Bagaimana response netizen di media sosial (Twitter) terhadap videotron Anies yang dibuat oleh fandom Humanies sebelum dan setelah ditakedown? Apakah terjadi Streisand Effect? NEWS & TWITTER 15-16 JANUARI 2024
KONTEKS
Pada tanggal 15 Januari 2024 pagi, pukul 10.41 ada cuitan dari @aniesbubble tentang videotron Anies Ads by @olpproject dan @aniesbubble. Namun tidak sampai 24 jam, pada tanggal yang sama jam 9.12 malam, ada pengumuman dari @olpproject bahwa videotron yang dipasang di Jakarta dan Bekasi harus diturunkan. Kita akan melihat response netizen terkait penghentian penayangan videotron ini.
METODOLOGI
Pertanyaan:
• Bagaimana response netizen di media sosial (Twitter) terhadap videotron Anies yang dibuat oleh fandom Humanies sebelum dan setelah ditakedown?
• Apakah terjadi Streisand Effect?
The Streisand effect is an unintended consequence of attempts to hide, remove, or censor information, where the effort instead backfires by increasing awareness of that information.
• Sumber data: News & Twitter
• Periode: 15-16 Januari 2024
• Keywords: Videotron, Grand Metropolitan Bekasi
TREND VIDEOTRON
Grafik ini menunjukkan tren jumlah sebutan (mentions) di dua media, yaitu berita online (Online News (Ind)) dan Twitter, terkait suatu isu yang tampaknya berkaitan dengan 'videotron' sebelum dan setelah suatu tindakan yang disebut 'ditakedown' pada tanggal 15 Januari.
Sebelum tindakan penurunan ('sebelum ditakedown'), grafik menunjukkan jumlah sebutan yang relatif stabil dan lebih rendah dengan jumlah penulis aktif (active authors) sebanyak 9,297. Setelah tindakan tersebut ('setelah ditakedown'), terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah sebutan serta lonjakan besar jumlah penulis aktif menjadi 32,453.
Dari analisis singkat ini, terlihat ada indikasi dari apa yang bisa diinterpretasikan sebagai 'Streisand Effect'. Fenomena Streisand Effect terjadi ketika upaya untuk menyembunyikan, menghapus, atau menyensor informasi memiliki efek sebaliknya, yaitu meningkatkan publisitas dan menjadi lebih terkenal atau lebih banyak dibicarakan.
Dalam konteks grafik ini, tampak bahwa tindakan penurunan 'videotron' telah menyebabkan peningkatan percakapan yang signifikan mengenai topik tersebut, yang ditandai dengan lonjakan jumlah sebutan dan penulis aktif yang membicarakan isu tersebut. Ini bisa menjadi bukti bahwa upaya penurunan tersebut mungkin telah memicu lebih banyak perhatian daripada jika tidak ada tindakan yang diambil.
TREND DI BERITA ONLINE
Grafik ini menunjukkan tren jumlah artikel di media online yang berkaitan dengan 'videotron'. Data ini memberikan perspektif tambahan pada tren percakapan yang ditampilkan dalam grafik sebelumnya.
Berdasarkan grafik kedua ini, kita dapat melihat bahwa ada peningkatan jumlah artikel di media online yang dimulai pada tanggal 15 Januari, khususnya setelah jam 20:00, yang kemudian mencapai puncaknya pada tanggal 16 Januari. Ini menunjukkan bahwa pembicaraan tentang 'videotron' tidak hanya terbatas pada Twitter (sebagaimana ditunjukkan dalam grafik pertama) tetapi juga menyebar ke media online. Peningkatan jumlah artikel secara signifikan setelah waktu yang diduga sebagai 'takedown' mendukung gagasan bahwa Streisand Effect mungkin terjadi, di mana upaya untuk menyensor atau menghilangkan konten justru meningkatkan visibilitas dan diskusi tentang topik tersebut.
