Update Sentimen Publik terhadap Penanganan Bencana di Aceh dan Sumatra
Dari kritik tajam soal "Jawasentris", isu deforestasi, hingga aksi solidaritas warga, bagaimana peta percakapannya?
Simak analisis data lengkapnya. ⬇️
By DE (@ismailfahmi)

Hujan ekstrem & Siklon Senyar picu bencana di Sumatra. Korban jiwa tembus 900+, sorotan tertuju pada deforestasi & lambatnya penanganan. Di tengah kritik, solidaritas warga lewat #PrayForSumatra jadi harapan di tengah krisis.
Metode apa yang dipakai untuk membedah data ini?

Kami memantau 7 platform medsos & media online (24 Nov-7 Des). Fokus analisis mencakup tren isu, sentimen, hingga peta percakapan dengan keywords seperti #PrayForSumatra, #PrayForAceh hingga #AlleyesonSumatra.
Bagaimana ringkasan datanya secara umum?

Terjadi polarisasi: Media Online dominan positif soroti aksi pemerintah & BUMN. Namun, Medsos justru memanas dengan sentimen negatif yang menyoroti deforestasi, lambatnya bantuan, & isu ketimpangan penanganan regional.
Apa temuan kunci dari dinamika ini?

Solidaritas sipil sukses menambal celah birokrasi. Kehadiran fisik Presiden/Wapres di lapangan sedikit meredam emosi, namun publik menolak keras politisasi bantuan (beras bergambar wajah) di tengah isu ketimpangan regional.
Bagaimana kondisi infrastruktur vital di sana?

Fenomena "Kota Zombie" di Aceh Tamiang soroti rapuhnya infrastruktur vital yang bikin wilayah terisolasi. Publik mendesak pemulihan inklusif & akuntabilitas kerusakan ekologis bahwa ini bukan sekadar faktor cuaca, tapi ulah manusia.
Apa kata para tokoh tentang situasi ini?

Presiden Prabowo & jajaran menteri bergerak amankan anggaran & penegakan hukum bagi pelanggar lingkungan. Gubernur Aceh soroti ancaman kelaparan pengungsi, sementara Kepala BNPB sampaikan permohonan maaf atas pernyataannya.
Bagaimana reaksi tokoh publik & aktivis lainnya?

Kritik tajam mengalir dari DPR hingga aktivis lingkungan yang menuntut Menhut mundur soal deforestasi. Di sisi lain, influencer seperti Ferry Irwandi buktikan kekuatan "people power" lewat donasi publik yang tembus miliaran.
Apa kesimpulan besar dari analisis ini?

Kunci penanganan:
1️) Kolaborasi logistik negara & agilitas warga sipil.
2️) Pemulihan konektivitas terbukti bangun kepercayaan.
3️) rehabilitasi ekologis & jaminan sosial yang tuntas bagi korban.
Topik apa yang paling ramai dibahas?

Tagar #PrayForSumatra menggema seiring lonjakan korban jiwa & kerusakan infrastruktur. Aceh, Sumbar, & Sumut mendominasi atensi publik nasional karena skala bencana yang meluas di tiga provinsi sekaligus.
Seberapa besar volume percakapannya?

Isu ini memicu 304.056 mentions dengan interaksi raksasa mencapai 974 Juta! Angka ini menjadi bukti bahwa atensi publik sangat besar dan masif terhadap bencana yang menimpa saudara kita di Sumatra.
Kapan puncak percakapan terjadi?

Berita online memuncak 28 Nov saat instruksi Presiden turun. Namun, percakapan Medsos justru meledak 3 Des, dipicu kemarahan atas isu politisasi bantuan beras & kabar pilu dari warga yang terisolasi total.
Siapa saja yang terlibat dalam percakapan ini?

Berikut adalah peta jejaring netizen di X. Terlihat klaster-klaster percakapan yang terbentuk dari berbagai kubu: publik umum, aktivis, pemerintah, hingga media yang memiliki fokus narasi berbeda.
Bagaimana narasi tiap kelompok ini?

Netizen fokus galang bantuan logistik. Aktivis kritisi deforestasi & narasi "Jawasentris". Kubu Pemerintah narasikan keberhasilan evakuasi TNI/Polri, sementara Media fokus melaporkan update data korban & kendala lapangan.
Bagaimana sentimen di Twitter/X & Threads?

X & Threads didominasi sentimen negatif. Isu utamanya seragam: Kemarahan soal deforestasi (kayu gelondongan), politisasi bantuan, narasi ketimpangan "Jawasentris", & lambatnya penetapan status Bencana Nasional.
Bagaimana sentimen di Facebook & Instagram?

FB mengapresiasi kehadiran fisik Prabowo. Namun IG dominan negatif, menyoroti ketimpangan penanganan dibanding Jawa & desakan agar Menteri Kehutanan mundur.
Bagaimana sentimen netizen di Youtube & TikTok?

