‘The Game of Tempe’ and ‘The Protest of Service Teachers’
Oleh: Ismail Fahmi
Pagi tanggal 31 Oktober, sayup-sayup tersebar berita di kanal WA (WhatsApp) tentang adanya ratusan guru honorer yang berdemo di dekat Istana sejak hari sebelumnya. Mereka minta bantuan agar berita ini diangkat, karena tidak ada pemberitaan di media sama sekali. Tuntutan mereka adalah agar para guru honorer ini diangkat menjadi PNS, seperti yang telah dijanjikan Jokowi pada saat kampanya pilpres sebelumnya.
Sementara itu, sejak pagi yang sama sudah mulai ramai berita Jokowi pada malam sebelumnya telah melakukan blusukan ke sebuah pasar di Bogor. Salah satunya mau mengecek ukuran dan harga tempe. Apakah mahal dan setipis kartu ATM. Tujuan dari aksi ini jelas sekali, untuk men-debunk klaim Sandi, yang mereka sebut sebagi hoax, bahwa tempe semakin tipis dan mahal. Dan lebih luas, ingin membuktikan bahwa harga-harga tetap stabil, tidak banyak yang naik seperti klaim Sandi.
Dua berita ini menarik untuk disandingkan, karena terjadi pada waktu yang sama, dan keduanya berhubungan dengan Jokowi. Yang ingin kita lihat di sini adalah bagaimana media online dan media sosial mengangkat kedua isu tersebut? Bagaimana pendukung masing-masing kubu, khususnya kubu petahana, dalam memilih isu mana yang akan ditanggapi dari kedua isu? Mana yang diangkat, mana yang diredam atau abaikan? Dan isu mana yang dipilih Jokowi?
DATA
Drone Emprit (DE) menggunakan kata kunci “tempe” tanpa filter untuk menangkap percakapan tentang “The Game of Tempe.” Ada kebocoran sedikit menggunakan kata kunci ini, karena ada kota di US (United Stated) yang bernama Tempe juga. Namun volume percakapan terkait kota Tempe tidak besar, sehingga akan mudah dipisahkan dalam SNA. Sedangkan untuk isu “The Protest of Service Teachers”, kita gunakan kata kunci “guru” yang difilter dengan kata “demo, honorer.”
VOLUME DAN TREN
Grafik tren memperlihatkan bahwa percakapan tentang “tempe” mulai naik sejak 31 Oktober 2018 pukul 6 pagi. Pada malam sebelumnya baru ada beberapa berita dari media online yang melaporkan sesaat setelah Jokowi blusukan. Setelah pukul 8, volume percakapan naik pesat.
Sementara itu, percakapan tentang “demo guru” masih sangat rendah, masih malu-malu muncul ke permukaan, meski demo ini sudah dilakukan sejak hari sebelumnya. Baru setelah pukul 3 sore pada tanggal yang sama, volumenya naik tajam dan langsung melewati tren “tempe”. Selanjutnya, kedua isu naik dan turun pada waktu-waktu yang bersamaan, meski volume tentang “demo guru” secara total lebih tinggi dari pada “tempe.”
MEDIA BUNGKAM SOAL DEMO GURU?
Beredar pesan berantai di WAG (WhatsApp Group), ajakan untuk menyuarakan aksi demo guru ini karena tidak ada beritanya sama sekali di TV maupun di media online mainstream. Apakah benar demikian?
Drone Emprit mencatat, pada tanggal 30 Oktober siang saat terjadinya demo 1000-an guru honorer kategori 2 se-Indonesia di depan Istana Merdeka, memang belum ada media yang memberitakan. Tercatat ada dua radio yang mengangkat:
@RadioElshinta 12.41: RT @IsiTaruna : Unjuk rasa seribuan guru honorer kategori 2 se Indonesia di depan Istana Merdeka, Jakarta menuntut diangkat menjadi PNS. #ElshintaEdisiSiang https://t.co/kJ3PddkwL7 30/Oct/2018 12:42 WIB; 3,621,715 follower; Retweeted: 5; Favourited: 4.
