Dua hari ini banyak yang ngetag saya untuk membuat analisis tentang pengungsi Rohingya. Ditengarai ada upaya sistematis untuk membangun sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya.  

Saya buatkan analisis singkat, ditengah perjalanan di kereta dari Bojonegoro ke Jakarta.  

Keyword: Rohingya

Source: Twitter Periode: 2-8 Desember 2023

Tren Dan Volume

Grafik ini merupakan grafik tren dan volume yang menggambarkan jumlah sebutan berdasarkan jenis media sepanjang beberapa hari pada bulan Desember. Grafik ini memisahkan data menjadi dua kategori: berita online Indonesia (Online News (Ind)) dan Twitter.  

Berikut adalah beberapa poin penting dari grafik tersebut:  

Ada dua garis tren yang menggambarkan dua media yang berbeda. Garis biru muda menunjukkan jumlah sebutan dalam berita online Indonesia, sementara garis biru tua mewakili jumlah sebutan di Twitter.  

Jumlah sebutan di Twitter jauh lebih tinggi dibandingkan dengan berita online, dengan jumlah total sebutan di Twitter mencapai 47,672 dibandingkan dengan 4,421 untuk berita online.  

Total sebutan untuk kedua media tersebut adalah 52,093.  

Grafik menunjukkan data dari tanggal 2 Desember hingga 8 Desember.  Pada tanggal 2 Desember, terdapat 323 sebutan di berita online dan 141 di Twitter. Sementara itu, pada tanggal 8 Desember, jumlah sebutan meningkat menjadi 937 di berita online dan 30,363 di Twitter.  

Grafik ini menunjukkan tren peningkatan jumlah sebutan di kedua media dari waktu ke waktu, dengan peningkatan paling signifikan di Twitter.

SNA ROHINGYA  

Peta SNA ini memperlihatkan adanya dua klaster besar. Klaster Pro Pengungsi Rohingya memiliki volume interaksi yang paling besar.  

Kemudian klaster Kontra Pengungsi Rohingya memiliki ukuran yang lebih kecil, namun masih sangat signifikan volume percakapannya.  

Ada juga klaster kecil akun-akun yang interaksinya tidak natural, menyendiri, yang menggunakan keyword Rohingya untuk topik percakapan mereka sendiri.

SNA KLASTER PRO PENGUNGSI ROHINGYA  

Lebih detail untuk klaster Pro Pengungsi Rohingya, dapat dilihat akun-akun pendukungnya. Beberapa top influencernya adalah @herricahyadi, @neohistoria_id, @zhil_arf, @bandacatturas, @WidasSatyo, dll.

NARASI PRO PENGUNGSI ROHINGYA  

Berikut ini beberapa contoh cuitannya, di ambil dari akun @neohistoria_id, @herricahyadi, dan @zhil_arf.  

Narasi sentimen positif terhadap pengungsi Rohingya di antaranya adalah:  

Ucapan Terima Kasih:  

Beberapa pengguna media sosial, seperti akun @herricahyadi dan @Aceh, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh yang telah menerima pengungsi Rohingya dengan semangat kemanusiaan.  

Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah membuat Peraturan Pemerintah (PP) 125/2016 untuk penanganan pengungsi yang lebih baik.  

Pengguna juga mengapresiasi komitmen UNHCR Indonesia dalam menangani pengungsi Rohingya.  

Semangat Kemanusiaan:  

Beberapa pengguna media sosial, seperti akun @jokowi dan @herricahyadi, menekankan pentingnya menjaga semangat kemanusiaan dan tidak membiarkan semangat tersebut luntur.  

Mereka mengajak untuk terus mendukung dan membantu pengungsi Rohingya sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.

SNA KLASTER KONTRA PENGUNGSI ROHINGYA  

Lebih detail terkait klaster yang kontra ini bisa dilihat di gambar berikut. Terdapat beberapa top influencer, di antaranya adalah: @jengyaws, @tanyarlfes, @kegblgnunfaedh, @convomfs, dll.

NARASI KONTRA PENGUNGSI ROHINGYA  

Beberapa contoh cuitan yang kontra terhadap pengungsi Rohingya di ambil dari pengguna berikut: @convomfs, @kegblgnunfaedh, @Heraloebss, dan @valhalla.  

Berikut adalah analisis percakapan yang menunjukkan sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya:  

Politisasi Isu:  

Beberapa pengguna media sosial mencurigai bahwa isu Rohingya telah dipolitisasi dan digunakan sebagai alat untuk menyerang salah satu calon presiden.  

Mereka menganggap bahwa percakapan tentang pengungsi Rohingya sebenarnya merupakan agenda untuk menyerang dan mencemarkan nama calon presiden tertentu.  

Konflik Horizontal:  

Beberapa pengguna media sosial menunjukkan adanya konflik horizontal antara sesama Muslim dalam menghadapi isu Rohingya.  

Mereka menyoroti adanya perbedaan pendapat dan sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya, yang dianggap sebagai tindakan rasis atau tidak konsisten dengan dukungan terhadap isu Palestina.  

Black Campaign Pilpres:  

Terdapat dugaan bahwa percakapan tentang pengungsi Rohingya juga digunakan sebagai bagian dari kampanye hitam dalam pemilihan presiden mendatang.  

Pengguna media sosial mencurigai adanya tim buzzer yang bekerja untuk menyebar sentimen negatif terhadap pengungsi Rohingya dengan tujuan politik tertentu.

SNA KLASTER RIDING ISU ROHINGYA  

Baiklah, banyak yang minta dibuka. Ini klaster yang memanfaatkan topik-topik yang sedang viral, termasuk Rohyingya, untuk menaikkan visibilitas isu yang mereka sedang angkat.  

Klaster ini memiliki top influencer antara lain @PasukanGanjar, @ENJEULL, @PrajuritGanjar, @YudhaShanny2, @wur_yana25382, dll.

CUITAN RIDING ISU ROHINGYA  

Berikut ini contoh beberapa cuitan yang memanfaatkan keyword Rohingya yang sedang viral.

Link: https://twitter.com/ismailfahmi/status/1733179321853100136