Dengan adanya total 1,075 sebutan dan 271 artikel, bisa diinterpretasikan bahwa ada penyebaran informasi dari media sosial ke media online, yang konsisten dengan karakteristik Streisand Effect. Ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengontrol atau membatasi informasi tentang 'videotron' mungkin telah memicu minat yang lebih luas dan liputan media yang lebih intensif.
TREND PENCARIAN DI YOUTUBE
Grafik berikut ini menunjukkan perbandingan tren pencarian di YouTube untuk tiga tokoh politik di Indonesia. Pada grafik tersebut, terlihat adanya peningkatan tajam pada tren pencarian terkait Anies Baswedan yang mencapai puncaknya setelah tanggal 16 Januari pukul 8:44 PM, yang bertepatan dengan periode sekitar takedown videotron yang disebutkan dalam grafik sebelumnya.
Query pencarian yang terkait dengan Anies Baswedan yang diberikan di bawah grafik menunjukkan peningkatan yang signifikan, seperti "videotron anies diturunkan" dengan peningkatan sebesar +700% dan "videotron anies di takedown" dengan +450%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara takedown videotron dan lonjakan pencarian terkait di YouTube.
Dalam konteks Streisand Effect, analisis ini mengindikasikan bahwa tindakan penurunan videotron yang berkaitan dengan Anies Baswedan telah mengakibatkan peningkatan minat dan pencarian informasi terkait di YouTube, sebuah platform media sosial yang berbeda dari Twitter dan media online. Peningkatan pencarian ini menunjukkan bahwa upaya untuk menghapus atau menyensor konten di satu platform dapat memicu rasa ingin
Peningkatan pencarian ini menunjukkan bahwa upaya untuk menghapus atau menyensor konten di satu platform dapat memicu rasa ingin tahu dan menyebabkan orang mencari informasi lebih lanjut di platform lain, dalam hal ini adalah YouTube. Ini adalah contoh klasik dari Streisand Effect di mana usaha untuk menyembunyikan atau mengontrol informasi justru meningkatkan perhatian publik.
Peningkatan drastis dalam query pencarian yang berhubungan langsung dengan videotron dan Anies Baswedan di YouTube menunjukkan bahwa pengguna platform ini menjadi sangat tertarik dengan isu tersebut setelah kejadian 'takedown'. Ini tidak hanya memperluas diskusi mengenai videotron dan Anies Baswedan, tetapi juga kemungkinan menarik lebih banyak penonton ke konten yang berhubungan dengan mereka, baik itu berita, analisis, atau diskusi.
Secara keseluruhan, data yang disajikan menegaskan bahwa isu yang mencoba untuk dibatasi atau dihapus dari pandangan publik seringkali mendapatkan visibilitas yang lebih tinggi, dan dalam kasus ini, di berbagai platform media. Streisand Effect di YouTube ini menunjukkan bahwa efek tersebut tidak hanya terbatas pada satu jenis media, tetapi bisa menyebar lintas platform secara cepat dan luas.
SNA VIDEOTRON
Analisis Social Network Analysis (SNA) ini menunjukkan peta percakapan yang terjadi di Twitter mengenai 'videotron'. Dari visualisasi ini, kita dapat melihat adanya dua klaster utama yang muncul: klaster yang mendukung 'videotron' (Pro Videotron) dan klaster yang kritis terhadap 'videotron' (Kritis thd Videotron).
Klaster Pro Videotron tampaknya memiliki pusat atau node yang sangat aktif di mana banyak retweets terkonsentrasi. Ini menunjukkan bahwa ada sekelompok pengguna yang secara aktif mempromosikan atau mendukung videotron, berbagi informasi yang positif atau berpihak pada videotron. Nama akun dengan handle @aniesbubble dan @olpproject menjadi sangat menonjol, yang bisa jadi merupakan akun utama atau influencer yang mendukung videotron.