@SonoraFM92 09.45 #LalinSONORA demo guru honorer K2 sedang berlangsung disekitar monas https://t.co/n1DQUC7H5C @suryohandoko_ 30/Oct/2018 09:46 WIB; 279,765 follower; Retweeted: 9 Favourited: 15.
Pada tanggal 31 Oktober, masih relatif sepi pemberitaan dari media. DE mencatat beberapa media berikut sudah mengangkat soal demo ini yang di-share oleh netizen di Twitter.
@republikaonline Demo Istana, Honorer Se-Indonesia Minta Diangkat Jadi PNS https://t.co/4M82qW93Ne 31/Oct/2018 18:57 WIB; 995,201 follower; Retweeted: 150 Favourited: 219.
@geloraco Demo hingga Nginap di Istana, Guru Honorer: Kami Cerdaskan Anak Bangsa, Hargai Kami! https://t.co/WSEmEFfOtu 31/Oct/2018 18:59 WIB; 32,338 follower; Retweeted: 42 Favourited: 73.
Dari grafik tentang Proporsi Pemberitaan pada tanggal 31 Oktober, kebanyakan media memang lebih memilih memberitakan soal “tempe” dari pada “demo guru”. Wartaekonomi dan Detik yang paling banyak membuat berita tentang “tempe”, belum mengangkat isu “demo guru”. Media yang mulai mengangkat cukup proporsional adalah Antaranews.
Pada tanggal 1 November, DE mencatat sudah makin banyak media yang mengangkat. Namun proporsinya belum imbang dibandingkan dengan isu “tempe”. Dari grafik Proporsi Pemberitaan, tampak Kompas yang paling proporsional antara kedua isu. Berikut ini media yang pemberitaannya paling banyak di-share di Twitter.
@kompascom Saat wartawan bertanya mengenai guru honorer yang berdemo di depan Istana, Jokowi langsung menyudahi sesi wawancara. https://t.co/k75AFYGBwX 1/Nov/2018 11:33 WIB; 7,012,532 follower; Retweeted: 1,372 Favourited: 1,386.
@CNNIndonesia Jokowi Bungkam Saat Ditanya Aksi Guru Honorer di Depan Istana https://t.co/hGpv8zdk3h 1/Nov/2018 12:35 WIB; 241,391 follower; Retweeted: 1,354 Favourited: 1,439.
@kompascom "Pak Jokowi mau nyalon nih, ada massa begitu banyak, berarti kan enggak butuh suara (guru honorer). Ya sudah kalau enggak butuh suara.” Kata Titi. https://t.co/Y77m6Q9BuV 1/Nov/2018 10:54 WIB; 7,012,486 follower; Retweeted: 129 Favourited: 240.
Tidak benar kalau media mainstream bungkam sama sekali. Masih ada beberapa media yang memberitakan, namun jumlahnya memang tidak banyak. Volumenya juga kalah dibanding isu “tempe”. Data DE menunjukkan bahwa mention tentang “tempe” tercatat sebanyak hampir dua kali lipat tentang “demo guru.” Untuk media TV, DE tidak punya catatan, apakah mereka bungkam atau tidak.
SNA “THE GAME OF TEMPE”
Peta SNA tentang “tempe” memperlihatkan adanya dua klaster. “The Game of Tempe” antara Jokowi versus Sandi ditunjukkan oleh klaster pro oposisi dan pro petahana. Dilihat dari jumlah engagement (retweet) yang didapat, tampak jelas siapa yang menjadi pemenang dalam game ini, yaitu akun @Jokowi. Akun ini paling besar mendapat retweet, dan menjadi akun yang paling berpengaruh dalam perebutan klaim siapa yang paling benar soal ukuran dan harga tempe.
