Oleh: Windo W

Berbagi kabar melalui Instagram pada hari Minggu (2 September), Ustaz Abdul Somad (UAS) memberitakan ancaman, intimidasi, dan pembatalan terhadap tausiahnya di sejumlah daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang. Akibatnya, UAS membatalkan beberapa ceramah yang sudah direncanakan. Bagaimanakah berita ini di media sosial dan media online? Lalu, bagaimanakah posisi UAS dimaknai dalam peta percakapan tersebut?

Setting Data

Drone Emprit (DE) melacak dan memonitor percakapan netizen terkait berita tersebut di media sosial khususnya di Twitter dan pemberitaan di portal berita daring, dengan menggunakan kata kunci: UAS, Abdul Somad. Rentang waktunya mulai dari 2 hingga 6 September 2018.  

Data

Dari data yang diperoleh, berdasarkan tren percakapan, sejak UAS mem-posting berita tentang ancaman, intimidasi, dan pembatalan tausiah yang dialaminya, percakapan tentang UAS di Twitter terus meningkat. Puncaknya, pada 4 September dengan total percakapan hampir 20K.

Berdasarkan most retweeted statuses, ada banyak status yang menanggapi berita tersebut. Akun @sudjiwotedjo (dengan 3.021 retweet), @hnurwahid (dengan 1.897 retweet), Hilmi28 (dengan 1.892 retweet), dan @CakKhum dengan 1.537 retweet) adalah most retweeted statuses.

Berikut kutipan cuitannya:

@sudjiwotedjo : Para pemimpin yg kerap ngomong Rakyat sudah cerdas konsekuensinya adalah membiarkan Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet, Neno Warisman, UAS dll ngomong ke rakyat. Toh rakyat sudah cerdas, sudah punya filter sendiri. Kalau tak bisa membiarkan itu, cabut omongan rakyat udag cerdas. 3/Sep/2018 13:43 WIB.
@hnurwahid: Ancaman thd UAS unt berceramah adalah aneh.           membiarkannya terjadi di negara hukum, sampai dibatalkannya ceramah2 UAS, lebih aneh lagi.Apalagi aparat pasti mengerti, UAS pernah (diundang) berceramah dg Wapres, KSAD, Pimp MPR, dll. Bahkan UAS   pernah sepanggung dg Kapolri di AdzDzikra. https://t.co/LODadl34So. 3/Sep/2018 09:05 WIB.
@Hilmi28 : Dulu waktu UAS digadang2 jd Cawapres, byk yg teriak "UAS   dakwah aja", "UAS milik ummat,bkn milik klmpok tertentu". https://t.co/kiikRahBsz. 2/Sep/2018 19:02 WIB
Infographic by Hacnade

Berdasarkan SNA, percakapan tentang UAS diperbincangkan oleh dua kluster, yakni kluster yang diisi oleh akun-akun yang biasa menjadi oposisi pemerintah dan kluster yang diisi oleh akun-akun netral. Kubu oposisi berisi akun seperti akun  @Hilmi28 dan @hnurwahid, sedangkan kubu netral berisi akun seperti @sudjiwotedjo.

Berdasarkan Topic Map, pemetaan pemberitaan di media online, beragam berita muncul mengenai penolakan tausiah yang disampaikan UAS pertama kali melalui Instagram. Walaupun subjek pemberitaan itu paling besar menyorot dari sisi UAS, ada juga berita yang menampilkan beberapa nama tokoh dan partai yang memberikan pandangan terhadap kasus UAS. Dari Topic Map, nama-nama tokoh dan partai tersebut seperti Hidayat Nurwahid, PKS, Ganjar, PPP, Cak Imin, PKB.

Berdasarkan hastags, tanda tagar yang muncul mengiringi percakapan tentang UAS di Twitter di antaranya #2019GantiPresiden, #2019PrabowoSandi, #KamiBersamaUAS.