Di sisi lain, klaster yang Kritis terhadap Videotron meskipun kecil ukurannya menunjukkan adanya percakapan yang berlawanan. Klaster ini terdiri dari pengguna yang membagikan konten atau opini yang menentang atau mengevaluasi videotron secara kritis. Keberadaan klaster ini menunjukkan bahwa ada diskusi yang signifikan yang tidak hanya mencerminkan penerimaan terhadap videotron, tetapi juga perlawanan dan kritik terhadapnya. Pada klaster ini, mungkin terdapat percakapan yang mengangkat isu-isu tertentu mengenai videotron atau dampaknya yang mungkin dianggap negatif oleh sebagian orang.
Jika kita mengaitkan dengan Streisand Effect yang dibahas sebelumnya, kehadiran dua klaster yang jelas menunjukkan bahwa usaha penurunan videotron telah mendorong dialog yang lebih luas di Twitter, bukan hanya meningkatkan jumlah sebutan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa publik tidak hanya menjadi lebih sadar akan keberadaan videotron itu sendiri, tetapi juga terlibat dalam diskusi aktif yang mewakili berbagai perspektif, baik pro maupun kontra.
TOP INFLUENCER VIDEOTRON
Berikut ini beberapa akun yang paling banyak mendapat engagement retweet dalam percakapan tentang videotron. @aniesbubble@Mdy_Asmara1701@olpproject@ekowboy2@anieswords@kumparan@DevinaYo@tatakujiyati@Spark_Marconi@aly_benzema@kafiradikalis@tijabar@tvOneNews@ZAEffendy@logos_id@Riweh_Banget@younghooneys@anas_pnk90@kejutam@xopch@Kang_Comot@abulmuzaffar10@yshmne___@imanlagi@CakKhum@Malika6027@Tan_Mar3M@wonwoosih@Lam_Sijan@DenmasSojo
MOST RETWEETED
Cuitan-cuitan yang paling banyak mendapat retweet ini menampilkan berbagai respons dari dukungan, kritikan, hingga candaan mengenai takedown videotron yang berkaitan dengan Anies Baswedan, yang merupakan salah satu tokoh politik di Indonesia.
Beberapa cuitan menunjukkan dukungan kepada Anies Baswedan dengan menyebut bahwa tindakan takedown videotron tersebut tidak sebanding dengan pengaruh dan dukungan yang dia miliki, mengindikasikan bahwa upaya penurunan videotron malah meningkatkan dukungan terhadapnya.
Terdapat pula cuitan yang mengkritik tindakan takedown tersebut, dengan mengajak publik untuk menilai situasi tersebut sendiri, menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap keputusan yang diambil.
Cuitan lainnya memanfaatkan situasi tersebut untuk menciptakan narasi yang lebih ringan, bahkan membandingkan situasi dengan drama khas K-Pop yang sangat digemari di Indonesia, yang bisa jadi merupakan bentuk sarkasme atau sindiran.
Beberapa cuitan dari media berita yang mendapatkan banyak retweet menandakan bahwa isu videotron ini mendapat liputan luas dan menjadi topik yang hangat, tidak hanya di media sosial tetapi juga dalam pemberitaan media mainstream.
RESPON KRITIS TERHADAP VIDEOTRON
Respon kritis yang ditampilkan dalam cuitan-cuitan ini terhadap kasus videotron mencerminkan keinginan publik untuk transparansi dan akuntabilitas. Berikut rangkuman yang dapat dibuat:
Cuitan pertama mengajak akun yang terkait dengan Anies Baswedan untuk membuka data dan kontrak yang berkaitan dengan videotron yang ditakedown, dengan tujuan untuk memperjelas situasi dan menentukan apakah ada tekanan yang menyebabkan videotron tersebut dihapus. Ada permintaan untuk membuktikan kebenaran dari klaim yang dibuat seputar tekanan tersebut, dengan mengajak kerjasama publik untuk mengungkap kebenaran.