Youtube kritis soal pejabat yang dinilai abai. Uniknya, TikTok dominan positif berkat visual aksi heroik pilot helikopter & Gibran yang naik motor trail menembus lokasi isolasi. Visual berbicara lebih kuat di sini.
Bagaimana sentimen di Media Online?

Media Online jadi kanal sentimen positif. Pemberitaan didominasi rilis resmi soal pemulihan infrastruktur, sinergi BUMN, & gerak cepat pemerintah pusat melalui Kementerian terkait.
Bagaimana pergerakan sentimen dari waktu ke waktu?

Sentimen negatif memuncak 3 Des akibat isu politisasi bantuan & viralnya kondisi warga. Tren mulai membaik per 7 Des saat pemimpin negara turun langsung memberikan kepastian rehabilitasi hunian & infrastruktur.
Emosi apa yang paling dirasakan publik?

"Fear" & "Sadness" tinggi: ketakutan warga di "kota mati" tanpa listrik & duka mendalam atas korban jiwa. "Anticipation" paling tinggi menanti realisasi janji pemerintah soal perbaikan nasib mereka.
Kapan emosi publik paling meledak?

Emosi publik meledak pada 28 Nov karena penyangkalan awal pejabat soal isu lingkungan. Ketegangan baru mereda pasca 4 Des saat pemerintah berhenti defensif & mulai melakukan aksi nyata perbaikan di lapangan.
Apa isu spesifik yang paling disorot?

Lonjakan korban jiwa yang drastis, temuan kayu gelondongan yang memicu amarah soal deforestasi/tambang ilegal, serta polemik status Bencana Nasional yang kental dengan nuansa ketimpangan daerah.
Bagaimana kondisi kemanusiaan di lapangan?

Aceh Tamiang bak "Kota Zombie" akibat isolasi total. Kelumpuhan sinyal & BBM memperparah krisis. Publik juga ramai membandingkan gerak cepat influencer dalam menggalang dana vs birokrasi pemerintah.
Siapa tokoh yang paling banyak disebut?

Prabowo tuai pro-kontra (lambat vs hadir). Kepala BNPB & Menhut panen sentimen negatif akibat pernyataan yang dinilai blunder & defensif. Dedi Mulyadi diapresiasi karena inisiatif sewa pesawat logistik.
Bagaimana dengan tokoh lainnya?

Gibran & Muzakir Manaf dinilai empatik lewat aksi turun ke lapangan & menyuarakan penderitaan warga. Bobby & Bahlil hadapi sorotan tajam terkait teknis distribusi bantuan udara & isu kerusakan tambang.
Siapa influencer paling berpengaruh di X?

Percakapan di X dikuasai oleh akun publik kritis seperti @hansdavidian yang vokal menyuarakan isu lingkungan & ketimpangan, serta akun informasi regional seperti @Aceh yang update kondisi lapangan.
Siapa saja akun lainnya?

Peta visual ini menunjukkan betapa beragamnya aktor di X. Dari akun "anonim" kritis, aktivis lingkungan, hingga komunitas regional bersatu. Mereka membentuk jejaring informasi alternatif yang seringkali lebih cepat dari kanal resmi.
Siapa yang menguasai percakapan di Facebook?

Berbeda dengan X, lanskap Facebook dikuasai akun Media Mainstream (Kompas, Tribun) & Pejabat Politik (AHY, Prabowo). Di sini, narasi berjalan lebih formal, satu arah, dan terpusat pada agenda resmi atau pemberitaan standar.
Bagaimana dengan Instagram yang lebih visual?

Instagram dipimpin akun agregator (@FOLKATIVE) & media berita. Menariknya, Kemenhut RI masuk top 3, indikasi bahwa klarifikasi pemerintah soal isu lingkungan dan deforestasi cukup menarik atensi publik di platform ini.
Bagaimana tren di platform berbasis teks baru seperti Threads?

Threads unik karena dikuasai "Micro-Influencer" & akun lokal (Siantar Kota Kita). Interaksi di sini lebih organik & berbasis komunitas kecil, bukan didominasi tokoh nasional. Ruang diskusi terasa lebih personal dan niche.
Siapa yang mendominasi platform video Youtube?

Youtube mutlak milik Media Mainstream (Tribun, KompasTV). Publik lari ke sini untuk mencari visual berita panjang & liputan mendalam pasca-bencana. Namun, munculnya kreator individu di top list sinyalkan pergeseran minat penonton.
Bagaimana dengan TikTok yang lekat dengan Gen-Z?

TikTok sangat cair. Kreator individu (@kang.so_ra) bersaing ketat dengan portal berita. Konten visual cepat, raw, & emosional jadi kunci viralitas di sini, sangat efektif menggerakkan simpati generasi muda secara masif.
Apa saja cuitan viral yang membakar emosi netizen?

