Oleh: Ismail Fahmi

Dalam tiga hari terakhir ini, percakapan dan pemberitaan tentang dilunasinya divestasi Freeport meningkat pesat. Drone Emprit (DE) menggunakan kata kunci Freeport tanpa filter untuk menangkap percakapan di Twitter dan berita di media online.

Dari peta SNA Drone Emprit, tampak percakapan di Twitter dikuasai oleh cluster besar pro pemerintah dengan sentimen yang positif (hijau), sedangkan cluster oposisi relatif lebih kecil dengan sentimen cenderung negatif (merah). Akun jokowi, mohmahfudmd, dan budiman sujatmiko termasuk yang paling dominan.

Di antara kedua cluster itu, ada akun Said Didu. Dia cenderung berada agak di tengah, karena pernyataannya yang obyektif mengapresiasi capaian pemerintah ini, meski tidak memuja berlebihan sehingga disukai sebagian dari kubu pemerintah. Namun dia proporsional dalam menilai, bahwa ini sebagai aksi korporasi, sehingga disukai kubu oposisi. Selain disukai kedua cluster, juga di-bully kedua sisi.

Melihat narasi yang diangkat oleh kedua cluster, melalui most retweeted statuses, tampaknya cluster pro pemerintah sudah mempersiapkan penjelasan, argumen, dan  jawaban yang lengkap. Baik untuk promosi maupun untuk menangkis kritik. Terkesan, keberhasilan ini adalah kesuksesan Jokowi semata.

Sedangkan dari cluster oposisi, terkesan alasan menolak atau mengkritiknya hanya berdasarkan satu alasan yang diulang-ulang. Yaitu bahwa harusnya tanpa perlu dibeli sahamnya, Freeport dengan sendirinya bisa menjadi hak Indonesia. Mereka juga membandingkan kesuksesan penguasaan 100 persen saham Inalum dari Jepang pada masa pemerintahan SBY.

Dari pola engagement, yang lebih banyak retweet dibanding status mention baru, dan sebaran twit berdasarkan jumlah follower, tampaknya percakapan tentang Freeport ini lebih natural. Keterlibatan banyak top influencer sudah cukup untuk mengangkat percakapan tanpa perlu bot.

Dari argumen yang diangkat kedua cluster, bisa disimpulkan bahwa bangsa Indonesia patut bersyukur atas dikuasainya mayoritas saham Freeport ini. Namun, pujian dan syukur ini harus proporsional kreditnya, baik kepada pemerintah sekarang yang mengupayakan, dan pemerintah sebelumnya yang berkontribusi dengan menyiapkan Inalum sehingga bisa jadi kendaraan buat menguasai Freeport.