Cuitan kedua menyampaikan bahwa masalah videotron ini bukan sekedar tentang idol atau kepentingan pribadi, melainkan telah menjadi isu publik yang penting. Cuitan ini juga menyinggung bahwa meskipun Anies Baswedan adalah seorang tokoh publik senior, terdapat persepsi bahwa mungkin ada penggiringan opini atau tekanan yang berpengaruh terhadap keputusan untuk menurunkan videotron.
Cuitan ketiga mencerminkan skeptisisme dan meminta bukti konkret, seperti kontrak videotron dan uraian vendor, yang menunjukkan bahwa tidak ada perintah resmi untuk penurunan videotron dan bahwa draft hanya beredar di media sosial. Secara keseluruhan, cuitan-cuitan ini menunjukkan bahwa netizen menginginkan klarifikasi atas kejadian tersebut, serta menuntut bukti yang mendukung klaim yang beredar agar dapat membuat penilaian yang adil.
TOP HASHTAGS
Berdasarkan gambar berikut, tampak ada berbagai tagar yang digunakan dalam konteks videotron yang mencerminkan berbagai sikap dan reaksi terhadap situasi yang berkaitan dengan Anies Baswedan. Tagar-tagar tersebut berkisar dari dukungan, pemberitaan, hingga komentar yang lebih ringan atau humoris. #PahitManiesAlwaysWithAnies: Tagar ini menjadi yang paling banyak ditweet dengan 20,154 tweets dan mungkin digunakan oleh pendukung Anies yang ingin menunjukkan solidaritas mereka terlepas dari kontroversi yang ada.
#Anies: Tagar dengan nama sederhana ini mendapat 10,128 tweets dan kemungkinan besar digunakan untuk berbagai macam konten yang berhubungan langsung dengan Anies Baswedan, baik yang mendukung maupun yang kritis.
#SpotAbahAnies: Dengan 13,766 tweets, tagar ini mungkin digunakan untuk membahas iklan atau 'spot' yang berhubungan dengan Anies, mungkin termasuk yang ada di videotron yang diturunkan.
WORDCLOUD DI TWITTER
Wordcloud ini adalah representasi visual dari kata-kata yang paling sering muncul dalam diskusi online terkait dengan videotron. Kata-kata yang lebih besar menunjukkan frekuensi yang lebih tinggi dalam percakapan. Dari wordcloud ini, kita dapat melihat beberapa pola dan tema yang menonjol:
Anies: Nama ini sangat menonjol, menunjukkan bahwa Anies Baswedan adalah subjek utama dalam diskusi terkait videotron.
Ditakedown: Kata ini juga menonjol, yang mengindikasikan bahwa banyak diskusi berfokus pada tindakan penghapusan atau penurunan videotron.
Kpopers: Munculnya kata ini menunjukkan bahwa komunitas penggemar K-pop mungkin terlibat atau terpengaruh oleh isu videotron, atau bahkan mungkin videotron tersebut memiliki konten yang berkaitan dengan K-pop.
Dukung: Ini menunjukkan adanya dukungan dalam komunitas untuk subjek atau pihak yang terkait dengan videotron.
Viral dan Pakut: Mungkin mengacu pada bagaimana topik ini menjadi viral atau mendapatkan banyak perhatian secara cepat dan cara pembicaraan yang 'menggigit' atau kritis dalam diskusi.
Abah, yang biasanya merupakan panggilan akrab dalam Bahasa Indonesia, mungkin digunakan untuk menyebut Anies Baswedan dengan cara yang lebih dekat atau penuh kasih sayang oleh pendukungnya.
Wordcloud ini mencerminkan berbagai aspek dari diskusi yang terjadi seputar videotron, menunjukkan keterlibatan emosional yang tinggi, polarisasi opini, dan dinamika politik atau sosial yang kompleks. Pembicaraan tampaknya tidak hanya seputar fakta penurunan videotron itu sendiri, tetapi juga berkaitan dengan personalisasi isu, dukungan komunitas, dan spekulasi atau teori yang beredar di kalangan netizen.