Analisis

Melihat data tersebut, percakapan ihwal berita pembatalan (penolakan) tausiah UAS cukup menarik. Dilihat dari segi hastags, yang muncul di Twitter mengiringi percakapan tentang UAS paling banyak adalah #2019GantiPresiden (dengan 6331 tweets) dan #2019PrabowoSandi (1422 tweets). Artinya, pemberitaan tentang ancaman, intimidasi, dan pembatalan tausiah yang dialami UAS juga menjadi isu yang dilekatkan dengan pertarungan pemilihan presiden. Dalam akun @fadlizon misalnya, lewat akun Twitter-nya, Fadli Zon berbagi tweet tentang UAS.

Namun, walaupun dari segi hastag yang dominan muncul adalah #2019GantiPresiden dan #2019PrabowoSandi, dua kubu yang selama ini acap bersilang pendapat (terutama dalam konteks politik dukung mendukung di pilress) justru sama-sama berposisi menaruh simpati pada UAS kendati memiliki penekanan yang berbeda.

Misalnya dari Mardani Ali Sera yang berasal dari Partai Keadilan Sosial (PKS), yang merupakan partai oposisi. Ia berbagi tweet bahwa UAS adalah aset bangsa. Demikian pula Fadli Zon, yang berasal dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengkritik persekusi yang dialami UAS.

@MardaniAliSera : UAS itu Aset Bangsa, Ceramah di Mabes TNI, Ceramah di depan Menteri, instansi pemerintah, dll. Sejuk, tegas dan membawa pesan persatuan sehingga diterima berbagai kalangan. Aneh jika di Indonesia ada oknum menghalangi dakwah … 4/Sep/2018 06:10 WIB https://t.co/DMrF420ewM.
@fadlizon : Jadi selain takut diskusi, takut deklarasi, kini ceramah agama (Islam) UAS dipersekusi. Solusi cuma satu: GANTI!…https://t.co/dc2ja0UIiJ
3/Sep/2018 06:30 WIB

Tidak semata dari kubu oposisi yang memberikan tanggapan terhadap apa yang dialami UAS. Kubu pemerintah juga memberikan tanggapan. Misalnya dari Muhaimin Iskandar, yang merupakan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi salah satu pendukung pemerintah. Cak Imin melalui akun Twitter-nya “membela” UAS.


@cakimiNOW : Saya pembela UAS, jangan ada yang menghadang beliau apalagi untuk mengaji, kesalahpahaman bisa diatasi dengan silaturrahmi, saya mengundang UAS @ustadabdulsomad ke rumah, belum berkesempatan waktu.

Dari situ, ada dua kubu, yang biasanya saling bersilang pendapat, justru kini memiliki tarikan napas yang sama: sama-sama “membela” UAS walaupun berbeda arah dan penekanan.

Tak sekadar mendapat simpati dari dua kubu yang saling berseberangan dalam kontestasi politik, UAS juga mendapat pembelaan dari pihak kubu netral. Walaupun tidak berpendapat sama dengan isi ceramah UAS, kubu netral ini juga memberikan pembelaan atas apa yang dialami UAS, terutama terkait isu kebebasan memberikan pendapat. Ini misalnya tampak pada cuitan seniman dan budayawan Sujiwotedjo, yang beberapa kali menanggapi ihwal UAS di laman Twitter-nya.

@sudjiwotedjo : Para pemimpin yg kerap ngomong Rakyat sudah cerdas konsekuensinya adalah membiarkan Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet, Neno Warisman, UAS dll ngomong ke rakyat. Toh rakyat sudah cerdas, sudah punya filter sendiri. Kalau tak bisa membiarkan itu, cabut omongan rakyat udagcerdas. 3/Sep/2018 13:43 WIB.
@sudjiwotedjo: Aku pun tetap mendukung hak UAS utk bicara walau banyak tak setuju isinya. Tp, @cakimiNOW, tolong sampaikan pesenku. UAS itu baiknya ngomong yg beliau mengerti/ngalami saja. Jangan ngomong soal Manunggaling Kawulo Gusti dll. Nanti keliru2 dan rakyat takut ngoreksi https://t.co/WTSQCROJwT5/Sep/2018 10:16 WIB

Penutup

Di sinilah menariknya posisi UAS. Ia dibela oleh tiga kubu sekaligus: satu posisi yang jarang dirasakan oleh sejumlah tokoh. Dalam konteks ini, UAS jadi pemenang. Menang telak karena ditolak.