Oleh: Windo W.

Pro-kontra ihwal kebenaran penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet (RS) terjawab sudah. Lewat konferensi pers, Rabu sore (3/10), RS mengakui bahwa dirinya tidak mengalami penganiayaan seperti gaduh diberitakan dan diperbincangkan sejak Selasa (2/10). Dalam jumpa pers di kediamannya, RS bahkan mengatakan, kali ini dialah pencipta hoaks, seraya mengirim maaf kepada pihak-pihak yang sempat dibohongi pake berita penganiayaan (pemukulan) yang dia alami. Bagaimanakah pemberitaan di media online dan percakapan di media sosial khususnya Twitter setelah pengakuan RS itu?

SETTING DATA

Dengan menggunakan kata kunci: Ratna Sarumpaet, terhitung sejak pukul 16.00 WIB setelah jumpa pers yang dilakukan RS, Drone Emprit (DE) memantau pemberitaan di media online dan percakapan di Twitter pada 3 Oktober 2018.

DATA

Hasilnya, dari segi volume, total mentions pemberitaan dan percakapan terkait RS yakni 24.263, dengan distribusi: 1.726 mentions di media online dan 22.537 di Twitter. Bila dibandingkan dengan monitoring DE saat pertama kali isu penganiayaan RS muncul, pada Selasa, total mentions tidak jauh berbeda, yaitu 27.524, dengan distribusi: 1.171 di media online dan 26.353 di Twitter. Bahkan, pada Rabu sebelum RS mengadakan jumpa pers (yang membantah isu penganiayaan/pemukulan), pantuan DE menunjukkan total mentions masih di atas 2.000 yakni 24.263, dengan distribusi: 727 mentions di media online dan 22.537 di Twitter. Ini memperlihatkan, baik media maupun netizen terus mengikuti tiap inci perkembangan perihal kebenaran kabar penganiayaan yang dialami RS.

Puncak perhatian media dan netizen sehubungan dengan kabar penganiayaan RS terjadi pada konferensi pers RS, yang mengungkap, berita penganiayaan dirinya tidak benar sebagaimana dihebohkan. Hampir mencapai 5.0K jumlah mentions di Twitter tak lama setelah RS melakukan konferensi pers. Ini berbeda dari hari sebelumnya dan Rabu pagi sebelum RS melakukan konferensi pers, di mana total mentions paling tinggi tak menyentuh angka demikian. Pada Selasa, puncak jumlah mentions tertinggi terjadi pada pukul 9 malam, dengan total mentions masih di bawah 3.0K, sedangkan di hari Rabu sebelum konferensi pers, total mentions paling top terjadi pada pukul 6 pagi dengan total mentions juga masih di bawah 3.0K.

Demikian pula dalam jumlah artikel di media. Ada 150 artikel yang muncul setelah konferensi pers RS. Berbeda dengan sehari sebelumnya atau di hari Rabu sebelum konferensi pers, di mana jumlah artikel paling banyak di hari Selasa muncul pada jam 15.00 WIB dengan total 60 artikel, sedangkan pada hari Rabu jumlah artikel paling banyak muncul pada jam 12.00 WIB dengan total 50 artikel.  

Lalu, bagaimana pemberitaan dan percakapan khususnya dari netizen terhadap penantian cerita penganiayaan RS yang ternyata adalah hoaks itu?

Dari segi pemberitaan, topik yang menonjol masih tentang RS sebagaimana halnya pada hari Selasa dan Rabu sebelum konferensi pers, tapi dengan "atribut" yang berbeda. Jika pada hari Selasa atribut yang menonjol di balik topik pemberitaan tentang RS adalah soal dalang penganiayaan, sedangkan di hari Rabu atribut yang menonjol di balik topik pemberitaan tentang RS adalah polisi yang belum menemukan saksi penganiayaan RS, maka pada Rabu usai pengakuan RS setelah konferensi persnya, atribut yang menonjol pada topik pemberitaan tentang RS adalah Prabowo.

Dari segi percakapan di Twitter, topik yang menonjol pun masih tentang RS seperti mana pada hari Selasa dan Rabu sebelum konferensi pers, tetapi dengan atribut yang juga berbeda. Pada hari Selasa, atribut yang paling menonjol terkait RS adalah dianiaya, aktivis, perempuan, dan demokrasi. Di hari Rabu sebelum konferensi pers, atribut yang muncul adalah polisi, operasi plastik, rumah sakit. Adapun pasca konferensi pers, atribut yang muncul di balik topik pembicaraan mengenai RS paling acap adalah hoaks, bohong, dibohongi dan Prabowo, sebagaimana yang juga tercermin dari data word cloud.

Selain akun-akun yang membicarakan kebohongan RS perkara penganiayaan yang dialaminya, akun-akun dari kubu Prabowo juga muncul. Permohonan maaf atas kebohongan RS dan warta adanya sikap “tegas” yang akan diambil atas kebohongan yang telah dilakukan RS tampak muncul dari cuitan mereka.

@Gerindra :Prabowo Perintahkan Langsung Pemecatan Ratna Sarumpaet https://t.co/FsdHdEafqO
(3/Oct/2018 21:48 WIB)
@BangPino_: Sandiaga Uno akan Laporkan Ratna Sarumpaet yang Ternyata Berbohong Janjipun akan ditunaikan sebagai bentuk komitme… https://t.co/LBV3Q10Nmp
(3/Oct/2018 19:20 WIB)

KESIMPULAN

Berita tentang penganiayaan RS yang mulai bergulir sejak Selasa kemarin telah mengundang perhatian besar. Ini dapat dilihat dari segi volume dan tren yang hampir sama besar hingga memuncak saat konferensi pers yang dilakukan oleh RS, yang membantah sendiri berita penganiayaan tersebut. Dalam bantahannya, RS tak belaka mengatakan berita penganiayaan tersebut bohong, tetapi juga mengakui bahwa dia sendiri yang menciptakan kebohongan tersebut. Apa dampaknya?

Seperti terlihat dari most retweets dan word cloud, impak terbesar dialami justru oleh calon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur (tempat di mana RS menjadi bagian dari Badan Pemenangan Nasional), yakni Prabowo. Sebelumnya, kabar penganiayaan tentang RS sempat ditanggapi serius oleh Prabowo, bahkan Sang Capres melakukan konferensi pers untuk merespons kabar tersebut. Namun, “panggung teater Ratna” berputar cerita di babak akhir. Cerita yang awalnya bertema “penganiayaan RS”, di akhir cerita malah menjadi “kebohongan RS”. Bukan semata pada RS, tetapi kata-kata seperti bohong, kebohongan, hoaks berpotensi pula terlabelisasi pada Prabowo (dan juga para pendukungnya). Dari pihak pendukung Prabowo, ada upaya untuk melakukan “pelemahan” terhadap pembentukan labelisasi ini seperti melalui ucapan permintaan maaf dan sikap tegas yang akan diambil terhadap RS. Namun, berhasilkah itu? Kita belum tahu. Mari tunggu "panggung teater" berikutnya.