TOPIC MAP VIDEOTRON DI BERITA ONLINE
Topic map yang disediakan menggambarkan distribusi dan ukuran topik-topik yang terkait dengan pemberitaan online mengenai videotron. Dalam visualisasi seperti ini, ukuran kotak mengindikasikan volume atau jumlah artikel yang berkaitan dengan topik tertentu. Berikut adalah analisis dan deskripsi berdasarkan informasi yang tersedia:
Iklan Videotron Anies Jarang Sekalinya Ada Diturunkan: Kotak dengan teks ini cukup besar, yang menunjukkan bahwa topik tentang seberapa sering videotron yang berhubungan dengan Anies Baswedan diturunkan menjadi pembahasan yang cukup dominan dalam berita.
Videotron Anies di Graha Mandiri Di-Take Down, Pemprov DKI: Ini Ranah Swasta: Ini merupakan topik lain yang menonjol, menunjukkan bahwa ada liputan khusus mengenai penurunan videotron di lokasi spesifik dan respons dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menegaskan bahwa hal itu adalah masalah swasta. Anies Baswedan: Nama ini muncul dalam berbagai ukuran dan konteks, menandakan bahwa berbagai aspek terkait dengan Anies Baswedan dan videotron mendapatkan banyak perhatian dalam pemberitaan. Bawaslu: Lembaga pengawas pemilu ini juga muncul di dalam topic map, mengindikasikan bahwa mereka mungkin terlibat dalam investigasi atau penelaahan terkait dengan videotron Anies.
KPU dan Pemenangan Amin: Kata-kata ini menunjukkan bahwa pemberitaan mungkin berkaitan dengan konteks pemilihan umum atau politik, dengan fokus pada kandidat tertentu atau hasil pemilihan. Polemik dan Pelanggaran: Kata-kata ini menunjukkan bahwa ada kontroversi dan kemungkinan pelanggaran yang terkait dengan kasus videotron.
K-Popers: Seperti yang dilihat sebelumnya, ada pembicaraan mengenai penggemar K-pop dalam konteks ini, mungkin berkaitan dengan isi dari videotron atau reaksi komunitas K-pop terhadap penurunannya.
Dari topic map ini, dapat dianalisis bahwa isu videotron terkait Anies Baswedan mendapat banyak perhatian dari berbagai sudut pandang dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pengawas, aktivis, dan komunitas penggemar K-pop.
Diskusi mengenai videotron ini tampaknya tidak hanya terbatas pada tindakan penurunannya, tetapi juga pada konsekuensi hukum, politik, dan sosial yang lebih luas. Isu ini juga terkait erat dengan dinamika politik lokal, seperti ditunjukkan oleh referensi ke Pemprov DKI dan Bawaslu, dan tampaknya memicu debat tentang batas antara ranah publik dan swasta, serta tentang penggunaan ruang publik untuk pesan politik.
KESIMPULAN (OLEH AI)
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat beberapa percakapan yang terkait dengan videotron yang diturunkan. Berikut adalah analisis topik percakapan terkait videotron:
1. Videotron Anies Baswedan diturunkan: Videotron Anies Baswedan yang dipesan oleh Olppaemi Project diturunkan pada 15 Januari 2024. Videotron tersebut seharusnya tayang selama seminggu, namun diturunkan kurang dari 24 jam setelah dipasang. Ada kekagetan dan kekecewaan dari beberapa pengguna media sosial terkait penurunan videotron tersebut.
2. Reaksi dan tanggapan terhadap penurunan videotron: Beberapa pengguna media sosial menyatakan dukungan dan semangat mereka terhadap Anies Baswedan meskipun videotron diturunkan. Ada juga pengguna media sosial yang menyatakan kekecewaan dan mengkritik penurunan videotron tersebut. Beberapa pengguna media sosial mengaitkan penurunan videotron dengan intimidasi dari rezim atau pemerintah.
3. Pertanyaan dan spekulasi terkait penurunan videotron: Beberapa pengguna media sosial bertanya-tanya mengapa videotron Anies Baswedan diturunkan. Ada spekulasi bahwa penurunan videotron terkait dengan intimidasi dari rezim atau pemerintah. Ada juga pertanyaan apakah videotron Anies Baswedan di daerah lain juga akan diturunkan.
