Meskipun cluster kontra pemerintah paling aktif membicarakan dan terbawa narasi "babi panggang" (bipang) dalam dua hari ini, ternyata tren pembahasan topik "test wawasan kebangsaan" (TWK) tidak terlalu terpengaruh. Dua hari terakhir tren TWK tetap tinggi.

Seminggu terakhir (3-9 Mei 2021), total mention TWK (114k) masih lebih tinggi dibanding total mention bipang (86k), meski dalam dua hari terakhir mention bipang (86k) jauh lebih tinggi dari TWK (34,5k).

SNA TWK (9 Mei 2021)  
Peta percakapan tentang TWK hari ini (9 Mei) memperlihatkan cluster Kontra TWK jauh lebih besar dari cluster Pro TWK.   Tampak dalam cluster Kontra TWK, bersatu netizen yang selama ini kontra pemerintah dengan netizen umum, ormas, dan aktivis.

NARASI KONTRA TWK  
Selain akun2 yg dikenal sebagai oposisi, dalam cluster Kontra TWK juga terdapat @muhammadiyah, @GUSDURians, @Lakpesdam_PBNU, @febridiansyah, dan akun2 media mainstream seperti @kompasTV, @tempodotco, @korantempo, @kumparan, @detikcom, dl.

Beberapa narasi dari cluster ini misalnya:  
@muhammadiyah: tidak ada hubungan wawasan kebangsaan dengan urusan jilbab. @GUSDURians: TWK banyak indikasi seksis, rasis, diskriminatif, dan berpotensi melanggar HAM.  
@febridiansyah: TWK kontroversial, ancam 75 pegawai terbaik.

NARASI PRO TWK  
Sedangkan dari cluster Pro TWK, tak tampak akun2 dari tokoh nasional, organisasi besar, atau media mainstream.   Contoh narasi dari cluster ini misalnya: @_AnakKolong: share video pernyataan Prof Edward Omar untuk mencounter @febridiansyah dan 75 pegawai KPK.

@FerdinandHaean3: TWK itu wajib, kalau tidak lulus tidak bs jadi ASN.  
@mochamadarip: menyampaikan inkonsistensi logika kadrun (mereka yg kontra TWK), kl 75 pegawai ini lulus, maka TWK benar, kalau tidak maka TWK dianggap melemahkan KPK.  
@Syarman59: Taliban sudah melemahkan KPK.

TOPIC MAP BERITA ONLINE (9 MEI 2021)  
- Pimpinan KPK: memastikan tidak ada pegawai yang diberhentikan.
- Lakpesdam PBNU: TWK sengaja untuk melemahkan KPK.
- Muhammadiyah: urusan jilbab di TWK potensi memecah belah bangsa.
- Emil Salim: berdiam diri berarti bersepakat.

KESIMPULAN  
1/ Sudah seminggu dan tren perbincangan tentang TWK untuk pegawai KPK ternyata masih tinggi. Meski ada isu baru yang sangat kontroversial dan menyita perhatian netizen (isu Bipang), ternyata tidak terlalu mempengaruhi volume percakapan tentang TWK ini.

2/ Di berita online juga tampak kritik dan penolakan atas hasil TWK dari ormas besar seperti Muhammadiyah dan NU, juga dari AJI, ICW, dll serta dari tokoh seperti Emil Salim, Busyro Muqoddas, dll.

3/ Di sisi lain, cluster pendukung hasil TWK pegawai KPK lebih kecil dari yang menolak TWK, dan ternyata berkurang volumenya, setidaknya untuk hari ini.

Link: https://twitter.com/ismailfahmi/status/1391416190786936838