Viralitas tertinggi dipicu amarah. Komparasi respons pemimpin lintas era dan isu matinya gajah Sumatra memantik debat panas soal prioritas negara vs deforestasi yang dianggap tak terkendali.
Bagaimana fokus netizen terkait bantuan logistik?

Di sisi lain, viralitas juga didorong aksi kemanusiaan. Info "Free Ongkir" logistik & ringkasan fakta lapangan (korban jiwa vs tersangka) jadi rujukan utama netizen yang ingin bergerak nyata membantu korban.
Apa kritik tertajam publik terkait anggaran negara?

Sorotan tajam tertuju pada anggaran "Makan Bergizi Gratis" vs penanganan bencana. Netizen mendesak realokasi dana program tersebut. Viral juga peta konsesi lahan pejabat di area bencana yang memicu sentimen negatif.
Bagaimana respons tokoh agama & edukasi publik?

Seruan moral Ustadz Adi Hidayat & edukasi geografis soal jarak tempuh di Sumatra menyejukkan lini masa. Netizen juga mulai kritis mengedukasi soal jenis bantuan pangan yang lebih sehat (real food) bagi pengungsi.
Apa saja cuitan lainnya?

Publik kritisi penggunaan dana bantuan, bandingkan respons pemimpin lintas era, serta ungkapan kekhawatiran dari aktor Korea Selatan.
Siapa penguasa percakapan di Facebook?

Facebook dikuasai akun Media & Pejabat. Berbeda dengan X yang "panas" oleh akun anonim, di sini Prabowo mendominasi interaksi lewat update resmi kegiatan pemerintah. Kolom komentar jadi ruang adu argumen warga.
Bagaimana dengan tren visual di Instagram?

Visual berbicara! Akun agregator seperti @FOLKATIVE bersanding dengan @KementerianKehutananRI. Ini sinyal bagus: Institusi negara mulai "melek" cara komunikasi visual untuk merangkul Gen-Z yang haus transparansi data via grafis.
Bagaimana curhatan personal di Threads?

Threads jadi "buku harian" pilu. Kisah @Putri_Yuliyanti soal "Jawasentris" & @Wardah_Laeli yang hilang kontak dengan ibu, menyayat hati. Statistik korban berubah menjadi wajah & nama nyata lewat narasi personal ini.
Media apa yang jadi rujukan visual berita panjang?

Warga haus berita visual panjang. Media mainstream seperti Tribun & Kompas TV jadi rujukan utama untuk melihat kondisi real lapangan. Visual evakuasi dramatis & pidato pejabat tanpa potongan jadi konten paling dicari.
Siapa yang memimpin tren video pendek?

TikTok dikuasai konten kreator & portal berita. Video pendek yang raw dan emosional memicu viralitas tinggi, mengalahkan narasi kaku birokrasi. Algoritma FYP berhasil mengangkat isu lokal ke panggung nasional.
Kata kunci apa yang mendominasi percakapan?

"Bencana" & "MBG" jadi dua kutub percakapan utama. Publik membenturkan urgensi penanganan banjir Aceh-Sumut dengan anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG). Desakan realokasi anggaran MBG untuk darurat bencana menggema keras.
Tagar apa yang menyatukan gerakan netizen?

#PrayForSumatra & #AllEyesOnSumatra jadi simbol protes atas minimnya sorotan media nasional. Ini adalah bentuk "pentungan kentongan" digital warga untuk membangunkan pemerintah & menggalang solidaritas tanpa sekat.
Media mana yang paling rajin memberitakan?

Media mainstream (Antara, Liputan6) memegang kendali arus informasi resmi. Mereka fokus pada data statistik & rilis pemerintah, menjadi penyeimbang penting di tengah simpang siur informasi hoaks yang beredar liar di media sosial.
Topik apa yang jadi headline utama?

"Aceh", "Sumatera", dan "Presiden Prabowo Subianto" jadi sentral pemberitaan. Media membingkai peran aktif Presiden memimpin rehabilitasi & peringatan keras soal korupsi dana bencana. Narasi "negara hadir" dibangun lewat coverage distribusi logistik.
Seperti apa contoh berita positifnya?

Sentimen positif didorong aksi tegas pemimpin. Komitmen Presiden Prabowo menambah anggaran daerah & gerak cepat Kapolri mengerahkan pasukan, dinilai sebagai langkah konkret "memanusiakan" korban bencana di luar Jawa.
Apa contoh berita negatif dari kritik para tokoh?

Kritik tajam datang dari pakar & tokoh senior. Celios soroti anggaran bencana yang tergerus program MBG, sementara JK memaklumi penjarahan sebagai efek "perut lapar" akibat lambatnya bantuan. Sinyal bahaya bagi manajemen krisis pemerintah.

Link: https://x.com/DroneEmpritOffc/status/1998412464904691977?s=20