Meski pro petahana paling besar ukurannya, kubu oposisi ternyata tidak diam. Mereka turut dalam game ini. Berikut ini serangan maut dari kubu petahana yang ditujukan untuk meng-counter pernyataan Sandi tentang tempe:
@jokowi Blusukan tengah malam ke Pasar Bogor, mengobrol dengan pedagang sayur, tempe, dan ayam. Harga sawi hijau dan buncis turun, alpukat dan ayam naik sedikit. Harga naik dan turun itu biasa dalam perdagangan. Ini sejalan dengan makro ekonomi kita. Inflasi stabil, harga pasar stabil. https://t.co/pCKAVHcMrI 31/Oct/2018 10:27 WIB; 10,570,203 follower; Retweeted: 3,147 Favourited: 12,376.
@RizmaWidiono Mau adu Visi, Misi.. Gak mungkin Mau adu Program.. Gak mungkin Mau adu Prestasi.. Jelas gak mungkin Semua ini jauh dari harapan, blasss. Dan @sandiuno cuma bisa adu ukuran tempe 😎 #01JokowiLagi #01JokowiAmin #SalamSatuJempol 👍 https://t.co/505gnvHQQM 31/Oct/2018 22:03 WIB; 29,359 follower; Retweeted: 306 Favourited: 567
@RizmaWidiono Bicara Tempe Tetap Tebal, Jokowi Counter Balik Sandiaga Hallo @sandiuno Stop Hoax.!!! #JokowiBlusukanPasar #01JokowiLagi #SalamSatuJempol 👍https://t.co/Db3HQ2eqxU https://t.co/9TzTbNhPbl 31/Oct/2018 19:32 WIB; 29,359 follower; Retweeted: 216 Favourited: 461.
Bagaimana kubu oposisi menjawab serangan itu? Sandi menanggapi ringan dengan mengajak Jokowi mencari berbagai ukuran tempe. Dia yakin akan bisa menemukan tempe yang masih setipis kartu ATM. Kawan-kawannya turut mengkritik Jokowi, yang dianggap lebih suka fokus ke hal remeh-temeh seperti harga tempe, sementara urusan sebesar BPJS menyerahkan kepada para pembantunya.
@CNNIndonesia Sandi Tantang Jokowi Blusukan Cari Variasi Ukuran Tempe https://t.co/k6L8DrgSql 31/Oct/2018 17:15 WIB; 241,345 follower; Retweeted: 303 Favourited: 918.
@marierteman Edisi #sontoloyo merakyat itu, MAU NDENGAR suara RAKYAT, dan menindaklanjuti dgn kerja & karya nyata bukan malah ngabur, hanya untuk mbuat sensasi dipasar, sekedar untuk menandingi TEMPE nya Cawapres Paslon 02 @sandiuno https://t.co/bFh0HDE5pe 1/Nov/2018 08:15 WIB; 92,018 follower; Retweeted: 900 Favourited: 1,783.
@Ferdinand_Haean Memastikan ketebalan tempe, dia langsung turun kepasar. Padahal itu kerjaan kepala dinas satuan perangkat kerja daerah. Giliran BPJS yg butuh keputusan Presiden, dia bilang kebangetan nyampe mejanya. 😁 Senyum untuk lelucon indah dinegeri ini 1/Nov/2018 18:47 WIB; 35,415 follower; Retweeted: 1,040 Favourited: 2,766.
SNA “DEMO GURU’
Kalau dalam topik “tempe” di atas kita lihat ada dua klaster, untuk topik “demo guru” ternyata hanya ada satu klaster besar. Itu klaster oposisi. Kubu petahana praktis diam seribu bahasa soal demo guru ini. Berikut ini beberapa top status dari kubu oposisi:
@bukan_pemimpin9 Saudara2 di Jakarta (Tolong Banget) liput demo Guru K2 dari kemarin (29-30/10) sampai nginep depan Istana tidak ada pejabat (Jokowi) keluar menemuinya. Demo dari seluruh Indonesia tapi tidak ada media meliput. Tolong dukung perjuangan mereka Guru Honorer pendidik generasi bangsa. https://t.co/JdebSKrSgZ 31/Oct/2018 08:10 WIB; 11,496 follower; Retweeted: 6,428 Favourited: 5,836.
