyidik KPK harus dihentikan, mulai dari upaya pembunuhan dan teror terhadap beberapa penyidik termasuk Novel Baswedan, sampai peristiwa teror hari ini terhadap pimpinan KPK.
9/Jan/2019 16:23 WIB
@AgusYudhoyono : Kita dikejutkan lagi oleh tindak teror yang dilakukan kepada dua pimpinan KPK. Ini upaya teror kesembilan yang dialami KPK. Saya mengecam keras tindakan ini.
10/Jan/2019 19:46 WIB
@faizalassegaf : Teror bom di rumah Pimpinan KPK Agus Rahardjo & Wakil Ketua KPK Laode M Syarif adalah bentuk kejahatan luar biasa.… https://t.co/zhyqfRBdcs
9/Jan/2019 20:30 WIB

3. Desakan terhadap keseriusan pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus teror yang dialami pimpinan KPK dan diangkatnya kembali penanganan kasus Novel Baswedan yang belum menemukan titik terang.

@Aalyahfa : Teror kepada @KPK_RI Akan terus terjadi apabila polisi tdk mengungkap kasus-kasus yang meneror Krn mereka merasa tidak di apa2kan, Jadi yg meneror berfikir teror lain juga di biarkan Abraham Samad: Teror pada Pimpinan KPK akibat Kasus Novel Tak Diungkap https://t.co/XWGmINjhvy
9/Jan/2019 23:35 WIB

4. Pemberantasan korupsi tidak surut karena teror.

@KPK_RI : Terkait dg peristiwa kemarin pagi (9/1) di rumah 2 Pimpinan KPK, disampaikan bahwa saat ini seluruh Pimpinan dan pegawai KPK tetap berkegiatan seperti biasa. KPK meyakini, segala upaya teror tidak boleh menghentikan atau memperlambat kerja pemberantasan korupsi
10/Jan/2019 12:07 WIB

5. Sikap keseriusan Jokowi dalam kasus ini dengan memerintahkan kepolisian mengusut kasus teror (ancaman) terhadap pimpinan KPK.

@triwul82 : Pimpinan KPK Diteror, Jokowi: Cari Pelakunya Agar Jelas dan Gamblang https://t.co/nxmAeAq9gw Jokowi memerintahkan Kapolri mengusut teror ke rumah dua pimpinan KPK. Dia meminta pelakunya dicari agar jelas dan gamblang. Begini arahan Jokowi
10/Jan/2019 10:35 WIB

Hestek

Di antara tanda pagar (tagar) yang muncul dalam percakapan terkait teror terhadap pimpinan KPK, #2019PrabowoPresidenRI adalah paling menonjol, dengan 811 twit. Sementara hestek yang lain, kuantitas kemunculannya tidak menonjol atau tidak sebanding atau tidak mendekati jumlah tanda tagar 2019PrabowoPresidenRI. Tanda tagar lain hanya muncul di bawah 50 twit.

Peta SNA

Peta SNA memperlihatkan tidak ada polarisasi dalam percakapan yang ditandai dengan klaster-klaster tertentu. Tapi, juga tidak terpusat pada satu titik. Percakapan menyebar. Ada beragam users. Namun, di antara keberagaman users tersebut, dilihat dari afiliasi users-nya, tampak users dari akun pro oposisi menonjol dibandingkan dengan users lain.

ANALISIS

Dari data yang disajikan di atas, ada beberapa hal yang bisa disampaikan di sini.

  1. Seperti terlihat dari tren baik di kanal pemberitaan maupun percakapan, kita lihat ada tren penurunan pemberitaan dan percakapan pada hari Kamis, sehari setelah peristiwa teror (pelemparan bom molotov di kediaman rumah pimpinan KPK). Namun, dilihat dari menonjolnya pemberitaan dan percakapan pada hari Rabu, yakni tepat  pada  kejadian teror yang dialami Pimpinan KPK tersebut terjadi, ini memperlihatkan peristiwa tersebut juga mendapat perhatian media maupun khayalak.
  2. Beragam sorotan yang muncul baik di kanal pemberitaan maupun percakapan. Salah satunya sorotan terhadap pihak kepolisian. Sorotan tersebut yakni agar pihak kepolisian menuntaskan dengan cepat dan serius kasus teror yang dialami pimpinan KPK. Dengan munculnya kembali sorotan terhadap kasus Novel Baswedan, ini tak hanya desakan terhadap pihak kepolisian untuk segera dan cepat menyelesaikan kasus ancaman/intimidasi/teror yang menimpa anggota KPK, tapi juga implisit “kesangsian” terhadap kepolisian untuk betul-betul bisa cepat bertindak dan tuntas menyelesaikan kasus peneroran terhadap pimpinan KPK mengingat publik menilai penanganan kasus Novel hingga kini belum menemukan titik terang dan kejelasan. Karena itu, pihak kepolisian mesti mengambil langkah tepat dan mampu membaca tuntutan tersebut.
  3. Pihak pro petahana tampak tidak terlampau ramai menjadikan berita kasus teror yang menimpa pimpinan KPK sebagai bahan perbincangan yang penting. Yang muncul memperbincangkan justru kelompok dari kubu pro oposisi. Ini tampak misalnya dari peta hestek di mana hestek yang paling menonjol adalah #2019PrabowoPresidenRI. Dalam kasus ini, justru kubu oposisi memanfatkan sebagai pintu atau jalan masuk untuk mempromosikan ‘diri”. Dilihat dari narasi lain yang berkembang, misalnya tentang diangkatnya kasus Novel Baswedan yang kerap kali menjadi ‘serangan’ atau senjata kubu oposisi mempertanyakan keseriusan pemerintah (petahana) dalam penanganan kasus pemberantasan korupsi, tentu ini justru tidak menguntungkan petahana walaupun ada muncul narasi tentang keseriusan Jokowi untuk penangangan kasus teror terhadap KPK, namun itu tidak teramplifikasi dan pembicaraan terhadap kasus Novel pun masih belum muncul.
  4. Perbincangan terkait peristiwa teror terhadap pimpinan KPK, dilihat dari peta SNA, tidak menunjukkan adanya polarisasi. Perbincangan, berdasarkan narasi-narasi yang muncul dan dilihat dari users yang ada, tidak membentuk klaster-klaster. Tidak menghadirkan wacana utama yang saling bertarung di arena percakapan. Narasi utama dari sebagian besar users yakni dukungan terhadap KPK.

CLOSING

Korupsi, bagaikan kanker. Di adalah “musuh dari dalam” yang menggerogoti tubuh bangsa. Kepada KPK, harapan itu kita tumpukan. Mampu melumpukan sel-sel korupsi yang bersarang di tubuh bangsa dan bangsa ini dapat sembuh sehat, jauh dari penyakit akut tersebut. Karena itu, teror terhadap KPK, tidak hanya kepada pimpinannya, merupakan ancaman terhadap bangsa ini. Desakan sejumlah kalangan terhadap kepolisian untuk mengusut tuntas teror tersebut dan ancaman/intimadasi lain yang dialami KPK mesti dibaca dalam harapan publik untuk melindungi KPK dari pelemahan. Kepada pihak kepolisian, harapan itu juga disandarkan: mengungkap dan mendorong pengungkapan kasus teror terhadap pimpinan KPK. Dengan begitu, KPK dapat berjalan tanpa gangguan, menjalankan fungsinya: pemberantasan korupsi yang telah menjadi penyakit akut di tubuh bangsa ini.