4. Dukungan dan kekecewaan terhadap Anies Baswedan: Beberapa pengguna media sosial menyatakan dukungan dan semangat mereka terhadap Anies Baswedan meskipun videotron diturunkan. Namun, ada juga pengguna media sosial yang kecewa dengan penurunan videotron dan menyatakan bahwa Anies Baswedan seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih tempat pemasangan videotron.
5. Persepsi terhadap elektabilitas Anies Baswedan: Ada pengguna media sosial yang menyatakan bahwa penurunan videotron Anies Baswedan tidak mengurangi semangat mereka untuk memilihnya. Namun, ada juga pengguna media sosial yang menyatakan bahwa penurunan videotron menunjukkan bahwa elektabilitas Anies Baswedan tidak sebesar yang diklaim sebelumnya.
RANGKUMAN
Berdasarkan informasi yang telah diunggah dan dianalisis, isu videotron yang terkait dengan Anies Baswedan telah memicu reaksi yang signifikan dan beragam di media sosial dan online.
Berikut adalah rangkuman atas isu videotron ini:
Streisand Effect: Tindakan penurunan videotron tampaknya telah memicu fenomena Streisand Effect, di mana upaya untuk mengontrol atau menyembunyikan informasi justru memperbesar perhatian terhadapnya. Hal ini ditunjukkan oleh lonjakan percakapan di media sosial dan online pasca penurunan videotron.
Polarisasi Opini: Ada polarisasi yang jelas dalam opini publik, dengan beberapa orang menunjukkan dukungan kuat terhadap Anies Baswedan melalui berbagai tagar, sementara yang lain menyampaikan kritik dan meminta transparansi serta akuntabilitas atas kejadian tersebut.
Diskusi di Media Sosial dan Online: Media sosial dan platform online seperti Twitter dan YouTube menjadi ruang utama untuk diskusi terkait isu ini, dengan banyak cuitan, tagar, dan video yang memperdebatkan berbagai aspek dari penurunan videotron.
Keterlibatan Komunitas: Komunitas penggemar K-pop (Kpopers) juga terlibat dalam diskusi ini, yang mungkin menunjukkan bahwa konten videotron memiliki kaitan dengan K-pop atau bahwa komunitas ini secara aktif terlibat dalam diskusi politik.
Media dan Topik Berita: Pemberitaan media menunjukkan bahwa isu videotron ini telah menjadi berita utama, dengan topik-topik yang berkaitan dengan ranah hukum, politik, dan pengawasan pemilu. Bawaslu dan Pemprov DKI Jakarta disebutkan dalam konteks penegakan aturan dan peraturan.
Respon Publik: Publik menuntut klarifikasi dan informasi lebih lanjut mengenai kejadian ini, menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan keterbukaan dari figur publik dan lembaga terkait.
Dampak pada Citra Publik: Isu videotron ini memiliki dampak signifikan terhadap citra publik Anies Baswedan, dengan beberapa berita dan tagar yang menunjukkan dukungan sementara yang lain menyoroti kontroversi atau potensi pelanggaran yang terkait dengan videotron tersebut.
Aspek Hukum dan Politik: Terdapat perdebatan tentang aspek hukum dan politik dari penurunan videotron, termasuk pertanyaan tentang siapa yang berwenang dan apa dasar hukum untuk tindakan tersebut, serta implikasi untuk kebebasan berekspresi dan penggunaan ruang publik.
Kesimpulan ini menegaskan bahwa isu videotron terkait Anies Baswedan telah menghasilkan diskusi yang luas dan mendalam, mencakup aspek sosial, hukum, dan politik, serta menyoroti dinamika interaksi antara media sosial, opini publik, dan tanggapan pejabat terpilih dalam era digital saat ini.
Link: https://twitter.com/ismailfahmi/status/1747501060640665659