@ustadtengkuzul Wahai Para Guru Honorer Walau Kalian Dianggap Sepele oleh Penguasa Sekarang, Tapi Allah dan Kami, Rakyat, Tetap Menghargai Jasa Kalian. Semoga April 2019 Duka Kalian Selesai. Amin... Guru2 Honorer Tidur Beratap Langit Tdk Disiarkan Media Mainstream...? https://t.co/fNsHjmd8r0 31/Oct/2018 16:25 WIB; 133,415 follower; Retweeted: 2,661 Favourited: 4,377.
@RanupsProSandi Guru honorer berdemo di depan istana ▪Dicuekin ▪Malah jalan ke pasar ▪Media tak meliput ▪Tak ada yg peduli! Yuks bro & sis! Bantu saudara kita! Biar aspirasinya di dengar! #2019GantiPresiden #2019PrabowoSandi #IndonesiaAdilMakmur https://t.co/dDzt53I0wL 31/Oct/2018 15:50 WIB; 15,905 follower; Retweeted: 1,983 Favourited: 2,136.
Dari kubu petahana, praktis hanya ada satu akun influencer @P3nj3l4j4h saja, yang di-retweet oleh beberapa pendukungnya.
@P3nj3l4j4h Tuips, ini adalah "Solusi pemerintah utk Tenaga Honorer" Pemerintah segera menerbitkan peraturan yg mengatur tent… https://t.co/MALhhVLTPi 1/Nov/2018 09:34 WIB; 27,930 follower; Retweeted: 355 Favourited: 444.
Sayangnya, di tengah dukungan kepada para guru tersebut di media sosial, ternyata menyebar juga informasi hoaks bahwa ada 5 guru meninggal pada saat demo. Berita yang di-share itu ternyata berita tahun 2016. Menyebar luas di WA, FB, dan Twitter. Dan ini membuktikan bahwa banyak netizen yang tidak membaca isi berita, mengecek tanggal artikel, tapi langsung mem-forward dan meneruskan apa adanya.
ANALISIS
Dari tik-tok dalam “The Game of Tempe” di atas, tampaknya memang tidak akan ada habisnya argumen saling dilemparkan. Selalu ada serangan balik yang bisa dilakukan. Siapa yang untung? Saya kira sebagai rakyat, kita nikmati saja sajian lelucon mereka berdua melalui meme. Meme-meme bermunculan, seperti ketika Sandi “menelepon” Jokowi menggunakan tempe sebesar batu bata, dan Jokowi pun heran bagaimana Sandi bisa mendapatkan nomor Hp-nya. Atau ketika Sandi “menelepon” tetapi tidak diangkat oleh Jokowi, dan Jokowi heran siapa yang menelepon dia malam-malam gitu.
Dalam banyak kesempatan, Sandi bisa bicara dengan serius, progresif, mengajak anak muda membangun usaha sendiri, bikin UKM, menjadi enterpreneur. Lalu presentasi di depan tokoh dunia, bicara soal Indonesia Economy Outlook. Namun ketika di pasar, dia sering membuat pernyataan yang bikin heboh, seperti “tempe setipis kartu ATM”. Di lain kesempatan dia nemu tempe seperti komputer tablet, tempe sachetan, atau tempe seperti telepon jadul. Semua pernyataan yang absurd ini langsung menjadi bahan berita, meme, dan tak jarang jadi olok-olokan lawan politiknya.
Ternyata, Jokowi jadi panas juga dengan tingkah Sandi yang berhasil menjadi berita dan percakapan itu. Dan itu semua harus dihentikan dengan sekali membalikkan telapak tangan. Apa yang disampaikan Sandi, yang mereka anggap sebagai hoaks, harus di-counter. Soal harga tempe yang mahal dan setipis kartu ATM, harus dilawan dengan mendatangi pedagang tempe yang menjual tempe tebal-tebal, seperti batu bata. Jokowi tak menemui ada tempe yang setipis kartu ATM seperti yang dibilang Sandi. Harganya pun murah.
Temuan Jokowi waktu blusukan di pasar Bogor itu kemudian diamplifikasi di hari berikutnya oleh para pendukungnya. Meme-meme dibuat, dan berbagai postingan tentang tempe dilancarkan dan diamplifikasi. Berharap agar hoaks tentang tempe bisa disudahi.
Apakah langkah Jokowi di atas cukup efektif dalam menghentikan hoaks ini? Tampaknya belum tentu juga. Karena kubu oposisi pun langsung merespons serangan balik dari kubu Jokowi dalam “The Game of Tempe” ini. Mereka mengkritik Jokowi karena lebih senang mengurus hal yang remeh-temeh seperti soal ukuran dan harga tempe. Pekerjaan yang harusnya cukup dilakukan oleh pembantunya, malah dia lakukan. Sementara urusan besar seperti BPJS di mana banyak sekali yang terdampak, malah diserahkan kepada para pembantunya.
Di saat yang sama, 1000-an guru honorer dari seluruh Indonesia yang sejak sehari sebelum Jokowi blusukan masih bertahan di depan Istana Merdeka, menuntut bertemu Jokowi dan menagih janji akan diangkat jadi PNS, ternyata tidak dia temui. Hal ini membuat “hoax busting” Jokowi tentang harga dan ukuran tempe menjadi tampak sangat kontradiktif dengan situasi lain yang juga sedang terjadi, dan jauh lebih membutuhkan kehadirannya.
Para pendukung Jokowi juga sangat kompak dan terkoordinir dalam merespons isu. Untuk isu terkait “ukuran dan harga tempe”, yang punya potensi besar untuk menenggelamkan kepercayaan publik kepada Sandi atau lawan politik Jokowi, mereka kompak mengamplifikasi isu ini. Sedangkan untuk isu “demo guru” yang lebih menguntungkan oposisi dan merugikan Jokowi, mereka memilih untuk diam dan tidak merespons sama sekali. Hanya satu respons yang dibuat, setelah perwakilan guru diterima oleh KSP dan ada solusi buat guru honorer ini.
Jika solusi itu bagus buat guru-guru honorer, bahwa akan ada skema khusus untuk mengangkat mereka atau menaikkan kesejahteraan mereka, harusnya ini dimanfaatkan oleh Jokowi untuk menerima mereka. Jika ini dilakukan, keuntungan besar akan didapat, karena Jokowi konsisten dengan apa yang diucapkan sebelumnya, yaitu tidak masalah didemo, karena itu penting bagi jalannya pemerintahan.
Diamnya media, tidak maunya mereka menyiarkan informasi yang bisa menjadi kritik bagi pemerintah, ibarat saluran pipa air yang tersumbat. Ketika tekanan air tinggi, maka dia akan mencari jalan lain untuk menyalurkannya. Media yang diam, akan membuat publik mencari jalan lain untuk menyalurkan aspirasi. Dan itu bisa melalui media-media yang justru tidak terverifikasi. Malah di sini lah letak peran penting media.
CLOSING
Turut simpati atas status guru honorer di seluruh Indonesia ini. Semoga mereka tidak putus asa, terus meyampaikan aspirasi secara konstitusional. Demo adalah cara konstitusional. Dan semoga pemerintah dapat memeri solusi yang terbaik buat mereka.
The Game of Tempe kini jadi semakin populer, setelah Jokowi turut terjun dalam perang tempe ini. Semoga para pengusaha tempe, dan juga pasar, makin banyak mendapat perhatian dan ke depan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan para pengrajin dan pedagang.